22🌷🌷🌷

4.4K 115 0
                                    

"sebab tak semua rindu ter tunaikan oleh pertemuan, itulah alasan mengapa Do'a diciptakan"
• Dan aku memilih memelukmu dalam mimpi, karena dalam mimpiku kau tak pernah berakhir •

(Syekh Maulana Jalaluddin Rumi)



" Udah lama yah , kita gak ketemu." Ucap gadis bercadar itu tersenyum sinis di balik cadarnya. Alina tertawa pelan, lalu menyalimi tangan kakaknya itu.

" Aliya, kamu masih sama ya. sama sama masih ngeselin!" Alina berucap membuat keduanya tertawa keras.

Mereka berdua tertawa keras memenuhi ruangan itu, Alina tersenyum manis di balik cadarnya.

" Eh, iya gimana perusahaan di London? Maaf aku gak bisa ke sana sekarang." Ucap Alina, karena untuk saat ini dirinya merasa malas untuk ke London sekedar memeriksa perusahaan nya.

" No problem,semuanya aman terkendali kok, cuman... maaf! pembunuhan tetap terjadi." Balas Aliya, dia sudah berusaha tapi tetap saja pembunuhan tetap terjadi tanpa keinginannya.

" Hem,baiklah. Berapa orang yang meninggal?" Alina sedikit memijat pelipisnya.

" Lumayan banyak,tapi tenang saja, keluarga masing-masing enggak marah. karena mereka tahu tugas menjadi bodyguard memanglah begitu, Kita juga sudah mentransfer masing-masing 1 m, jika kurang kita akan mengirimkan kembali."

" Baiklah yasudah, kalo begitu aku gak bisa lama lama, aku pamit wassalamu'alaikum." Alina pun beranjak dari duduknya dan pergi dari ruangan tersebut meninggalkan aliya seorang diri.

" Waalaikumussalam." Jawabnya menatap kepergian alina.

Aliya menemukan sebuah kejanggalan sebenernya pada tubuh alina, tapi gadis itu berusaha fositif thinking dengan gadis yang sudah dia anggap adik sendiri itu, mungkin karna pakaian Alina yang tebal jadi ukuran tubuh gadis itu kelihatan besar.

" Eum,mungkin saja, tapi tidak mungkin!dia masih sekolah." Dia menggelengkan kepalanya kemudian memijat pelipisnya sakit.

Alina masuk ke dalam mobil sport berwarna silver itu, pintu pun di tutup oleh bodyguard yang menjaga. Setelah siap , supir pun menyalakan mobil, dan mobil pun berjalan ke tempat yang di tuju.

Semoga Keenan tidak ada di rumahnya sekarang, kalo ada Alina takut suaminya makin curiga akan dirinya yang memang sekarang dia sering bepergian, karena rapat dan juga meeting nya.

Biasanya dia akan menyuruh sekretaris nya untuk mewakilinya, tapi untuk saat saat tertentu dia juga merasa sedikit bersalah karena selalu membebankan pekerjaan nya pada sekretaris nya.

Saat sudah sampai, alina segera turun dari mobil, beruntung sekarang sedang sepi jadi Alina tak akan di curigai oleh siapapun. Mobil silver itu pun pergi Alina segera dengan cepat masuk ke rumah nya.

" Assalamualaikum!" Ucapnya lalu segera masuk ke dalam rumah nya dan mendudukkan dirinya di sofa.

" Waalaikumussalam, eh siapa anda?" Jawab Clarissa ,Alina terdiam.

Astaga, Kenapa ada Clarissa di rumahnya? Dan kenapa waktunya tak tepat sekali? Apa yang harus dia katakan pada gadis di hadapannya ini?

Alina gelagapan,dia jadi bingung harus bagaimana, panik.

" Eh, say—

" Dia sepupu gue cla,namanya Alina." Pungkas Keenan cepat , yang datang dari belakang Clarissa.

Di balik cadarnya Alina menggeram marah pada suaminya itu, kenapa tak mengakui saja jika dia adalah istrinya! Tak harus berkata jika dia adalah sepupu nya!

" Sepupu, Kok aku baru liat by? Ngapain dia ke sini juga?" Heran Clarissa.

" Maaf mba, tapi saya istr—"

" Udah deh Alina, cepet apa yang ketinggalan? Setelah itu cepetan pulang entar ibu lo marah marah lagi." Keenan memberi isyarat kepada Alina untuk segera masuk ke kamar, merangkul posesif pinggang Clarissa.

