Extra Chapter 04|Menuju Malam Pertama

9K 718 5.1K
                                    

_______________

“Ester R Pattinson, aku mencintaimu.”
~Mollyara Lovara Pattinson~

“Dan aku selalu mencintaimu.”
~Ester R Pattinson~
_______________

[EC.04]

   Malam harinya. Ester tampak membaca laporan dari Chris melalui IPadnya. Pria itu sesekali menghusap lembut kening istrinya yang terlelap dipangkuannya. Untuk keluarga Molly dan ayah ibunya sudah kembali setelah makan siang bersama. Sebelumnya Ester sudah menawarkan untuk menginap namun baik ayah, ibu dan kakak-kakak iparnya langsung menolak tegas. Bahkan Alzada mengatakan tidak akan lagi berkunjung ke vilanya dengan alasan agar dia dan Molly bisa memiliki banyak waktu untuk honeymoon. Benar-benar berlebihan.

   Ester yang terlalu fokus pada IPadnya tak menyadari jika istrinya sudah terbangun. Gadis itu terlihat mengedipkan matanya beberapa kali lalu menguceknya. Benar-benar seperti anak kecil yang baru bangun tidur. “Jam berapa sekarang?” tanya Molly dengan suara parau, khas bangun tidur.

   Ester menunduk sekilas lalu menatap jam dinding. Pria itu menaruh IPadnya diatas nakas sambil menjawab, “11 malam. Jika masih mengantuk tidurlah lagi.”

   Molly menggeleng kemudian memeluk tubuh kekar suaminya. Terlihat Ester menghusap-usap puncak kepalanya dengan tatapan menghangat. “Kayaknya kamu mulai sibuk lagi ya? Apa nanti bakalan sering ke luar negeri kayak sebelumnya?” tanya Molly sambil mendongakkan kepalanya. Menatap wajah tampan suaminya.

   “Tidak akan sesibuk sebelumnya. Dulu aku sering lama diluar negeri karena membujuk para petinggi LES.C, sekarang tidak lagi. Chris ataupun Casel bisa meng-handle jika ada kepentingan keluar negeri.” Jawab Ester.

   Molly tersenyum tipis, “syukurlah. Oh iya, waktu kumpul tadi kan kamu bilang udah pikirin soal honeymoon. Kapan kita akan honeymoon?”

   “Bukan kejutan jika aku memberitahukannya padamu sekarang.” Terang Ester.

   “Ish! Yaudah deh,” sebal Molly.

   Gadis itu penasaran namun tidak ingin merusak rencana Ester yang akan memberikannya kejutan itu. Molly meraih tangan kanan Ester dan menghusap-usap telapak tangan itu lembut. Ester membiarkannya, pria itu memilih diam sambil mengamati wajah cantik itu. Gadis itu membandingkan tangan mungilnya dengan tangan besar Ester.

   “Aku baru sadar tangan kamu sebesar ini. Ih tangan aku keliatan mungil banget,” kata Molly.

   “Kamu suka?”

   “Suka, kamu sering ngegym ya?” tanya Molly.

   “Iya.”

   “Pantesan badan kamu bagus. Sexy gituloh, tinggi kamu berapa? 200cm ya?”

   Ester menggeleng, “aku tidak setinggi itu. Hanya sekitar 189cm atau 190cm.”

   “Ih pantes tadi kak Ren keliatan lebih pendek. Kamu makan apa sih? Tingginya kebangetan, perasaan papa nggak tinggi-tinggi banget.” Ujar Molly.

   “Aku kurang tau pasti. Tapi dulu saat masih remaja aku rutin berenang dan bermain basket.”

   “Anak basket rupanya, berapa banyak cewek yang naksir kamu dulu? Waktu sekolah pernah pacaran ya? Makanya jago banget waktu ciuman,” Molly menodongkan banyak pertanyaan sembari mendudukkan dirinya. Dia menatap serius suaminya itu.

   “Aku tidak pernah pacaran. Masalah ciuman, memang seperti itu naluri seorang pria.” Jawab Ester.

   “Masa sih? Mustahil banget cowok kayak kamu nggak pacaran.”

MOLLY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang