BAB 01- Awal Pertemuan

2.5K 245 21
                                    

Tahun ajaran baru telah dimulai, di mana seluruh murid SMP Bina Bangsa melakukan yang namanya kegiatan MPLS. Namun percayalah, bahwa tidak semua murid baru akan berangkat tepat waktu, ada saja yang terlambat.

Seperti sekarang, Sasa Meira tengah menjalani hukuman dari seniornya karena terlambat datang ke sekolah.

"Kenapa kamu bisa telat datang di hari pertama kamu?" tanya senior itu kepada Sasa.

Sasa hanya bisa menunduk dan tidak berani menatap wajah seniornya itu.

"M-maaf Kak," balas Sasa dengan masih menunduk.

"Kalo lagi diajak ngomong tuh tatap matanya, bukan malah nunduk. Kamu kira muka saya ada di bawah?" tanya senior itu kembali.

Sasa yang mendengar itu sontak menatap seniornya yang kini menatap tajam dirinya. Sasa meremas rok yang dikenakannya. Jujur ia sangat takut sekarang, apalagi dengan disaksikan oleh banyak orang di sini.

"Ma-maaf Kak. Tadi pagi saya bangun kesiangan, jadi saya terlambat datang ke sini," ucap Sasa dengan memberanikan dirinya menatap seniornya itu.

"Kalo tau besok harus berangkat pagi tuh tidurnya dipercepat! Sudah, saya tidak mau mendengar alasan kamu itu. Kata-kata yang kamu ucapkan tadi sudah sangat biasa didengar ketika tahun ajaran baru berlangsung, dan ada yang terlambat," ucapnya, Sasa lagi-lagi menundundukan kepalanya ke bawah.

Senior itu tentu saja geram melihat Sasa yang menundukan kembali wajahnya.

"Sudah, kamu saya hukum lari keliling lapangan 3 kali, tidak ada penolakan. Sekarang lakukan," ucap senior itu yang langsung dilakukan oleh Sasa.

Sasa berlari keliling lapangan seperti yang dikatakan oleh seniornya itu. Selama Sasa menjalankan hukumannya, seseorang menatap Sasa dengan senyum tipisnya. Menurutnya Sasa sangatlah imut dan lucu. Ingin rasanya ia menculik Sasa dan mengurungnya di kamar.

"Dia lucu ya," bisik seseorang dari belakang yang mana itu mengejutkan dirinya.

Ia lantas menatap seseorang yang berada di belakangnya yang kini tengah tersenyum menatap ke arahnya.

"Iya, dia lucu. Imut juga," balasnya setuju dengan ucapan orang tadi.

"Kenalin, nama gue Agatha Somi Davina, lo bisa panggil gue Agatha, Gatha, Vina, Davina, yang penting jangan panggil gue Somi," ucap Agatha dengan mengulurkan tangannya, berniat ingin mengajaknya kenalan.

Dia hanya menatap uluran tangan Agatha, tak lama setelahnya dia menerima uluran tangan Agatha.

"Gue Dinda Aryani. Lo bisa panggil gue Dinda," balas Dinda dengan tersenyum.

Dinda lantas kembali menatap ke depan, bermaksud ingin melihat Sasa kembali. Namun ia tidak melihatnya. Ah ternyata Sasa sudah selesai menjalankan hukumannya.

"Kak, saya sudah menjalankan hukuman yang Kakak kasih. Saya bisa pergi ke barisan seperti yang lain?" tanya Sasa, senior itu hanya mengangguk dan mempersilakan Sasa untuk pergi bergabung dengan yang lain.

Dinda memperhatikan Sasa yang tengah berjalan menuju barisan. Dinda terus menatap Sasa hingga kini Sasa telah berdiri di belakang Agatha.

Dinda menoleh ke belakang dan mendapati Sasa yang masih mengatur napasnya. Dia lantas menatap Agatha. Agatha mengerutkan keningnya saat Dinda menatap dirinya.

"Kenapa lo?" tanya Agatha bingung.

"Tukeran tempat. Lo di sini, gue di situ," balas Dinda.

"Dih ogah, males banget gue di situ," ucap Agatha tidak terima.

"Buruan napa sih. Tinggal tukeran doang," ucap Dinda dengan kesal.

"Dih gue gak mau kok lo maksa sih!" ucap Agatha.

DISA (DINDA&SASA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang