PROLOG

21.8K 840 352
                                    

Welcome Apinka🤸‍♂️

Sedikit info. Karena ini pertama kalinya Aceng akan membuat cerita dengan sedikit konflik. Karena cerita-cerita sebelumnya seperti MOLLARLAN, ANGEV, KENSIE, RAYDREA atau ALZADAISY Aceng tidak memberikan konflik. Jadi di cerita kali ini Aceng memberanikan diri memberikan sedikit konflik. Aceng harap Apinka bersedia membuka pintu kesabaran seluas langit semesta membentang🤸‍♂️

Apapun itu konfliknya nanti, Aceng harap Apinka selalu mendukung cerita geprek ini. Dan Aceng tegaskan! Jangan membahas cerita yang belum Aceng publish. Tenang, Aceng selalu kasih info diakhir cerita urutan cerita mana saja yang akan dipublish dulu jadi berhenti membahas atau menanyakannya. Oke Apinka?🤸‍♂️

Dan cerita ini 100% hanya imajinasi Aceng semata, jadi jangan disamakan dengan yang ada di dunia nyata🤸‍♂️

Selamat membaca. Jangan lupa ramaikan setiap paragraf dengan komentar kalian. Jaga kesehatan selalu dan jangan lupa bahagia🤸‍♂️

_____________

PROLOG.

“Jika kamu bunga mawar, ayahmu akarnya, ibumu daunnya, dan keenam kakakmu durinya. Maka akulah pemiliknya.”

~E~
_____________

   Menurutmu apa yang menarik dari bunga mawar?

   Kecantikkan bunganya?

   Keharuman bunganya?

   Atau duri tajam yang melindunginya?

   Yah, ketiga hal itu memang daya tarik dari tumbuhan satu ini.

   Bunga mawar. Terlihat anggun, cantik, dan harum namun tidak bisa disentuh seenaknya. Seperti itu juga kehidupan dari Mollyara Lovara Bratadikara. Dia anggun, cantik, berlimpah harta, dan dijaga ketat oleh keenam kakaknya. Hingga tidak bisa disentuh oleh siapapun terutama para pria.

   Tetapi...

   Setiap bunga yang hidup terawat disebuah taman pasti ada pemiliknya kan?

   Dan pasti, akan ada saatnya bunga itu layu jika tidak dirawat dengan benar oleh pemiliknya.

   Pasti.

   Malangnya, bila pemiliknya seorang manusia kejam yang tidak peduli dengan kehidupan bunga itu.

   Itulah yang terjadi pada Molly. Keluarga Bratadikara yang diibaratkan seperti pohon bunga mawar indah telah layu sejak kepergian sang ayah tercinta, Arlanzyan. Sangat layu, seperti tidak ada harapan untuk bisa mekar kembali.

   Namun,

   Tetesan air datang tanpa diduga.

   Pria bernetra biru yang menjadi pelakunya telah membuat bunga mawar layu itu kembali mekar secara perlahan. Dia menatap remeh kemudian membawanya kedalam ruangan untuk dijadikan hiasan semata.

   Pemilik dari satu tangkai pohon bunga mawar layu itu adalah dia. Pria yang menentukan kehidupan keluarga Bratadiakara adalah dia. Jika dia menyiram dan merawatnya dengan benar maka bunga mawar itu akan tetap hidup. Tetapi, jika tidak? Maka bunga mawar itu akan layu kemudian MATI.

   Kehidupan keluarga Bratadikara kini sama seperti pohon bunga mawar itu. Hidup dan matinya ada ditangan pemiliknya. Pemiliknya yang kejam.

   Dia, Ester R.Pattinson.

   Pria dengan aura kekejamannya yang sangat melekat. Dan pria kejam itu sekarang adalah suami dari Mollyara Lovara Bratadikara. Suami yang sangat Molly benci karena mengganggap dirinya lemah dan tak berguna seperti sampah. Sama seperti saat pertama kali bertemu dan melamarnya.

   Huh? Melamar? Tidak, bagi Molly itu seperti tawaran kontrak menunda kematian. Molly masih ingat kalimat yang pria itu lontarkan saat hujan. Tepat didepan makam ayahnya tercinta.

   "Inikah bunga mawar layu yang tuan Bratadikara tinggalkan untukku." Katanya dengan tatapan remeh sambil memiringkan kepalanya.

   Mata Molly terbelak, apa maksudnya bunga mawar layu?

   "Apa maksud anda?"

   "Duh, sepertinya nona Bratadikara kebingungan ya? Biar aku jelaskan," pria itu melangkahkan kakinya agar lebih dekat, “nona Bratadikara. Aku adalah pemilik bunga mawar layu yang ditinggalkan oleh tuan Arlan Bratadikara. Dan mawar layu itu adalah kau.”

   Molly tau garis besarnya, apa maksud pria itu Arlan memberikan wasiat jika Molly miliknya?

   “Saya tidak mengerti,” balas Molly. Dia akan menggunakan bahasa formal pada orang asing.

   “Kehidupan keluarga Bratadikara ada ditanganku, jika kamu ingin anggota keluargamu tetap aman dan bahagia maka menikahlah denganku. Jika tidak, tolaklah lamaran ini. Aku memberimu waktu 2 hari, nona Bratadikara.” Ucapnya datar kemudian pergi begitu saja.

   Dan Molly hanya bisa terdiam. Dia menatap punggung pria berjas hitam itu. Satu kesan Molly padanya. Pria kejam. Dari cara menatapnya, bicara, dan bahasa tubuhnya terlihat jelas dia sangat meremehkan Molly. Meremehkan keluarga Bratadikara.

   Tetapi, Molly tidak bisa mengelak. Keluarga Bratadikara saat ini dalam situasi sulit. 2 hari merenung, dia menyetujuinya. Di depan tempat pemakaman keluarga Bratadikara Molly kembali bertemu dengannya. Duduk berhadapan dengan sebuah meja kayu sebagai pembatas. Begitu Molly menyetujuinya, pria itu dengan ringan mengatakan.

   “Pernikahan kita memang akan sah dimata agama dan hukum, tetapi lembaran kertas ini adalah kontrak kita. Mollyara Bratadikara setelah 3 tahun kita akan berpisah dan kembali memulai hidup masing-masing.” Katanya sambil menujukan selembar kertas putih itu.

   Molly mengepalkan tangannya, “saya sangat setuju. Dan saya mengajukan satu peraturan lagi. PIHAK A DILARANG MENYENTUH PIHAK B SAMPAI KONTRAK BERAKHIR!”

   Lagi, dia menatap dingin Molly sambil memiringkan kepalanya. Dia menyentuh kertas yang ada diatas meja dengan jari telunjuknya. “Tanpa kamu minta, peraturan itu sudah tertulis disini nona Bratadikara.”

   Molly yang selalu menampilkan wajah lembut dan tatapan hangat kini menatap penuh kebencian pada pria dihadapannya. Kepada pria bernama ESTER R PATTINSON.

   Setelah persetujuan sang ibu, dua hari kemudian mereka menikah. Seperti apa kisah sepasang suami istri yang saling membenci itu? Kalian akan segera mengetahuinya.


































































Gimana? Apinka sekalian penasaran?? Tembusin 5k komentar untuk lanjut🤸‍♂️

MOLLY[End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora