Chapter 92 ♗

259 41 2
                                    

Frey memandangi kesetiap orang yang baru saja muncul di ruangan itu. Bertanya. "Ada apa? Apa arti dari hadirnya kalian di sini?"

"Konflik dengan Gubernur Kota Mage Sinfhar sudah selesai. Kami memberitahukan kepulangan kami." Dylan merendahkan kepalanya.

Frey terhenyak. Dia sampai terdiam tidak mengeluarkan suara apa-apa untuk beberapa waktu. Valias cukup peka untuk menyadarinya. "Yang Mulia. Karena hari yang sudah terlalu malam kami semua akan kembali ke tempat kami untuk beristirahat. Yang Mulia juga tampak lelah. Dylan akan membuat laporannya besok."

Frey masih terhenyak. Tapi dia menyadarkan dirinya segera. "Ya. Baiklah. Kerja bagus. Kalian harus beristirahat." Dia melihat ke arah Edgar. "Tuan Edgar? Bisa kau menggunakan mantra sihirmu mengirim mereka ke rumah mereka?"

Edgar mengangguk. "Bisa, Yang Mulia."

Kei berkata. "Aku punya jalanku." Dia merobek perkamennya dengan satu tangan dibarengi bantuan gigitan giginya. Menjadi yang paling pertama meninggalkan ruangan.

Frey melihat itu menoleh pada Dylan. "Kau mau menginap di sini untuk semalam atau kau lebih memilih untuk langsung ke rumahmu saja?"

"Aku mau menginap di sini." Dylan langsung menjawab.

Frey berpindah melihat pada Valias. "Kau akan pulang ke rumahmu?"

Valias mengangguk. "Saya akan pulang." Dia mengulurkan tangannya ke arah Alister dan pelayannya itu memberikan perkamennya.

Frey membuang napasnya. "Kalau begitu tidak ada sihir berpindah yang dibutuhkan." Dia melihat Edgar. "Tuan Edgar. Kau bisa lebih dulu beristirahat di paviliun. Mereka sudah punya cara mereka sendiri untuk kembali."

Edgar sempat tercenung tapi dia segera membuat bungkukan lalu berpamit pergi. Meninggalkan Frey, Uvan, Dylan, Valias, dan Alister di ruangan itu.

Mendapati Edgar sudah tidak ada di sana Frey menaikkan alisnya dengan kening berkerut. "Kalian benar-benar baru akan menjelaskan besok?"

"Tidak." Valias menjawab seraya memasukkan perkamen dari Alister tadi ke dalam sakunya. "Saya bisa menjelaskannya sekarang."

Frey mencemberutkan wajah memahami Valias tadi bicara seperti itu karena Edgar ada di sana. "Kalian bisa duduk. Valias, beritahu pelayanmu dia juga bisa duduk di sofa itu. Uvan, kau juga." Dia bangkit dari bangkunya lalu berpindah mendudukkan dirinya di sofa ruangannya itu.

Begitu semua orang sudah duduk dia mengetuk-ngetukkan ujung jarinya pada lengan sofa yang didudukinya lalu berucap tanpa melihat ke arah satupun orang yang ada di depannya. "Siapapun dari kalian sudah bisa mulai menjelaskan kepadaku sekarang."

Dylan dan Alister bersamaan menaruh pandangannya pada Valias. Begitupun Uvan yang menyadari bagaimana mereka menaruh pandangan pada satu orang yang sama dan jadi tanpa sadar sudah menyangkutkan matanya pada satu orang yang sama juga. Valias bisa merasakan ketiga pasang mata yang tertuju ke arahnya itu. Dia tidak keberatan. "Bagian mana yang Yang Mulia ingin tahu lebih dulu?"

"Bagian mana yang menurutmu harus aku ketahui lebih dulu?" Frey membalas sinis tanpa ampun.

"Semuanya terkendali."

"Apa yang kau maksud dengan terkendali itu?"

"Sudah terjalin hubungan baik antara Sinfhar dengan Hayden." Valias menjawab pertanyaan Frey. "Dan saya sudah memperoleh apa yang saya ingin tau."

Frey menyangkutkan matanya pada Valias. Menunggunya mengatakan apa yang dia maksud. Valias mengatakannya. "Apa yang dilakukan oleh Gubernur Sinfhar dipengaruhi oleh seseorang."

Frey mengerutkan kening.

"Maksudmu apa?"

Sejenak Valias tidak merespons. Benak Valias membawanya ke waktu enam jam lalu.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Where stories live. Discover now