[18] Kencan Pertama Kita

407 47 5
                                    

Y. O. Universe - VCHA
00:00●━━━━━━━02:34
⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

 Universe - VCHA00:00●━━━━━━━02:34⇆ㅤㅤ◁ㅤㅤ❚❚ㅤㅤ▷ㅤㅤ↻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Barju-baju berserakan di atas kasur dari mulai yang berwarna cerah sampai gelap tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang Yoichi pilih. Ia berdiri sambil memegang dagu, berpikir keras untuk memilih outfit yang cocok untuk ia pakai esok. Jika hanya sekedar bermain seperti dulu—Yoichi tidak akan kebingungan seperti ini, tetapi yang jadi masalahnya adalah esok adalah kencan ia dengan Seishirou setelah resmi menjadi kekasih.

Ketukan pintu terdengar, tidak lama ibu masuk membawa segelas susu. Pandangannya mengedar. “Apa yang sedang kamu lakukan, Chi?” tanya ibu setelah melihat keadaan kamar Yoichi.

“Itu ... aku sedang memilih pakaian,” jawab Yoichi tapi karena merasa malu ia segera mendorong pelan ibunya sampai keluar kamar karena wanita tersebut memicingkan mata. “Tumben sekali, memangnya kamu mau ke mana?”

“Ibu tidak perlu tahu, ini hanya belajar bersama seperti biasa.”

Namun, wanita itu tidak bodoh untuk menyadari tingkah aneh dari putra semata wayangnya. Ia tersenyum kecil dengan semangat menghampiri Sang Suami. “Sayang, sepertinya anak kita punya pacar.” Mendengar ucapan ibu tentu saja ayah terkejut sampai-sampai teh yang sedang diminum menyembur sedikit. “Benarkah?”

Ibu mengangguk. “Aku sangat yakin, sepertinya hari-hari yang dijalani putra kita di sekolah sangat baik bahkan ia dapat memiliki seseorang yang disukai. Setiap hari ia selalu bersemangat melihat ponselnya seperti sedang menunggu pesan dari seseorang, tiap malam aku selalu memergoki ia menelpon dengan seseorang dan hari ini Yoichi kebingungan memilih pakaian, besok weekend pasti dia ada kencan.” Analisis dari seorang wanita memang tidak pernah diragukan lagi kebenarannya jadi ayah yang mendengarkan percaya dengan apa yang dikatakan istri.

“Baguslah kalau begitu. Lagipula Yoichi sekarang sudah beranjak dewasa.”

Sementara di tempat lain Seishirou masih sibuk memilih tempat yang harus dikunjungi, antara memilih bioskop atau taman hiburan—ia kesulitan dalam memutuskan. Setelah sekian lama berkutat Seishirou memilih taman hiburan yang tampak lebih mengasyikkan dibandingkan menonton di bioskop. Ia kemudian mengirim lokasi tempat tersebut pada Yoichi.

“Semoga besok hari sangat cerah.”

Dewi fortuna berada di pihak Seishirou karena keesokan hari begitu cerah; langit biru diselimuti gumpalan-gumpalan awan putih yang bergerak perlahan. Ia menunggu di depan loket tiket, sengaja datang lebih awal dari yang dijanjikan karena takut jika sampai terlambat—Yoichi datang setelah beberapa menit kemudian. Keduanya sama-sama menggunakan kaos putih polos, yang berbeda adalah jaket tipis berbeda; Yoichi berwarna hitam sedangkan Seishirou berwarna peach yang kalem.

The School Dairy | NagiSagi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang