Rencana B

154 20 4
                                    

Sunwoo berdiri dari duduknya saat melihat Hyunjin keluar kelas. Cowok itu mendengkus. Hyunjin nggak bisa diajak baik-baik. Setelah dia mengirimkan chat kepada seseorang, lantas langsung pergi.

"Mau kemana?" Haechan bersuara. Dia nggak pernah liat Sunwoo semenggebu-gebu itu.

"Jam kelima sampai ke tujuh kosong. Gue mau keluar bentar. Nanti sekitar jam satuan gue bakalan balik lagi."

"Lo mau bolos?" Suara Soobin mengintimidasi di belakang Sunwoo.

Badan Sunwoo balik menghadap Soobin lalu menyeringai. "Kalo lo mikirnya begitu silahkan. Gue nggak peduli."

Selesai dengan ucapannya Sunwoo langsung pergi ninggalin mereka dengan ribuan tanda tanya di atas kepala. Mashiho aja sampe ngumpet di ketek Jihoon. Dia takut, Sunwoo nggak pernah keliatan seserius itu.

"Dia kenapa sih?" Junkyu bertanya. Dia baru aja masuk kelas sama Haruto di sampingnya. Kaget pas papasan tadi depan kelas muka Sunwoo udah kayak orang mau meledak aja.

"Abis dari mana lo berdua hah?!" Belum juga pantat Junkyu nyentuh bangku, Jaemin langsung nembak dia pake pertanyaan.

Mata Junkyu memutar malas. "Gue kan tadi bilang mau ambil buku Fisika ke rumah. Lo pikun?"

"Harus banget sama Haruto?" Haechan masuk ke dalam obrolan. Walau tak banyak yang memperhatikan, akhir-akhir ini Junkyu nempel terus sama Haruto. Si anak kelas sebelah. Bahkan waktu kerja kelompok di rumah Hyunjin aja tuh anak ngajak Haruto.

"Apa sih? Emangnya kalian mau nganterin gue?" Melihat temannya yang terdiam Junkyu merasa dia menang. "Nah, yaudah sih."

"Tapi Haruto nggak bakalan rela kalo—"

"Udah weh, iya gue sama Junkyu pacaran. Napa? Mau ngamuk?" Haruto yang gedek daritadi di pojokin milih ngalah. Debat sama Jaemin & Haechan mah gabakalan pernah berakhir.

Junkyu melotot. Tangannya reflek gebuk bahu Haruto. "Kok?!"

Haruto meringis sakit sambil ngusapin bahunya. Matanya melirik sekitar, melihat tatapan nggak percaya dari temen-temennya. "Apa? Itu kan yang kalian pengen tau?"

Haechan masih speechless dia mandangin muka merah Junkyu dan muka kesakitan Haruto. Nggak nyangka aja gitu Junkyu bisa ngelelehin es abadi yang ada di tubuh Haruto.

"Njir, lo beneran pacaran sama ni orang judes?"

Haruto jelas kaget di katain Judes begitu. Dia gak nyangka aja image dia di kelas lain emang sejelek itu.

"Heh? Gak baik ngatain orang!" Soobin menengahi. "Harusnya gini nih,"

Sebelum melanjutkan kalimatnya, mereka diperintah Soobin untuk mendekat terlebih dahulu. Membuat lingkaran yang berisi Junkyu dan Haruto di dalamnya.

"PJ WOY PJ! GAK USAH MAHAL-MAHAL! MASAKAN MAMAH JUNKYU AJA UDAH THE BEST!"

Sontak semuanya langsung berpegangan tangan. Mengelilingi Junkyu dan Haruto yang berada di dalam lingkaran sambil loncat-loncat gak jelas.

°

Erik terdiam di tempatnya. Belum aja dia masuk ke kelasnya udah dapet pesan lagi dari seseorang yang amat sangat kampret. Alias itu Sunwoo yang sekonyong-konyong nyuruh dia ke ruang CCTV buat nyalin beberapa data di sana.

Dia yang gedek milih nelpon Sunwoo. "Woy! Gila lo?"

Terdengar suara grusak-grusuk di sebrak sana. Membuat dahi Erik mengkerut. "Masih waras kok."

Sejenak Erik terdiam. Seumur-umur dia nggak pernah denger suara Sunwoo yang sedatar ini. Nggak ada emosi sama sekali didalamnya.

"Lo ngapain nyuruh gue nyalin data CCTV heh?" Suara Erik memelan di akhir kalimat. Kakinya melangkah besar ke arah tempat yang disuruh Sunwoo.

EPHEMERALDonde viven las historias. Descúbrelo ahora