Feeling

190 13 4
                                    

Gemuruh mulai terdengar bersahutan namun hujan tak juga kunjung datang. Angin malam dinginnya sudah menusuk tulang tak pemuda itu hiraukan. Baju rumah sakit yang dirinya kenakan tak bisa menghalau kencangnya angin yang terus-menerus menerpanya. Di dalam pikirannya hanya ada satu kata.

Mati.

Air mata berlomba-lomba jatuh dari pelupuk mata, juga isak tangis yang lambat laun terdengar menyesakkan.

"Kalo gitu, bunuh aku! Bunuh aku biar kamu bisa bahagia!"

Kalimatnya terdengar tegas namun sarat akan perasaan putus asa. Di depannya seorang lelaki lain tertawa dengan gembiranya.

"Oke kalau begitu. Lakuin apa yang lo bicarain tadi." Tantangnya dengan senyum licik.

Dia Changbin.

"Ayo, Haknyeon. Tunggu apa lagi? Kita udah di tempat yang bagus nih buat lo mati."

Haknyeon terdiam. Matanya sibuk melirik ke arah pintu rooftop yang masih dengan setia tertutup itu.

"Setidaknya harus ada kata perpisahan. Meskipun menyakitkan."

"WOY!"

Pintu rooftop dibuka dengan paksa. Tidak, lebih tepatnya di tendang hingga engsel pintunya copot satu.

Pelaku perusak pintu itu Sunwoo. Sosok yang Haknyeon tunggu kehadirannya. Mata Haknyeon menatap teduh Sunwoo yang terlihat kelimpungan itu.

"Sunwoo."

"Kak Nyeon."

Sunwoo mendekat. Langkahnya tertatih sebab kakinya terluka juga bahunya yang terasa nyeri
saat mencoba membuka pintu tadi.

"Jangan pergi, Kak. Aku mohon." Suara Sunwoo melirih seiring dengan pandangan yang mulai mengabur.

Dia mendengar semuanya. Percakapan antara Haknyeon dan Changbin.

Mata Sunwoo memicing. "Jangan dengerin kata si bajingan itu!"

Changbin yang di pandangi sengit oleh Sunwoo hanya tersenyum miring lalu mengangkat tangannya seolah dirinya adalah maling yang tertangkap basah oleh warga.

"Kak,"

"Sunwoo.." Suara lembut mengalun indah di tengah malam yang kini mulai menitikkan butir-butir air dari langit.

Haknyeon kembali tersenyum teduh. Jarum infusan yang masih menancap di punggung tangannya dia lepas paksa. Menimbulkan rasa nyeri namun tak Haknyeon hiraukan.

"Woo, liat deh, bintangnya indah kayak kamu, hehe.."

Sunwoo menatap ke arah langit. Ada satu bintang yang masih terlihat bersinar terang.

"Kak, kita bisa gapai bintang bareng-bareng, kan?"

Haknyeon tidak menjawab. Bahkan menggerakan kepala untuk meng-iyakan perkataan Sunwoo pun tidak.

"Kak——"

"HAISH BANYAK DRAMA KALIAN!"

Changbin mendorong tubuh Haknyeon. Nafasnya terengah dengan perasaan lega lebih mendominasi.

"KAK HAKNYEOON!!!!!!!!!!"

Bersamaan dengan teriakan Sunwoo yang melengking, Hujan turun dengan deras. Menyamarkan teriakan Sunwoo yang memanggil-manggil nama Haknyeon.

"BAJINGAN LO CHANGBIN!"

Sunwoo buru-buru turun. Meninggalkan Changbin yang masih menetralkan nafasnya. Tubuhnya gemetaran.

Prang!

"Aduh kok pake jatoh sih."

"Lo."

Orang itu terdiam. Sedikit demi sedikit kepalanya mendongak. "Oh, Ha-hai!"

EPHEMERALWhere stories live. Discover now