Chapter 3

167 16 6
                                    

"Anak papah pinter banget, kamu mau hadiah apa dari Papah?" Tanya Papah June kepada Jeongwoo sambil mengusap lembut pucuk kepala sang anak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Anak papah pinter banget, kamu mau hadiah apa dari Papah?" Tanya Papah June kepada Jeongwoo sambil mengusap lembut pucuk kepala sang anak

"Gausah Pah, aku ga mau apa-apa"

Saat ini keluarga Watanabe sedang makan malam, selama mereka menyantap makan malamnya hanya terdengar suara Papah June yang tengah membanggakan Jeo dan suara Jeo yang sesekali menyahuti ucapan Papahnya.

Sedangkan Lisa hanya diam menikmati makanannya dengan Haruto yang berada disampingnya tengah menunduk, terlihat tidak nafsu untuk makan.

"Sayang, makannya jangan di mainin dong. Ayok makan" akhirnya satu sahutan keluar dari bilah bibir Lisa yang tengah menginterupsi anak pertamanya yang sedang melamun, membuat atensi sang Papah teralihkan untuk melihatnya, tapi tak lama sang Papah kembali mengalihkan atensinya kepada sang anak bungsu

"Iya mah"













Setelah selesai makan Jeongwoo kembali masuk ke dalam kamarnya, saat ini ia tengah membaca materi yang diberikan guru nya siang tadi. Hingga tak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan pintu kamarnya

"Jeo..." Panggil Lisa saat sudah membuka pintu kamar milik Jeo

Jeo yang melihat ternyata sang Mamah yang datang pun langsung menghentikan aktivitas membacanya

"Iya Mah kenapa?" Tanya nya saat sang Mamah sudah mendudukkan diri di kasurnya

"Mamah mau bilang sesuatu sama kamu"

"Bilang aja mah" Katanya memberi sang Mamah izin

"Mamah mohon ya buat Ulangan akhir semester nanti kamu ngalah, kamu liat kan tadi? Papah kamu nge banggain kamu se gila itu, padahal jelas-jelas kakak kamu ada disana, tapi dia seakan-akan ga peduli perasaan kakak kamu"

"Jadi Mamah mohon, Mamah cuman pengen Papah kamu juga sayang sama kakak kamu. Kamu kan udah sering dapet perhatian dari Papah, jadi tolong gantian ya sayang"

"Mamah tau kamu dah dewasa buat ngertiin situasi kita"

Setelahnya Lisa pergi begitu saja, tanpa menunggu persetujuan dari sang anak, atau mungkin ia tidak ingin penolakan?



















"Pokoknya kamu harus dapet ranking satu lagi buat PAS kali ini, jangan kecewakan Papah"

"Dapetin ranking 1 pararel juga"

3 bulan sudah berlalu saat Mamahnya meminta untuk ia mengalah.

Hari ini, lebih tepatnya hari pertama PAS akan di adakan, dan sang Papah memintanya untuk memenangkan ranking lagi. 'Bingung' itu lah yang Jeo rasakan saat ini

Satu sisi ia tidak ingin mengecewakan sang Papah, tapi disisi lain juga ia tidak ingin membuat sang Mamah marah dan berakhir dengan sang Mamah yang akan bertengkar dengan Papahnya

Tapi, mungkin opsi pertama yang akan Jeo ambil. Karena setidaknya sang Papah masih bisa membanggakan Haruto kepada teman-temannya.

Karena jika ia memilih opsi kedua, masalahnya akan semakin besar. Dimulai dari sang Mamah dan Papah akan ribut, kakak kembarnya yang akan semakin tidak dihiraukan oleh sang Papah dan mungkin saja sang Mamah akan memarahi nya?











"Aaaaa soal ulangannya pusing, gue jawab ngasal jadinya" keluh Jeo sambil merebahkan dirinya di salah satu kursi perpustakaan

"Anjir yang bener aja Lo? Itu soal gampang semua Cok!" Heboh Jungwon sedikit berteriak

"Sttt dimohon untuk tenang, ini perpustakaan" Teguran dari penjaga perpustakaan pun membuat keduanya kembali diam, dan Jungwon tidak kembali bertanya kepada temannya itu

"Lo sih, dah tau kita lagi di perpus, malah berisik" dumel Jeongwoo sangat pelan

"Ya lagian omongan Lo aneh-aneh aja, yakali soal tadi dibilang susah" balasnya tak kalah pelan














"Jeo pulang"

...

