prolog

17.8K 918 73
                                    

Ditengahnya kegelapan malam bayangan seorang pemuda tampak melangkah mengikuti arus sungai, tatapannya tampak sangat kosong, wajah penuh lebam, kaki yang sedikit diseret dan juga tatapan kosong pasti membuat siapa saja iba karena melihat wujudnya saat ini.

Tubuhnya terdiam, berjongkok untuk melihat wajahnya di pantulan air sungai yang terangi oleh cahaya bulan. Tangannya terulur untuk menyentuh wajahnya sendiri, meraba darah yang sudah mengering di sudut bibirnya.

Terkadang ia selalu bertanya untuk apa dirinya dilahirkan jika hanya siksaan yang ia dapatkan setiap harinya.

Terlahir dari seorang jalang yang ditiduri oleh pria miskin dan pemabuk membuat hidupnya tersiksa, sedari kecil ia tak pernah mengetahui bagaimana wajah ibunya dan bagaimana rasanya dipeluk oleh wanita yang melahirkannya.

Sejak kecil hanya kata hina dan umpatan yang selalu ia dengar, kata ayah kelahirannya membawa malapetaka membuat semuanya menjadi kacau.

Ibu pergi dan pergi meninggalkan mereka tanpa mau menyentuh bayi yang telah susah payah wanita itu lahirkan dan keadaan ekonomi lah yang membuat  bayi kecil itu menderita, siksaan demi siksaan selalu ia dapatkan hingga usianya kini menginjak 18 tahun

Park Jihoon bayi yang ditinggalkan oleh ibunya sendiri dan juga selalu mendapatkan kekerasan fisik dari ayahnya membuat hidup pemuda itu selalu berada diambang kematian, tak jarang Jihoon sampai dibuat pingsan oleh ayahnya sendiri. Apalagi menyangkut dengan nilai, ujian akhir sudah didepan mata namun biayanya belum cukup untuk Jihoon bisa mengikuti ujian bersama teman-temannya yang lain. Ayah tak mau memberikannya uang karena tes ujian praktek Jihoon memiliki nilai rendah. Sekarang pemuda dengan tubuh ringkih itu bingung harus mencari uang kemana, sedangkan waktu yang diberikan oleh guru tak lama, ia hanya memiliki waktu 2 minggu untuk mendapatkan uang dengan nominal yang cukup besar.

"Kenapa kamu tidak menjual diri saja?"

"Kalian bahkan memiliki wajah yang sama, kenapa kau tidak mengikuti jejak ibumu menjadi jalang? Siapa tau uang kita nanti banyak, ayah rasa wajahnya cukup cantik untuk ukuran seorang pria"

Kalimat itu begitu menohok seakan menusuk relung hatinya, Jihoon tahu ayah seringkali menyiksa fisiknya namun baru kali ini secara tak langsung ayah melecehkan putranya sendiri.

"Jangan banyak gengsi, hidupmu itu menyusahkan ayah, kamu cukup patuh pada ayah, jadi anak harus tau diri!"

"Ayah punya kenalan banyak pria diluar sana, mereka pasti sedang mencarinya laki-laki penghibur, kamu bisa ambil kerjaan itu. Ingat kita miskin, jadi gak usah banyak gengsi!"

Tidak, Jihoon tak sudi karena lebih baik ia mati daripada harus melayani laki-laki hidung belang.

"Kamu ini benar-benar mirip seperti ibumu, keras kepala dan menyusahkan dasar anak sialan!"

Dadanya sesak bukan main, Jihoon menepuk pelan dada sebalah kirinya berusaha menghilangkan rasa sesak namun sesak itu tak juga berhenti, tubuhnya benar-benar lemas, tangis Jihoon terdengar lirih, hari ini begitu menyakitkan bukan karena setiap pukulan yang dilakukan oleh ayah padanya melainkan setiap kalimat yang keluar dari pria dewasa itu membuat luka besar didalam hatinya.

Jihoon tidak serendah itu, ia tak sudi untuk memberikan dirinya pada laki-laki bajingan diluar sana.

"PARK JIHOON!"

Sebuah suara membuat tubuh Jihoon berjengit kaget, pemuda itu melihat kearah belakang dimana ayahnya yang datang dengan tiga orang berbadan besar.

"A-ayah..."

"Dia putra saya, anda bisa membawanya dan menikmati tubuhnya"

Kaki Jihoon rasanya sungguh lemas, pemuda itu perlahan beringsut mundur memberikan ancang-ancang untuk kabur, pandangannya memburam ketika melihat didepan sana ayahnya tampak tertawa bahagia dengan dua koper yang berisikan banyak uang.

"Tangkap dia!" Perintah salah satu dari mereka pada dua pria lainnya.

Secepat kilat Jihoon langsung berlari sekuat tenaga, tak memperdulikan meskipun tubuhnya hampir terjatuh beberapa kali karena tersandung sesuatu.

Dor!

"ARGHHHH!"

"Bawa dia!" Perintah salah satu dari mereka, kedua pria asing itu menggeret tubuh Jihoon secara paksa tak memperdulikan meskipun kaki pemuda manis itu mengeluarkan banyak darah akibat peluru yang masih bersarang dibetis sebalah kanannya.











********

Tbc.
Gas🚩?

Only Mine [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang