BAB 05- Bertemu Calon Dinda

1.1K 102 7
                                    

Malam hari yang indah seharusnya membuat banyak orang lain senang. Namun, berbeda dengan Dinda, ia merasa bahwa hari ini adalah hari yang sangat amat menyebalkan. Pasalnya, sang Papa malah mengajaknya untuk bertemu dengan laki-laki yang akan dijodohkan dengan dirinya.

Kini 2 keluarga dari pihak Dinda dan laki-laki itu tengah berkumpul di sebuah meja dengan berisi banyak makanan. Namun, sedari tadi Dinda merasa sangat risih dengan laki-laki ini. Lihatlah, kini dia menatap Dinda dengan pandangan yang sangat menyebalkan. Tatapannya seolah-olah ingin sekali menerkam dirinya.

"Dinda, kenalin ini Bara. Calon suami kamu," ucap Rio, yang memperkenalkan Bara pada sang anak.

"Perasaan aku kemaren nolak perjodohan ini deh. Terus kenapa tiba-tiba Papa ngenalin dia ke aku?" tanya Dinda, dengan datar.

Rio hanya menghela napasnya pelan. Sungguh anak ini sangat keras kepala.

"Papa inget itu Dinda. Tapi jangan lupa juga apa yang Papa bilang ke kamu. Jika dalam waktu 1 tahun kamu belum bisa mendapatkan dia. Maka mau tidak mau kamu harus menikah dengan Bara," ucap Rio, yang menatap Dinda datar.

Kini Anak dan Ayah itu saling bertatapan dengan tajam. Rosa yang melihat pertikaian antar Anak dan Ayah itupun segera melerainya.

"Pah, Dinda, sudah jangan ribut. Malu diliat sama keluarga Pak Salman," ucap Rosa.

Rio hanya menghembuskan napasnya pelan. Rio lantas memalingkan wajahnya dan menatap keluarga Pak Salman.

"Maaf atas ketidak nyamanannya Salman," ucap Rio. Salman hanya mengangguk saja.

"Tak Pak Rio, wajar jika anakmu bicara seperti itu. Namanya anak masih muda dan masih ingin bahagia bersama pilihannya," ucap Salman. Rio hanya tersenyum mendengarnya.

Sedangkan Dinda, ia benar-benar ingin pergi dari tempat ini. Sungguh sangat menyebalkan bertemu dengan laki-laki yang bahkan Dinda tidak kenal.

"Dinda, kamu gak mau kenalan lebih lanjut sama calon kamu?" tanya Santi, selaku Ibu dari Bara.

Dinda hanya membalas dengan gelengan kepalanya saja. Ia saja sudah muak berada di tempat ini, dan ia malah disuruh untuk lebih kenal dengan Bara? Dinda tidak mau itu.

"Enggak Tante makasih. Lagian juga kita pasti gak bakalan nikah kok," ucap Dinda, yang mana hal itu membuat Rio menatap Dinda dengan tajam.

"Dinda!" panggil Rio. Dinda hanya menatap sekilas sang Papa, sebelum tatapannya beralih pada makanan yang ada di hadapnnya.

"Tapi, gue pengen kenal lo lebih jauh. Dan gue juga pasti yakin kalo kita bakalan nikah nanti," ucap Bara, yang membuat acara makan Dinda terhebat. Dan menatap Bara yang memandangnya dengan senyuman menjengkelkan.

"Apa lo bilang?" tanya Dinda,yang menatap Bara dengan tajam.

"Gue bilang, gue pengen kenal lo lebih jauh lagi, dan gue yakin kalo kita bakalan nikah nantinya," ucap Bara, dengan menoel dagu Dinda.

Dinda yang diperlakukan seperti itu oleh Bara pun dibuat emosi. Lantas, Dinda menyiram Bara menggunakan minuman yang entah milik siapa itu.

Bara memejamkan matanya kala air itu mengenai wajahnya. Semua yang berada di meja tentu dibuat terkejut dengan aksi dari Dinda.

"Lancang." sungut Dinda.

"Dinda!!" Rio berdiri dari duduknya dan menatap tajam Dinda.

"Tidak sopan kamu menyiram calon suami kamu!" ucap Rio yang masih menatap Dinda dengan tajam.

"Dia yang mulai. Kalo dia gak noel dagu Dinda. Dinda gak bakalan gini," ucap Dinda, yang menatap sang Papa.

"Dinda Papa sudah. Kita lagi ada acara. Kenapa ribut terus? Sudah cukup," ucap Rosa, yang menyuruh sang Suami untuk duduk.

DISA (DINDA&SASA)Where stories live. Discover now