• 26 •

4.6K 402 300
                                    

HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!
JANGAN LUPA SPAM KOMEN!

AKAN UPDATE SETELAH 300 VOTE
DAN 300 KOMENTAR!!

Ahra membuka matanya, wanita itu mendudukkan dirinya lalu mencoba menetralkan napasnya yang terengah-engah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ahra membuka matanya, wanita itu mendudukkan dirinya lalu mencoba menetralkan napasnya yang terengah-engah. Wanita itu lalu mengusap perutnya, dia baru saja bermimpi buruk. Ahra kemudian menoleh ke samping di mana tidak ada Haechan tidur di sampingnya.

Wanita itu segera turun dari ranjang lalu keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Haechan. Dia masuk ke dalam kamar Haechan namun pria itu tidak ada, begitupun di ruang kerjanya. Hanya ruang kosong yang Ahra temui.

Pada akhirnya Antara duduk diam di sofa. Dia mendongak, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul satu dua dini hari, sudah sangat larut, kenapa Haechan belum pulang pikirnya.

Suasana ruang tengah yang remang membuatnya semakin kesepian seorang diri di apartemen tersebut. Ahra menaikkan kedua kakinya dan memeluknya dengan erat. Mengingat mimpinya tadi, membuat wanita itu takut.

Bagaimana jika Lee Haechan benar-benar memiliki hubungan dengan Park Hyunji. Apalagi dalam mimpinya, wanita yang berciuman dengan Haechan adalah perempuan itu.

Ahra kemudian menyentuh perutnya. Dalam mimpinya juga, malaikat kecil akhirnya tumbuh dalam rahimnya. Lamunan wanita itu terbuyarkan dengan bunyi pintu apartemen yang terbuka. Ahra segera berdiri dari duduknya lalu berjalan cepat ke arah pintu apartemen.

"Eoh? Kau belum tidur?" tanya Haechan terkejut dengan Ahra.

Ahra berjalan cepat menghampiri pria itu lalu berhambur memeluk Haechan yang hendak mengganti sepatunya dengan sandal rumah. "Dokter dari mana saja?" tanya Ahra memeluk erat leher Haechan membuat pria itu harus membungkukkan badannya.

"Aku dari rumah sakit," jawab Haechan. Pria itu tersenyum kemudian membalas pelukan Ahra, mengusap punggung istrinya itu dengan lembut.

Ahra tiba-tiba terisak membuat Haechan panik. Pria itu merengkuh Ahra dengan sangat erat, "Kenapa sayang?" tanya Haechan. "Apa aku menyakitimu? Apa aku membuat kesalahan lagi?" tanyanya.

"Maafkan aku," lanjut Haechan namun tetap saja tidak membuat Ahra berhenti menangis. Haechan kemudian teringat taruhannya dengan Nayeon dan Ahyeon.

"Apa mungkin Ahra benar-benar hamil?" batinnya.

Haechan melonggarkan lekukannya, pria itu menangkup pipi Ahra yang basah dengan air mata. "Kau benar-benar dari rum-mah s-sakit kan?" tanya Ahra dengan sesenggukan.

"Kau tidak pergi bertemu Dokter Park itu?" lanjutnya.

Haechan menghela napas, "Aku dari rumah sakit, jika kau tidak percaya. Telpon saya Nayeon dan Ahyeon. Kami menangani pasien bersama," jelasnya.

My Perfect dr. Husband  》Haechan ✔Where stories live. Discover now