" Oh ya, saya ke kamar dulu, mari." Alina pun berlalu dari hadapan mereka.

Setelah sampai di kamar, Alina menghela nafasnya berat.

" Definisi sakit tapi tak berdarah sih inimah." Gumamnya, dia hanya ingin dihargai dan dianggap oleh Keenan.

" Baiklah,jika itu yang dia mau akan ku tunjukkan bahwa aku bisa berubah!"

.

.

Pukul 19.20 Alina sekarang sedang memasak untuk makan malam mereka. Dia juga sedang ngidam makan sayur sup jadi niatnya sekarang dia akan masak sayur itu dan menggoreng tahu tempe, dan juga daging ayam.

Tak lama saat dia sibuk dengan alat dapur nya, dari belakang dia merasa ada yang memeluknya.Ternyata itu suaminya Keenan, memeluk dirinya dengan fosesif.

Alina terdiam, hatinya berdisko sekarang tapi dia sedikit risih karena pergerakan nya seakan tak bisa leluasa karena keenan.

" Lepas." Ucap alina datar.

" Entar,gue nyaman kek begini." Balas keenan makin mempererat pelukannya, dan juga tangannya mengelus perut buncit Alina.

Wanita itu sedikit tak nyaman dengan perlakuan Keenan padanya, tapi karena tak mau aktivitas nya tertunda, jadi dia melanjutkan saja memasaknya.

Tak lama masakan sudah selesai, Alina menyajikan sayur sup nya ke mangkuk ke mangkuk berukuran sedang, karena di rumahnya hanya ada dirinya dan juga Keenan.

Keenan melepaskan pelukan nya pada Alina, lalu membantu istrinya untuk menyimpan sayurnya karena terlihat kesusahan.

Sesudahnya mereka pun makan dengan khidmat, tak ada obrolan yang di buka mereka berdua fokus dengan makanan masing-masing.

Hanya terdengar suara dentingan sendok dan juga garpu yang bersahutan. Sesekali alina tersedak makanan nya sendiri.

" Ekhem." Ucap Keenan memecah keheningan.

Alis Alina bertaut? Seolah bertanya ' apa?' pada suaminya. Keenan menggelengkan kepalanya jujur dia juga tak tahu mau bilang apa.

" Lo mau gue bacain surat ar-rahman gak?" Mendengar pertanyaan itu, Alina melihat pada Keenan.

" Mau." Jawab nya cepat.

" Baca aja sendiri." balas Keenan membuat wajah Alina seketika memerah karena kesal.

" Ih, Kakak! Ngeselin alin aja deh!"

Keenan terkekeh kecil.

" Maaf habibati."

Blush!

Pipi gembul Alina memerah padam seperti kepiting rebus, apa katanya? Habibati? Entah kenapa hati Alina dag dig dug ser mendengar nya .

" Em iya." Balasnya datar walaupun hatinya deg degan gak ketolong, dia jadi salah tingkah dengan perbuatan suaminya, cuma di panggil habibati kan? tapi rasanya dia sudah merasa di terbangkan oleh keenan.

"  Kenapa pipi nya merah gitu, lo salting ya?" Goda Keenan.

" Apaansih kak,Alin gak salting kok!" Elak Alina.

" Gak usah bohong lu Ama gue,pipi Lo kek kepiting rebus kek gitu,ih lucu deh!"

Cup!

Keenan mencium pipi gembul Alina hingga wanita itu rasanya ingin melayang saja.

" Huaaaaa ya Allah, Alin baper!" Batin nya lalu segera menyelesaikan makanan nya.

" Lucu banget sih,gue ga akan lepasin Lo begitu aja Alina." Batin Keenan , menahan tawanya saat melihat Alina salting karenanya.

" Eh, iya kak, besok hari Alina check up kandungan Alina.  kakak mau anterin gak?"

" Jam berapa?"

" Pas udah pulang sekolah aja, bisa?" Alina berharap semoga jawabannya iya.

" Maaf, enggak bisa,gue mau anterin cla ke toko buku."

Seketika senyuman Alina berubah menjadi token listrik yang belum di bayar selama setahun!






























Makasih udah baca ya guys.. muaachhh 💋💋 💋👄❤️😺😍

My husband is ketua geng motor (End Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang