4. Mak Lampir

66 11 5
                                    

Happy Reading..

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

"Sya, ayo ke kantin." ajak Celsie saat mereka sudah selesai membereskan buku-bukunya.

"Em ... boleh, aku bilang ke abang dulu ya?" ujar Alisya dibalas anggukan oleh Celsie dan juga Karin.

"Bang Az!" panggil Alisya sedikit berteriak. Untungnya, kelas mulai sepi karena semua murid sudah berhamburan menuju ke kantin.

"Apa?" tanya Azka menoleh ke arah Alisya.

"Aisy pergi ke kantin sama teman ya?" tanya Alisya.

Azka mengalihkan pandangannya kearah kedua teman baru Alisya. "Gua titip adek gua, sampai lecet awas kalian." ujar Azka kepada Celsie dan Karin.

Keduanya memutar bola matanya malas mendengar penuturan Azka. "Uh ... takutnya ..." ujar Celsie berlagak takut dengan perkataan Azka.

"Ups!"

"Bercyaandaa ... Bercyaaandaa ..." ujar keduanya Celsie dan Karin menirukan sebuah sound yang sedang viral di suatu aplikasi disusul gelak tawa mereka bertiga termasuk Alisya.

Ekspresi Azka seketika mendatar mendengarnya ditambah dengan kedua temannya yang juga ikut tertawa seolah mengejeknya.

"Dah, abang ..." ujar Alisya melambaikan tangan keluar kelas bersama kedua temannya yang masih tertawa.

"Hahahaha, btw adek lo cakep banget dah." ujar Alvin sahabat Azka.

"Udah cakep, baik, sopan, solehah beh ... idaman gua banget!" sahut Zaky yang langsung mendapatkan hadiah jitakan maut di kepalanya.

"Aws ... parah banget lo, sakit anjir!" ujar Zaky meringis kesakitan sambil memegang kepala yang dijitak.

"Mampus lo haha ..." tawa Alvin mengejek temannya sendiri.

Setelahnya, mereka bertiga berjalan menuju kantin sekolah. Sesampainya di kantin, mereka bergabung dengan Cakra dan teman-temannya yang sudah dulu berada disana.

Cakra mengerutkan keningnya saat melihat Azka berjalan mendekat kearahnya hanya bertiga dengan temannya. "Alisya?" tanya Cakra saat Azka sudah duduk dihadapannya.

"Sama temannya." jawab Azka seadanya, lalu memesan makanan dan minuman.

"Dimana?" tanya Cakra kembali.

"Tadi bilangnya ke kantin, memangnya belum sampai?" Azka balik bertanya kepada Cakra.

Cakra mengalihkan pandangannya keseluruhan penjuru kantin mencari sosok mungil yang sangat mudah dikenali karena hanya beberapa perempuan saja yang mengenakan hijab.

Tatapan Cakra berhenti di salah satu objek yang sedang dirinya cari. Disana terlihat Alisya sedang bersama kedua teman perempuannya. Cakra merasa lega karena Alisya sudah memiliki teman, karena Alisya murid baru dan dari kecil hidup di negara lain, Cakra khawatir Alisya tidak memiliki seorang teman.

"Sudah ketemu, tidak usah dilihatin terus." cibir Azka saat melihat Cakra masih menatap Alisya seolah enggan untuk berpaling.

"Iya tuh, ga bakal ilang juga!" ujar Kevin ikut berkomentar.

"Eh Cak, adik lo gak salah disekolahkan disini? bukan apa, sekolah ini kan beda banget sama lingkungan hidupnya banyak baj*ngan, bahkan l*nte" tanya Sandi mewakili beberapa pertanyaan yang mungkin ada didalam benak teman-temannya.

"Uji mental" ceplos Azka asal-asalan.

"Lololo, gak bahaya ta?" ujar Zaky reflek.

Cakra juga sebenarnya kurang setuju jika Alisya sekolah di tempat yang sama dengannya, karena memang lingkungan yang kurang baik. Namun apa boleh buat jika uncle nya sudah memutuskan maka tidak bisa ditolak.

White Rose Where stories live. Discover now