someone we both love

739 87 54
                                    

Happy Reading

.

.

.

Off menatap gun yang terdiam membisu...

Dia tau gun pasti kecewa padanya..

"Sayang...!"

Gun menoleh dan terlihat marah..

Bukan.. Dia terlihat sangat sedih..

"Kamu tidak berhak memanggilku begitu.."

"Maaf..."

"Hanya maaf...?"

"Aku...

"Sudahlah... Aku mau pulang.."

"Mau pulang kemana..Ini rumahmu.. Rumah kita..Lagi pula aku ingin bicara padamu.."

"Mau bicara apa lagi...?"

"Soal kita.."

Gun mendengus marah..

"Kita.. Memang ada apa dengan kita.. Sahabatmu meninggal dan kamu tidak menemuinya untuk yang terakhir kali.. Padahal dia sangat ingin bertemu denganmu.."

"Iya aku tau..."

"Kalau kamu marah.. Marah saja padaku.. Jangan pada tay apalagi sampai membenci dirinya.."

Off hanya diam mendengarkan apa yang ingin gun katakan...dia membiarkan gun meluapkan emosinya.

"Jadi ini semua salahku.. Iya..?"

"Bukan sayang..."

"Aku bukan sayang kamu.." Kesal gun..
"Kamu tau aku membencimu.. Aku sangat membenci dirimu.."

Off bangun dan mendekat pada gun..

"Aku yakin kamu tidak begitu..Bagaimana kamu bisa membenci diriku..Kalau setiap ada kesempatan kamu datang kesini... Memeluk bantal diriku sembari menangis.."

Gun membelalak tidak percaya..

Bagaimana off bisa tau..

"Aku ingin sekali menemui langsung dan memelukmu lalu mengatakan.. Jangan takut sayang aku ada disini.."

"Apa maksudmu...?" Tanya gun.

"Aku tidak pernah pergi.. Aku selalu ada di dekatmu dan tay... Memperhatikan dirimu juga tay..."

Gun menangis..

"Sayang Maaf..Aku melakukan itu demi tay
Aku ingin dia menghabiskan waktunya tanpa khawatir kamu akan bersikap tidak enak padaku.. Kalau aku tidak pergi kamu pasti juga akan merasa canggung saat dengan tay..."

"Tapi tetap saja... Kenapa.. Kenapa kamu pergi selama itu.. Hah... Kamu tidak tau kan kalau tay sangat ingin bertemu denganmu.."

"Aku tau...Dan aku sudah menemui dia lewat sambungan video call..Aku sengaja minta tay untuk merahasiakan hal itu.."

Gun lagi lagi menatap off dengan kesal..

"Aku membencimu..."

"Iya tidak apa.. Aku tau kamu kecewa.. Tapi biarkan aku tetap bersamamu ya.. Tay minta aku untuk bersamamu.."

"Astaga..." Gun mendesah frustasi..

Off bangun lalu masuk ke kamar tidak lama dia keluar membawa sebuah kertas yang di lipat..

"Sayang.. Ini surat dari tay.. Kamu ingin membacanya...?"

Gun bangun dan mengusap air matanya

"Aku mau pulang..."

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang