BAB 06- Sekolah

772 91 8
                                    

Pagi telah dateng, Dinda kini tengah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tentunya Dinda akan menjemput Sasa. Setelah dirasa sudah rapi, Dinda turun ke bawah menuju meja makan yang sudah terdapat sang Papa dan Mamanya.

"Pagi," ucap Dinda, yang duduk di kursinya.

"Pagi juga sayang," ucap Rosa, kala melihat sang anak sudah datang.

Dinda hanya diam saja, dan mengambil piring untuk ia isi dengan makanannya.

"Bagaimana dengan Bara? Tampan bukan?" tanya Rio, yang memasukan nasi ke dalam mulutnya.

"Biasa aja. Lebih ganteng Dinda ketimbang dia," balas Dinda, tanpa berniat menatap ke arah sang Papa.

Rio dan Rosa saling pandang kala telinganya mendengar bahwa Dinda itu jauh lebih tampan dibanding Bara?

"Sayang, kamu itu kan cewek, harusnya kamu itu cantik bukan ganteng," ucap Rosa, dengan mengelus lembut rambut Dinda.

"Tapi Dinda maunya jadi ganteng buat Sasa," balas Dinda, dengan menatap Rosa.

Rio yang mendengar itu segera meletakan sendok dan garpunya ke atas meja. Rio lantas segera menatap Dinda dengan tajam.

"Sasa lagi Sasa lagi? Apakah yang ada di otak kamu itu hanya Sasa?" tanya Rio, yang sepertinya sudah kesal dengan tingkah sang anak.

"Iya, yang ada di otak Dinda cuma Sasa aja, kenapa?" Dinda menatap Rio datar.

"Sadar Dinda. Kamu perempuan dan Sasa juga perempuan. Bagaimana bisa kamu menyukai seorang perempuan Dinda!" gertak Rio. Dirinya tidak habis pikir dengan sang anak yang menyukai perempuan, padahal di luaran sana masih banyak laki-laki.

"Emang kenapa kalo aku sukanya sama cewek? Papa aja dulunya gay," ucap Dinda, yang kini menatap Rio.

Rosa membelakan matanya terkejut dengan ucapan anaknya ini. Apakah yang dibilang Dinda benar jika sang Suami dulunya adalah seorang gay?

"Bener mas kamu dulunya gay?" tanya Rosa dengan menatap sang Suami.

"Tentu saja tidak! Anak ini hanya mengarang cerita saja," ucap Rio, dengan menatap Dinda tajam.

"Udahlah Pah, Papa gak usah bohong. Aku tau kok. Papa nih ya, udah sering selingkuh eh gay pula. Emang Papa nih definisi cowok redflag." ucap Dinda, yang kini berdiri dari duduknya dan segera pamit untuk pergi ke Sekolah.

"Udahlah mending aku pergi aja," ucap Dinda, dan segera meninggalkan Rio yang wajahnya memerah menahan amarah, dan Rosa yang masih dengan keterkejutannya tentang Suaminya ini.

Dinda memasuki mobilnya dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan area rumahnya ini, dan pergi ke rumah Sasa.

Selama perjalanan menuju rumah Sasa, Dinda tidak henti-hentinya tersenyum. Karna sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan Sasa.

Sesampainya di rumah Sasa, Dinda melihat bahwa Sasa tengah menunggu dirinya di halaman depan. Mobil yang dikendarai Dinda berhenti tepat di hadapan Sasa. Dinda membuka kaca mobilnya dan menatap Sasa dengan tersenyum.

"Pagi micin," sapa Dinda, kala sudah berhenti tepat di hadapan Sasa.

Sasa memutar bola matanya malas kala melihat kedatangan Dinda.

"Ck lama banget lo," ucap Sasa, dengan memasuki mobil Dinda.

"Ada masalah dikit tadi di rumah. Makanya gue telat ke sininya," balas Dinda, dengan menjalankan mobilnya menuju sekolah, saat melihat bahwa Sasa sudah duduk dengan tenang.

Selama perjalan menuju sekolah, Dinda dan Sasa saling bertukar cerita, hingga tak sadar bahwa mereka telah sampai di Sekolah.

Dinda memarkirkan mobilnya, segera setelah Dinda memarkirkan mobil miliknya. Dinda keluar dari dalam mobil dan disusul oleh Sasa.

DISA (DINDA&SASA)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora