Bab 03- Obsesi?

1K 138 23
                                    

Seorang gadis kini tengah memandangi sebuah foto dari gadis yang dicintainya. Sampai sekarang, ia belum berani menyatakan cintanya itu.

"Kamu tau gak sih kalo kamu tuh cantik banget?" tanyanya dengan mengelus lembut foto yang tengah digenggamnya itu.

Ia pun berjalan menuju ke arah lemari dan mengambil beberapa pakaian milik dari gadis yang dicintainya.

Diciumnya pakaian yang masih tercium bau dari parfum sang gadis yang dicintainya. Ia menyukai bau parfum dari gadisnya ini. Sangat memabukan.

Berjalan kembali ke arah kasur yang masih terdapat sebuah bingkai foto dari gadisnya.

"Aku lagi ngebayangin gimana wanginya tubuh kamu Sa. Bu parfum kamu selalu aku suka," ucapnya dengan kembali mengelus foto itu dengan lembut.

Hingga telinganya tiba-tiba mendengar sebuah ketukan dari arah luar. Dirinya lantas meletakan kembali pakaian yang diambilnya itu ke dalam lemari, dan berjalan dengan pelan menuju pintu kamarnya.

Dibukanya dengan perlahan dan nampaklah orang yang mengetuk kamarnya itu adalah Mamanya.

"Dinda kamu dipanggil sama Papa kamu," ucapnya dengan mengelus rambut sang anak dengan lembut.

Dinda mengerutkan keningnya kala mendengar bahwa Papanya memanggil dirinya? Jarang sekali sang Papa memanggilnya.

"Ngapain?" tanya Dinda dengan kening yang berkerut.

"Mama juga gak tau, mending kamu turun aja sana. Terus ngomong sama Papa kamu," balas sang Mama.

Dinda pun akhirnya memilih untuk menemui sang Papa yang tengah menikmati secangkir kopi ditemani dengan rokok yang berada di tangan kanannya. Jangan lupakan juga bahwa ia kini tengah membaca sebuah koran.

"Ngapain Papa manggil aku? Tumben banget," tanya Dinda, kala dirinya sudah sampai di ruang tamu.

Sang Papa hanya melihat Dinda sebentar sebelum ia kemudian melipat koran itu dan meletakannya di atas meja.

"Papa tidak ingin berbasa-basi. Papa cuma mau bilang kalo kamu bakalan Papa jodohin sama anak dari rekan bisnis Papa. Kembetulan dia satu sekolah sama kamu. Kamu pasti bakalan suka sama dia," balas sang Papa dengan to the point.

Dinda yang mendengarnya tentu saja terkejut. Apakah ia tidak salah dengar? Papanya akan menjodohkan dirinya dengan anak dari rekan bisnisnya? Apakah Papanya itu berusaha menjual dirinya?

"Papa gila? Papa jodohin aku sama rekan bisnis Papa? Papa mau jual aku?" tanya Dinda, dengan menatap sang Papa tidak percaya.

"Papa tidak menjual kamu Dinda. Papa cuma ingin menjalin erat tali persaudaraan antara Papa dan rekan kerja Papa. Dengan menjodohkan kalian berdua," balas Rio tanpa ekspresi.

"Dengan Papa yang ingin menjalin tali persaudaraan dengan cara jodohin aku. Itu sama aja Papa ngejual aku!" ucap Dinda yang masih berusaha keras menolak perjodohan ini.

"Sudah Papa bilang kamu tidak Papa jual Dinda! Kenapa kamu masih tidak mengerti?" ujar Rio dengan menatap Dinda tajam.

"Aku gak mau dijodohin sama orang lain Pah. Apalagi sama orang yang aku gak kenal sama sekali. Papa kira ini zaman Siti Nurbaya yang bisa Papa jodoh-jodohin gitu?" Dinda masih bersikeras untuk menolak perjodohan ini.

Rio menggebrak meja dengan keras. Tidak lupa juga dengan Rio yang menatap tajam Dinda.

"Denger Dinda, Papa gak mau tau. Kamu bakalan tetap Papa jodohin sama dia. Dan soal orang yang gak kamu kenal itu. Papa juga dulu gak kenal sama Mama kamu, tapi lihat. Sekarang kamu ada di sini," ucap Rio yang masih menatap tajam Dinda

DISA (DINDA&SASA)Where stories live. Discover now