• 17 •

4.8K 373 232
                                    

HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!
JANGAN LUPA SPAM KOMEN!

AKAN LANJUT SETELAH 200 KOMENTAR!
(Komentarnya mulai sepi lagi)

Haechan terbangun ketika mendengar suara orang tertawa di ruang tengah sehingga membuatnya bangkit dari ranjang kemudian melangkah keluar kamar dan menemukan keberadaan bayi kecil yang sedang dipangku Ahra

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan terbangun ketika mendengar suara orang tertawa di ruang tengah sehingga membuatnya bangkit dari ranjang kemudian melangkah keluar kamar dan menemukan keberadaan bayi kecil yang sedang dipangku Ahra.

"Kim Yujuuu" Haechan berlari kemudian mengambil alih Yuju dari pangkuan Ahra. Pria itu dengan gemas mencium pipi gembul bayi kecil itu sehingga Yuju merasa geli dan tertawa.

"Di mana Haejin? Kenapa Eomma yang ada di sini?" tanya Haechan membuat Nyonya Lee hendak memukul pantatnya namun Haechan segera menghindar dan memilih duduk di samping Ahra.

"Aku di sini!" seru Haejin dari arah dapur, wanita itu ternyata membuat makanan untuk Yuju.

"Sejak kapan kalian di sini?" tanya Haechan.

"Mungkin dua jam lalu," jawab Haejin.

"Eonni, biar aku yang menyuapi Yuju," Ahra mengambil alih mangkuk kecil yang berisi makanan Yuju.

"Andai cucu Eomma cepat jadi," celetuk Nyonya Lee membuat Ahra tersenyum simpul sedangkan Haechan mendengus kesal.

"Kami sudah membuatnya semalam, jadi tunggu saja. Memangnya membuat bayi secepat kilat!" kesal pria lalu menatap Ahra yang terkejut karena ucapannya tadi.

Mata Nyonya Lee berbinar, "Benarkah?" tanyanya begitu antusias. "Berapa ronde semalam?" tanyanya membuat Ahra hampir saja tersendak.

"Kenapa Eomma menanyakannya, itu privasi kami. Sekarang yang terpenting kami sudah berusaha. Jadi tugas kalian hanya menunggu saja!" ucap Haechan.

"Sayang, cepat suapi Yuju."

"Omoo!" Heboh Haejin dan Nyonya Lee karena Haechan yang memanggil Ahra dengan sebutan itu. Haechan terlihat biasa saja sedangkan Ahra, bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana merahnya wajah Ahra sekarang.

"Kalian tidak pergi bekerja hari ini?" tanya Haejin.

"Ini akhir pekan," ucap Nyonya Lee.

"Ahiya, benar!" Wanita itu terkekeh dengan kebodohannya. Sepupu dari Haechan itu kemudian memperhatikan Ahra dan Haechan yang sibuk memberi makan Yuju.

"Aku senang kalian sudah akur," ucap Haejin membuat Ahra dan Haechan memandangnya.

"Kami tidak bertengkar Eonni," ucap Ahra dengan tatapan polosnya membuat Haechan dan Nyonya Lee terkekeh sedangkan Haejin menghela napas.

"Maksud Haejin bukan akur yang seperti itu sayang, tapi kalian berdua sudah saling menerima satu sama lain, saling mencintai," jelas Nyonya Lee.

Wajah Ahra memerah karena malu, dia menunduk merutuki kebodohannya. Sedang, Haechan hanya bisa tersenyum karena kepolosan istrinya itu.

My Perfect dr. Husband  》Haechan ✔Where stories live. Discover now