Chapter 5

97 10 0
                                    

Sudah satu minggu berlalu, yang artinya hari ini adalah hari Senin, hari dimana pembagian raport akan dilaksanakan, dan yang artinya sudah satu minggu juga ia hanya tinggal berdua dengan sang Papah.

Selama satu minggu ini Jeo belum pernah bertemu dengan Mamahnya lagi, ia hanya bertemu dengan Haru, itupun jika di sekolah saja.

Dan hari ini akhirnya ia bertemu lagi dengan Lisa, mata itu berbinar memancarkan kerinduan saat melihat sang Mamah.

"MAMAH" pekiknya sembari memeluk sang Mamah, membuat Lisa yang sedang berjalan sambil mengobrol santai dengan Haruto pun terkejut, bahkan ia hampir saja terjatuh kebelakang jika Haruto tidak menahan pinggangnya.

"Jeo pelan-pelan, Mamah hampir jatoh" tegur sang kakak kembar sambil menatap adiknya tajam, sedangkan yang ditatap pun hanya menyengir saja

"Ya sorry to, gue kan kangen Mamah" Lisa yang melihat kedua anaknya pun hanya menggeleng saja

Setelah itu Lisa mulai melepaskan pelukannya kepada Jeongwoo "kesini sama Papah?" Tanya Lisa

"Enggak Mah, tapi nanti Papah nyusul katanya. Mungkin bentar lagi sampai" jawab Jeo, dan kembali di jawab dengan anggukkan oleh Lisa















Saat ini semua orang tua sudah berada di dalam kelas, sedangkan anak-anak mereka menunggu diluar, bahkan ada yang sudah pergi ke kantin.

"Haha liat kan? Haru itu pinter, dia bisa lebih unggul dari anak kesayangan kamu itu" bisik Lisa tepat di samping telinga sang mantan suami, membuat June yang mendengarnya pun mendidih karena emosi

Yups, mereka duduk berdampingan, mereka memang selalu seperti itu setiap tahunnya. Hanya saja yang membedakan adalah status mereka sekarang, jika dulu mereka datang dan duduk berdampingan sebagai suami istri yang mengambil raport anaknya, maka sekarang hanya sebagai orang tua yang mengambil raport anaknya.

Dan masih sama dengan tahun-tahun yang lalu, Lisa yang akan mengambil raport Haruto, dan June yang mengambil raport Jeongwoo, selalu seperti itu.



















"Pah, Jeo main sama Uwon dulu ya?" Izin Jeongwoo kepada sang Papah yang baru keluar dari kelas bersamaan dengan orang tua yang lain.

June yang mendengar itupun langsung menatap anaknya tajam "pulang" suara datar itu terasa sangat mengancam, Jeongwoo yang sudah paham pun hanya diam tidak berani menjawab sahutan June.

Setelah berpamitan dengan sang Mamah dan kembarannya, Jeo pun mulai melangkahkan kakinya menuju parkiran dimana mobil sang papah berada. Ah iya, dia juga sudah mengabari Jungwon kalau dia tidak bisa main hari ini, dan Jungwon yang paham pun hanya memberikan kata penenang untuknya, meskipun itu tidak akan mengubah apapun tapi Jeongwoo sangat bersyukur karena mempunyai teman sebaik Jungwon.
















"ANAK BODOH!! APA KAMU MEMANG BERNIAT UNTUK MEMALUKAN PAPAH DI DEPAN MAMAH MU ITU??" Jeo yang ditanyai seperti itu pun hanya diam tidak berani menjawab pertanyaan sang Papah

Saat ini ayah dan anak itu sedang berada di gudang. Tadi saat baru saja sampai rumah, dan Jeo baru melangkahkan kakinya ke dalam rumah ia langsung diseret oleh sang ayah ke dalam gudang.

Tenang, ayahnya itu belum memukul nya, ia baru memarahi Jeo saja, belum sampai memukulnya... Mungkin sebentar lagi, hehe

Brukk

"JAWAB SIALAN!! UNTUK APA ADA MULUT JIKA KAU HANYA DIAM BODOH!!"

June mendorong anaknya sampai mengenai tembok gudang itu, membuat Jeo sedikit meringis

"sekali lagi saya tanya, apa kamu memang berniat untuk memalukan saya didepan wanita itu hah?" Meskipun June sudah merendahkan suaranya tetap saja itu terdengar menyeramkan, atau bahkan lebih menyeramkan

'Mamah ayok datang, Mamah yang suruh aku buat ngalah. Setidaknya Mamah harus tanggung jawab, Jeo butuh pelukan Mamah'

"JAWAB BODOH" Jeo yang sedang melamun pun terperanjat mendengar Papahnya menaikkan suaranya kembali,

Dan dengan ragu ia menjawab "Tapi pah, Haru juga anak Papah. Setidaknya kalau Jeo ga bisa banggain Papah, masih ada Haru yang bisa Pah" Jawab nya dengan suara yang sangat pelan, namun masih dapat didengar di kesunyian ruangan itu

June yang mendengar jawaban anaknya itu malah semakin naik pitam "PERCUMA SAYA BANGGA-BANGGAIN KAMU MATI-MATIAN DIDEPAN MAMAH MU ITU, KALAU KAMU NYA SAJA BODOH SEPERTI INI!!"

"Jeo ga minta buat di bangga-banggain kok Pah"

"BERANI KAMU MENJAWAB HUH?" June sudah siap menampar anaknya itu, tapi urung saat handphone nya berdering tanda ada yang menelpon

'nggak jawab salah, ngejawab juga salah'

Jeo yang melihat Papahnya keluar pun bernafas lega, setidaknya ia punya waktu untuk bernafas, tadi itu benar-benar menegangkan. Tapi sepertinya itu tidak berlaku lama, karena Papah nya kembali masuk ke dalam gudang dan menghampiri nya

"Papah ada urusan, kamu diam disini dan jangan berisik. Kamu papah beri hukuman, jadi papah kunci kamu disini. Tidak ada makan dan minum!! Renungi kesalahan kamu itu!!" Setelahnya June kembali keluar, dan benar-benar mengunci Jeo di gudang itu.












 Tidak ada makan dan minum!! Renungi kesalahan kamu itu!!" Setelahnya June kembali keluar, dan benar-benar mengunci Jeo di gudang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Renungi kesalahan aku? Jadi sebenarnya siapa yang salah? Aku atau Mamah dan Papah yang kurang adil? Kenapa semuanya jadi salahku?"

- WATANABE JEONGWOO




















Hehe segitu dulu ya, buat book sebelah maaf bngt author lupa update:)
Oh iya author punya sesuatu...

Hehe segitu dulu ya, buat book sebelah maaf bngt author lupa update:)Oh iya author punya sesuatu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author pen bikin ini hehe, kira² ada yang minat buat baca??

Luka || Park Jeongwoo ft. Watanabe HarutoWhere stories live. Discover now