25.| Melati di Tapal Batas

346 72 0
                                    

"SELAMAT ulang tahun, Rabella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SELAMAT ulang tahun, Rabella. Semoga semakin bahagia dan mendapat kebaikan yang berlimpah. Doa terbaik Mas untuk kamu." Pierre berucap dengan tulus.

Rabella tersenyum. "Doa doang nih? Hadiahku mana?" Ia mengulurkan tangan.

"Ada di mobil. Sebentar aku ambilkan."

"Aku ikut," potong Naina cepat.

Anggota keluarga Pierre tampak bersiap menggoda Naina dan Pierre. Bahkan Rabella sudah mengambil ancang-ancang untuk meledek sang kakak.

Pierre mengangguk cepat. Ia dan Naina keluar rumah dengan segera. Sesampai keduanya di mobil, Pierre terlihat membuka bagasi sementara Naina tampak mengambil paper bag yang tertinggal di kursi penumpang.

"Kau bawa apa?" Pierre menunjuk paper bag Naina dengan dagunya.

"Ini? Hadiah buat Rabella, apa lagi."

"Seharusnya kau tidak perlu repot seperti ini. Kedatanganku saja sudah lebih dari cukup buat Rabella," tutur Pierre tidak enak hati.

"Nggak papa. Lagian ini titipan ibu. Mana mungkin aku tolak."

Pierre terdiam.

"Udah, ayo masuk. Rabella pasti udah nungguin."

Pierre mengangguk. Setelah menutup kembali bagasi mobil, keduanya beranjak memasuki rumah. Rabella tampak berbinar melihat kedatangan Naina dan Pierre.

"Buat kamu." Pierre memberikan kado pada Rabella. Disusul Naina yang turut memberikan paper bag-nya.

"Waah, makasih Mas Pierre, Kakak Ipar. Aku buka, ya?" Rabella tampak bahagia melihat anggukan Pierre dan Naina. Pertama, ia membuka kado pemberian Pierre. Senyumannya semakin lebar begitu mengetahui isi kado dari kakaknya.

"Album terbaru NCT?! Makasih banyak, banyak, banyak, Mas Pierreee! Sayang Mas Pierre banyak-banyak!" Rabella memeluk kakaknya.

Pierre tersenyum. "Sama-sama."

Rabella kini beralih mengambil paper bag dari Naina. "Kakak Ipar Naina bawa apa?" Tangannya mengeluarkan kotak biru berukuran cukup besar dari paper bag berwarna senada. Netranya tidak kalah terkejut melihat isi pemberian Naina, begitu pula anggota keluarga Pierre termasuk Pierre sendiri.

"Biola Heinrich Siegler? Ini biola impianku, Kak! Udah lama banget aku pengen beli ini tapi masih banyak keperluan yang lebih penting. Makasih banyak kakak ipaaar! Kakak ipar emang terbaik di dunia!" Rabella memeluk Naina saking senangnya.

Naina yang terkejut berusaha tersenyum. "Sama-sama," ujarnya setelah Rabella melepas pelukannya.

"Nai, kamu nggak masalah beli biola itu? Bukannya apa-apa, mami sangat berterima kasih, tapi apa nggak terlalu mahal?" Marischa berucap tidak enak hati.

"Nggak masalah kok, Mi. Sebenarnya ibu saat masih muda suka bermain musik. Biola ini salah satu koleksi beliau. Melihat Rabella suka sekali dengan biola, itu sebabnya ibu mengamanahkan biola ini untuk Rabella."

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang