Chapter 3: Exotic Monster Meat

39 8 22
                                    

Mengabaikan tanda-tanda infeksi Scarlet di tubuhnya, Dykuma mengangkat Asegh lalu melapisi dua jarumnya dengan aura shadow. Sesudah Asegh berubah warna menjadi hitam, dia melempar sepasang senjatanya ke arah mulut golem. Sayangnya, serangan itu hanya menghasilkan retakan.

"Dyke, mundur!" teriak Eylam. Dykuma pun menjauh dari golem dan dua temannya.

Setelah pemuda itu menjauh, Eylam melemparkan dua chakra sekaligus. "Silver-derora, silver-bennu," ucap penyihir itu. Dalam sekejap, sebuah pusaran api terbentuk dari elemen angin dan api. Pusaran api itu menyedot semua spora fusia di sekitarnya, sekaligus membakar semua bibit parasit tersebut.

Masih belum berhenti, Eylam mengeluarkan Gold Magic Chakra untuk menggelar sihir tingkat tinggi. "Gold-afra," mantra diucapkan dan melepaskan sihir di dalam chakra. Kumpulan rune terlihat berkilau biru serta berputar rapi membentuk array sihir melingkar. Dua detik kemudian, dari array tersebut muncul sebuah tombak batu sepanjang lima meter yang dipenuhi sihir elemen logam. Ketika Eylam mengacungkan tangannya ke depan, tombak itu melesat ke arah mulut golem dan mengenainya.

Prak!

Mulut golem hancur dan kepalanya pecah. Bersamaan dengan itu, Eylam melempar sebuah chakra berwarna perak ke arah Scarlet yang kehilangan tempat mengakar. Mantra sihir diucapkan untuk melepas api yang kemudian menyelubungi bunga itu. Saat Scarlet terakhir berubah menjadi abu, golem langsung mematung. Tidak lama kemudian, monster yang tadinya menyerang brutal, ambruk lalu berubah menjadi gundukan batu.

Tanpa membuang waktu, Eylam berlari mendekati Dykuma yang sedang meringis di antara tebing. Ketika sampai, penyihir itu melihat animaginya sedang diliputi sihir bercahaya biru tua. Kekuatan sihir itu melenyapkan pucuk-pucuk hijau yang mulai tumbuh di tubuh assassin itu. Dalam beberapa saat, garis-garis hitam menghilang dari kulit Dykuma dan mengembalikan warnanya menjadi putih langsat.

"Damage Transfer," gumam Eylam dengan wajah pucat. Sihir itu diberikan oleh ayahnya pada Dykuma sesudah kontrak antara dirinya dan animaginya terjalin. Hanya Penyihir Agung dengan kemampuan mengendalikan elemen natura yang dapat menggelar ritual sulit untuk mengekseksi sihir kuno tersebut. Kemunculan sihir itu berarti sahabatnya sempat berada di ujung maut. Dia pun mengerutkan alis seraya menarik tangan kiri remaja di hadapannya.

Saat memeriksa telapak tangan Dykuma, Eylam hanya melihat satu lingkaran sihir yang tersisa. Satu Damage Transfer sudah digunakan sehingga hanya tersisa satu lagi. Sambil mengepalkan tangan, penyihir itu menghardik temannya, "kalau kondisimu buruk, segera mundur sebelum aku minta!" Kepala pemuda itu langsung pening mengingat bagaimana animaginya tetap bertarung walau terinfeksi spora Scarlet.

"Tugasku adalah melindungimu. Aku tidak boleh lari," kata Dykuma dengan pandangan lurus ke arah mata safir temannya.

Jawaban itu membuat Eylam mengeraskan rahang. Dia merasa perlu memberi pengertian pada putra keluarga Sabbah ini. Sayangnya dia tidak sempat membuka mulut karena omelan dari Shervin terdengar.

"Jangan lelet! Ayo pergi sebelum Scarlet membuat golem baru!" ajak Shervin. Dia sudah membuka parasol serta melebarkan tempat duduk. Sentient Box terlihat bisa memuat tiga orang.

Eylam akhirnya menarik napas dalam lalu membantu Dykuma berdiri. Setelah itu mereka menaiki Sentient Box dan melesat menjauhi sarang Scarlet yang menyusahkan itu. Ini baru langkah pertama tetapi satu anggota tim sudah nyaris kehilangan nyawa.

"Sepertinya informasi tentang Death Desert tidak bisa terlalu kita percayai. Monster tadi sudah berkembang lebih kuat daripada apa yang tercatat. Tidak banyak manusia mendatangi tempat ini sehingga informasi yang kita punya sudah kadaluarsa," keluh Shervin sambil menyentuh loncengnya yang berbunyi pelan.

Crimson Under SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang