Chapter 5: Uncontainable Sorrow

42 8 31
                                    

Eylam merasa sekujur tubuhnya nyeri. Ketika kilau cahaya memudar, gurun dan lintah raksasa di depannya terlihat samar. Dengan mengerahkan sisa tenaga, pemuda itu mendongak dari posisi tertelungkup. Dia melihat lingkaran sihir berwarna biru laut menyiramkan volume air yang besar ke Cute Wormy di bawahnya. Air yang jatuh bukan hanya memasuki mulut makhluk itu tetapi juga membasahi sekitar sehingga udara menjadi lebih sejuk.

"Apa kalian bisa bangun?" tanya Dykuma yang berdiri menghadap Cute Wormy dengan posisi bertahan. Tangannya memegang senjata dan dia fokus pada lintah raksasa yang sedang memuaskan dahaga. Animagi itu semakin awas karena dua temannya sedang tidak bisa melindungi diri.

"Aku coba." Eylam mengepalkan tangan berusaha mendorong badannya untuk bangkit tetapi sulit. Di sebelahnya, Shervin berhasil bersimpuh sambil bertumpu pada Sentient Box.

"Lam, aku mohon berhenti melakukan percobaan sihir yang belum kamu perhitungkan matang-matang," pinta Shervin sambil menggertakkan gigi.

Mendengar permintaan itu, Eylam merasa lega. Setidaknya kondisi Shervin tidak terlalu buruk karena masih punya energi untuk memarahinya. Dia lalu menenangkan napas, menunggu hingga mananya pulih.

Sayangnya penyihir itu tidak diberi waktu jeda. Tidak lama, lingkaran sihir yang digelarnya kehabisan air. Cute Wormy pun mengalihkan perhatian ke arah tiga orang yang ada di sana. Makhluk itu membuka lebar mulutnya yang terlihat seperti gua bergigi.

Semakin waspada, Dykuma maju beberapa langkah untuk berjaga-jaga jika makhluk itu menyerang. Sambil mengeratkan pegangan pada senjatanya, dia bertanya-tanya apa tujuan makhluk itu. Apakah Cute Wormy mau berbicara pada mereka, langsung memberikan kartu Jack, atau ....

"Dyke, mundur!" kata Eylam berusaha berteriak tetapi suara lemahnya tersapu angin. Firasatnya mulai buruk mengingat bagaimana cerobohnya Dykuma setiap berhadapan dengan bahaya.

Dykuma tidak mendengarkan. Dia mengangkat senjatanya yang menghitam. "Tenang, Lam. Ini mungkin kesempatan kita mendapatkan kartu Jack," ucap animagi itu sambil menguatkan aura shadownya.

Seakan bereaksi atas dugaan Dykuma, Cute Wormy menggeram tenang lalu perlahan-lahan masuk ke dalam pasir. Eylam mengerutkan kening, demikian pula Dykuma. Berbeda dengan dua orang itu, Shervin yang kekurangan mana sedang memaki-maki sambil mengaktifkan alat magicnologinya yang tidak merespon.

Gumuk pasir terlihat berdenyut lagi setelah lintah raksasa tadi membenamkan diri. Meski suasana terasa damai, jantung Eylam berdetak kencang. Bukan hanya itu, lonceng Shervin juga tiba-tiba berdentang tajam.

"Dyke, ayo per ...," Eylam belum selesai mengucapkan kalimatnya ketika mulut dengan gigi-gigi tajam muncul dari dalam pasir. Cute Wormy mencaplok Dykuma kemudian menegakkan tubuh panjangnya yang terlihat seperti pilar raksasa.

Dengan mata terbelalak, Eylam menatap lintah raksasa yang baru saja memangsa sahabatnya. "Dyke!" pemuda itu memanggil. Seluruh tubuhnya mendadak dingin. Tenggorokannya langsung tercekat.

Beberapa detik kemudian, dia tercenung kemudian meraba-raba kantung dimensi untuk mengeluarkan chakra. Namun, tanpa mana, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dipenuhi frustasi, penyihir itu berusaha merayap. Sayangnya, tubuhnya tidak mau mematuhi kemauannya.

Ketika dia masih berusaha melakukan sesuatu untuk menyelamatkan sahabatnya, sepasang capit baja malah menariknya dengan kasar. Dia terpelanting ke atas dudukan sofa lalu melihat kucing animaginya sedang bersiap melarikan diri.

"Kalau kamu berani meninggalkan Dyke, aku tidak akan memaafkanmu!" bentak Eylam dengan kilat amarah mewarnai matanya. Shervin langsung gemetar melihat kemarahan pertama Eylam setelah beberapa tahun mengenal pemuda itu.

Crimson Under SunsetWhere stories live. Discover now