Chapter 89 ♗ (Sinfhar's arc end)

259 38 3
                                    

Norra baru saja mengangkat tangannya hendak menempatkan kedua ujung jarinya ke kening Jorel. Akan tetapi muncul sebuah tangan dari samping belakangnya, meraih pergelangan tangannya dan menahannya sebelum dia berhasil menempelkan kedua ujung jarinya itu.

Dia terperangah hingga akhirnya dia mengerutkan keningnya. Menoleh ke arah dimana tangan itu berasal untuk melihat siapa pemilik dari tangan tersebut. Itu Caessar. Mage calon Gubernur baru Sinfhar itu berkata. "Saerin Norra. Saya harus meminta Anda untuk menunda itu."

Norra menaikkan alisnya.

"Alasannya?"

Caessar tidak menjawab. Dia menoleh pada Rhinel dan Rodnell. "Kalian berdua. Tolong pegangi Selim Jorel untukku."

Rodnell langsung bergerak mengikuti ucapannya tanpa mengatakan apapun. Rhinel merasa dirinya tidak masalah untuk mengikuti yang diminta kakak Jowan temannya itu, tapi dia merasa dirinya tidak bisa tidak berkerut kening karena dia merasa ada perubahan atmosfir tiba-tiba di antara kakak Jowan itu dan sang Tuan Muda Bardev. Tapi yang menjadi perubah atmosfir itu adalah Caessar sendiri seorang.

Alister bisa langsung menangkap apa sebenarnya yang sedang berlangsung dan melepaskan tangannya dari Jorel membiarkan mage bernama Rodnell tadi mengambil alih tempatnya. Dylan juga menangkap hal yang sama. Tapi berbeda dengan Alister, dia merasa dia tidak bisa menerima perubahan perlakuan mendadak itu. "Tuan Caessar. Apa maksudnya ini?"

Caessar membiarkan isi benaknya terbuka. "Mungkin memang terkesan menciptakan hubungan kecurigaan yang tidak baik. Tapi saya harap Saerin Dylan juga akan membiarkan saya menjelaskannya nanti."

Dylan memiliki wajah yang muram. Pada akhirnya dia ingin menjadikan Valias sebagai tolak ukur pengambilan keputusannya. "Tuan Muda Norra. Bisa aku bicara pada Valias?"

Norra tercengang mendapati apa yang dipintai Dylan. Tapi tetap menangkap alasan kenapa Dylan menginginkan orang yang dia panggil Paman itu.

Dia baru akan meminta Alister menghampirinya. Tapi di saat itu Valias di dalam kepalanya lebih dulu berucap. "Tidak perlu bertukar tempat. Beritahu dia untuk mengikuti permintaan Tuan Caessar."

Norra hampir mengutuk karena untuk pertama kalinya dia mengetahui bagaimana rasanya ada suara seseorang di dalam kepalanya. Berarti itulah yang dirasakan sosok Pamannya itu setiap kali dia bicara dari dalam sana. Dia berkata. "Valias bisa melihat dan mendengar semuanya dari dalam sini. Aku pun juga begitu ketika dia yang sedang memimpin. Dia juga sudah bilang sesuatu padaku. Dia bilang agar kau mengikuti yang dikatakan Tuan Caessar."

Dylan menyangkutkan matanya pada Norra yang memiliki penampilan dari Valias itu. Dia berusaha mencaritahu apakah sosok Norra itu mengatakan yang sebenarnya. Tapi lama kelamaan dia merasa bahwa memang benar sesuatu seperti itulah yang akan dikatakan Valias. Valias selalu menempuh jalur damai.

Dylan melepaskan pegangannya pada Jorel. Hingga tempatnya tadi digantikan oleh Rhinel yang lebih dulu menyempatkan dirinya untuk berbisik minta maaf hati-hati pada Dylan.

Caessar merasa bahwa keadaan yang sekarang sudah sesuai dengan yang sebagaimana dia pikir paling bijaksana. Dia menginisiasikan langkah keduanya. "Saya berterimakasih atas pengertian Anda." Dia menundukkan kepalanya sesaat, lalu berkata lagi. "Jika boleh saya ingin kita semua untuk sementara kembali masuk ke dalam Palis. Karena saya merasa ada beberapa hal yang harus kita bahas bersama terlebih dahulu sebelum melakukan hal lain apapun."

Alister tidak mengatakan apapun dan hanya membenarkan pengambilan keputusan yang dibuat mage bernama Caessar itu dalam diamnya. Dalam sesaat dia sudah berhasil dibuat mengakui kompetensi pembuatan kebijakan pemuda yang ditunjuk para rekan mage-nya untuk menjadi Gubernur baru Sinfhar itu.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now