Tak ada yang menyahut, suasana rumahnya benar-benar sangat terasa sepi, membuatnya sedikit merasa bingung

Masalahnya mobil sang Papah ada di halaman rumah mereka, yang berarti seharusnya sang Papah berada di rumah

"Mah... Pah..." Panggilnya sekali lagi, sambil mencari ke ruang keluarga

Prangg

'hiks... Hiks'

Saat melewati gudang, ia samar-samar mendengar seperti ada barang pecah dan suara isakan tangis, yang ia yakini suara tangis itu suara sang Mamah

Tak menunggu lama ia langsung berlari kembali kearah gudang dan membuka pintunya dengan sangat kencang

Brakk

Gelap. Itulah yang pertama kali ia lihat, tapi di ujung ruangan sana terdapat sedikit cahaya, yang mana menampilkan 2 orang dewasa tengah menatapnya

"Pah... Mamah kenapa?" Jeo menghampiri orang tuanya dengan hati-hati, karena banyak pecahan beling dilantai gudang itu

Saat sudah sampai dihadapan kedua orang tuanya, ia segera membantu sang Mamah untuk berdiri

"Kalian kenapa? Papah apain Mamah, kenapa Mam---

Belum selesai merampungkan ucapannya, Sang Papah pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua di gudang

Helaan nafas ia keluarkan, setelahnya ia membantu sang Mamah untuk pergi ke kamar Mamahnya

Berpapasan dengan ia dan sang Mamah yang masuk ke kamar, terdengar suara mobil yang mulai menjauhi pekarangan rumah












"Mah jujur sama Jeo mamah kenapa? Papah apain Mamah sampai luka-luka gini?" Setelah mengantarkan Mamahnya kedalam kamar, Jeo tidak langsung pergi, ia membersihkan terlebih dahulu darah yang keluar dari luka di telapak tangan Mamahnya

"Papah ga apa-apa in Mamah"

"Terus kenapa Mamah bisa luka gini?" Belum puas dengan jawaban dari Mamahnya, ia terus-menerus bertanya

"Ini ulah Mamah, tadi Mamah emosi jadi mamah banting pigura yang ada di gudang, terus ga sengaja kena tangan" meskipun Jeo masih tidak percaya tapi ia tetap mengiyakan, ia menyuruh Mamah nya untuk beristirahat, dan setelahnya ia pergi ke kamarnya sendiri














Sudah seminggu lewat, tapi Jeo masih penasaran dengan kejadian Minggu lalu kemarin.

Pikiran-pikiran negatif nya tidak mau hilang setelah sang Papah jadi jarang pulang seperti bang toyib.g

Dan sang Mamah yang terus saja mencuekinya.

Ia bingung, sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa Mamahnya mencuekinya? Tapi tidak dengan Haru? Kenapa? Apakah kejadian Minggu lalu terjadi karenanya?

"Makan, jangan ngelamun terus" teguran dengan suara nada datar itu keluar dari mulut sang Mamah yang duduk di hadapannya

Saat ini mereka sedang sarapan, tidak dengan sang Papah, hanya bertiga.

Haruto yang melihat adiknya ditegur hanya diam sambil melanjutkan makannya, sebenarnya Haruto bingung kenapa sang Mamah begitu kepada sang adik, tapi ia berpikir lagi, mungkin adiknya itu membuat kesalahan.

Haruto tidak tau kejadian Minggu lalu, karena memang ia tidak dirumah, dan tidak ada yang memberi tahunya













"Jeo kamu ikut Papah"







Bersambung hehe:V
Maaf ya ges dah bbrpa Minggu pas tiap Sabtu ga update, lupa gess, mana waktu itu sakit parah, jadi ga sempet update🥲

Luka || Park Jeongwoo ft. Watanabe HarutoWhere stories live. Discover now