47. Mood

5.6K 639 201
                                    

"Apa dia seseorang yang kau ceritakan?"

Mashiho duduk termenung, pemuda itu melirik kearah adiknya yang sedari tadi terus melamun, tangannya tak henti memainkan ponsel melihat-lihat bagaimana seseorang yang mereka incar memiliki hubungan dengan seseorang spesial di kehidupan adiknya.

Ben sama sekali tak berkata apapun, pemuda itu sibuk melamun, niat hati hanya ingin menemui Haruto namun kenapa ia juga bertemu dengan Jihoon, apa hubungannya Jihoon dengan keluarga Kim?

"Apakah bocah ingusan itu yang telah merebut Junkyu- ku?"

Kekehan pelan terdengar nyaring, Ben menoleh kearah kakaknya, perasaannya sudah tak enak, ia yakin ada sesuatu yang direncanakan oleh kakaknya.

"Aku tidak mau, lebih baik kita berhenti sampai disini"

Ucap Ben mendahului, pemuda itu tak ingin mendengar lagi alasan kakaknya.

Mendengar hal itu tentu saja Mashiho geram, pemuda itu berjalan kearah adiknya dan menekan pelipis Ben.

"Dasar anak bodoh aku hanya menyuruhmu untuk menjalankan rencana ini, aku ingin kembali mengambil Junkyu, kau harus ingat kau berhutang budi pada keluarga ku anak pungut!"

Ben tertunduk lemas, kalimat itu selalu saja menjadikan tekanan untuknya, mereka memang bukan saudara kandung dan hal itu selalu menjadikan Mashiho untuk mengancamnya, setiap kali Ben menolak maka ia akan disebut tidak tahu diri namun disatu sisi Ben sudah lelah, ia benar-benar mencintai Jihoon namun ia tak ingin melibatkan Jihoon dalam situasi seperti ini.

Ini adalah alasan kenapa Ben tak pernah mau menerima cinta Jihoon, ia tau karena kakaknya gila tak mungkin membiarkannya hidup senang bersama orang yang ia cintai.

"Bantu aku untuk menyingkirkan bocah ingusan itu atau aku sendiri yang akan menyingkirkannya!"

"KAU JANGAN GILA! JANGAN MELIBATKAN JIHOON!"

Ben berteriak penuh amarah, kedua tangannya terkepal kuat, namun hal tentu saja memancing amarah kakaknya.

"Dasar anak tidak tau diri, masih untung dulu keluarga mau memungut mu anak sialan!"

Wajah Ben memerah menahan amarah "Lebih baik dulu aku mati daripada aku harus hidup penuh dengan rasa penyesalan, aku masih mempunyai hati tidak seperti kalian dan satu lagi, kalian menghidupi ku hasil dari pembunuhan dan penyekapan keluarga Park Siwon bukan?"

BUGH!

"MULUTMU MEMANG HARUS DIBERI PELAJARAN ANAK SIALAN!"











***********







"Aku kira kau sudah mati"

Dengusan samar terdengar, Taeyong menatap jengkel pada sahabatnya.

"Aku kira kau juga sudah berhenti mengganggu keluarga Park"

Rahang Jaehyun mengeras, pria itu selalu naik darah ketika mengingat apapun kejadian tentang keluarga Park.

Hah, Taeyong lelah, ia rasanya ingin mengakhiri semua ini, Chanyeol sudah mendapatkan karma atas perlakuannya dimasalalu ia hanya takut jika selanjutnya dirinyalah yang mendapatkan karma itu, lagian juga setelah perbincangannya dengan Rose waktu itu mereka sudah saling memaafkan, Taeyong juga menceritakan semuanya dengan rinci.

Dan kini Rose sedang mengurus semuanya.

Ini juga bukan murni kesalahan Rose, ini hanyalah kesalahpahaman antar dua keluarga.

Only Mine [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora