Rahasia

138 14 4
                                    

Gerah.

Itulah yang sekarang mereka rasakan di dalem kelas. Bahkan dua kipas angin aja nggak kerasa saking panasnya. Haechan udah loyo di bangkunya. Dia nidurin kepala di atas meja. Natepin temen-temennya yang kebanyakan ngelakuin hal serupa.

"Bin, izin jajan ke kantin lah! Pen beli es!" Jaemin mencak-mencak di depan Soobin yang lagi tiduran di lantai.

Jeno mendengkus. Lengkingan suara Jaemin ngebuat dia nggak fokus ngerjain soal Kimia yang tadi dikasih pak Hyunsuk. "Berisik Jaem!"

Bibir Jaemin mengerucut lucu. Dia nyeka keringat di dahinya. "Bodo! Gue mau beli es! Gausah pada nitip kalian!!"

Haechan di pojok ruangan langsung sumringah. "Jaem! Ikut!!!"

Jungmo, Bomin sama Junkyu geleng-geleng kepala aja. Sekarang Haechan sama Jaemin itu udah macem perangko sama surat. Nemplok mulu kayak nggak bisa dipisahin.

Mashiho nengok ke arah Jihoon yang sekarang lagi main game sama Junkyu. Dia udah macem anak yang ditelantarin. Gak ada temen, gak ada yang ngajak. Akhirnya dia milih nyamperin Guanlin yang sekarang lagi VC an sama kucingnya.

"Alin~"

Guanlin menoleh, lantas dia senyum sampe matanya menyipit. "Eh, Cio! Sini-sini. Alin punya kucing baruuu~!!!"

Tiga kucing lucu yang di gendong seorang wanita itu mengeong. Menggeliat lucu ngebuat Mashiho gemes sendiri. "Ihhh!! Lucuuu!"

Mata Mashiho berbinar, "Cio mau liaaatt!!!"

Karena gerakan agresif Mashiho bikin Guanlin menghindar. Dia takut terjadi apa-apa sama ponselnya. "Pelan-pelan atuh!"

Adik dari Jihoon itu cemberut. Guanlin kok galak banget, batinnya merana.

"Eh, jangan nangis. Ini aku pinjemin. Maaf yah tadi udah bentak-bentak." Kata Guanlin menyesal. Pandangannya menurun dengan jari kelingking yang terangkat di depan wajah Mashiho. "Baikan?"

Mata Mashiho mengerjap. Bibir mengerucutnya sekarang digantikan dengan senyum secerah matahari. Dengan sigap dia menautkan jari kelingkingnya. "Hum! Kita baikan!"

Guanlin tersenyum lalu membawa Mashiho kedalam pelukannya. Mengusap kepala yang lebih muda sembari merapihkannya.

"Cio sayang Alin. Pulang nanti beli permen kapas yah?"

Kepala Guanlin mengangguk. Lalu tangannya membuat gestur hormat. "Siap!"

Keduanya lantas tertawa.

Jihoon yang melihat itu merasakan hangat di hatinya. Lantas dia berdiri, meninggalkan ponselnya di pangkuan Junkyu.

"Mau kemana?"

"Nyusul Haechan sama Jaemin. Mau beli minum."

"Oalah."

Belum juga Jihoon keluar kelas, muncul Haechan sama Jaemin dengan muka ketekuknya. Nggak lupa baju seragamnya yang udah basah sama keringet.

"Buset, berenang di mana?" Tanya Jihoon keheranan. "Katanya mau beli jajan? Kok balik kagak bawa apa-apa?" Lanjutnya.

Haechan mengdengkus disusul Jaemin yang langsung melengos begitu saja. Sekelas mendadak bisu saat melihat bayangan seseorang.

"Ekhm! Kembali ke tempat duduk kalian masing-masing!"

Bu Siska muncul dengan wajah garangnya. Nggak lupa sama beberapa buku tugas di tangannya. Bomin selaku kabid Pendidikan di kelasnya melongo. Ini belum waktunya ganti pelajaran tapi Bu Siska udah masuk kelas.

"Kenapa Bomin kamu menatap saya seperti itu?"

Bomin langsung mengalihkan pandangan. Malas berdebat dengan sang guru Bahasa Inggris yang merangkap jadi Wakil Kesiswaan itu.

EPHEMERALWhere stories live. Discover now