1

1.7K 51 0
                                    

"Temenin aku ke mall,,mau beli perlengkapan kuliah"
perempuan berambut panjang lurus,kini sudah berdiri di samping laki laki yang lagi sibuk bermain game online.

"Gue futsal,,gue antar nanti gue jemput lagi?bisa?"

Perempuan itu tanpa jawaban langsung berbalik badan setelah mendengar ucapan laki laki yang kadang berkacamata dan pergi diikuti laki laki yang tadi sibuk bermain game.

"Kamu futsal dimana?"

"Di kampusnya Aldo,aku cadangan cuma disuruh datang "

"Emang kaki nya udah sembuh?"

"Makanya aku cadangan,,semoga aja mereka ga harus di ganti,kamu mau belanja apa ?"

"Buku referensi,,sama mau nyariin Perlengkapan Zio,dia gamau beli sendiri "

"Zio jadi di kampus kita?"

"Jadi,,kan Papah yang nyuruh biar dia ga bolos padahal aku kan gabisa juga ngontrol dia,beda angkatan beda jurusan "

"Suruh dia pacaran nanti pasti rajin "

"Jadi kamu rajin karena aku"

"Iya"

Perempuan itu mengeluarkan gadget dari tas nya karena ada notifikasi chat yang masuk..

"Aku turun di lobby bawah aja,,ada teman aku yang nunggu disana "

"Oh yaudah berarti aku gausah parkir ya?"

"Nanti kalau pulang gabisa jemput, aku naik grab aja"

Mobil itu berhenti tepat di lobby mall di lantai satu,perempuan itu menunggu beberapa saat ,melirik ke arah pintu lobby mall,,seorang pegawai  keluar membawa salah satu merk makanan cepat saji yang sudah di simpan di dalam kantong plastik khusus sesuai dengan nama resto ,,dia menurunkan kaca mobil dan sedikit memberi kode ke pegawai makanan cepat saji..

"Aku udah di tunggu temen ku,,kamu hati hati di jalan,jangan ngebut,kalau sudah disana kabarin aku,"

Perempuan itu melepaskan seatbelt dan menoleh ke arah lelaki yang memperhatikan semua gerak geriknya,tersipu dengan perlakuan perempuan yang susah di tebak.
Perempuan itu mengusap pipi lelaki itu lembut setelah memberikan kecupan lembut tanda perpisahan.

Perempuan itu membayar pesanan dan kembali ke mobil,,meletakkan beberapa bungkus makanan yang lebih dulu di pesan sebelum sampai ke pusat perbelanjaan.

Laki laki itu kembali melajukan mobilnya setelah perempuan yang di antarnya sudah lebih dulu masuk ke dalam mall.

Perempuan itu mulai menghubungi seseorang yang sudah janji sebelumnya..

"Dimana?"
"..."
"Ok"....

Panggilan berakhir,,perempuan itu menarik napas dalam sebelum menemui teman yang sudah lebih dulu menunggunya..

"Seleramu susah di tebak yah,,dari pengusaha ke bocah,,sangat unik"

Laki laki berpakaian layaknya pekerja kantoran,,meski tidak memakai jas tapi tampilannya sangat rapi dengan kemeja lengan panjang berwarna biru muda.

"Mana buku tabungan nya"
Sikap yang berbeda saat tadi dia bersama laki laki pertama dan kini laki laki kedua.

"Gausah buru buru,kan kamu ga ada kesibukan juga,,paling habis ini kamu pulang,main sama kucing terus bosan terus nonton tv ter-"

Perempuan itu berdiri dan siap melangkah,dengan cepat laki laki itu meraih lengan itu agar tetap berada disana.

"Aku bisa aja kirim buka tabungan mu kalau cuma itu alasannya,,kasih aku waktu buat bicara,,kamu menyelesaikan semuanya secara sepihak,,aku salah apa aku juga gatau"
Perempuan itu bisa mendengar suara keputus asaan dari laki laki yang dulu,ya Dulu ,begitu dia mungkin sayangi atau cinta atau penenang hati.
Laki laki yang 3 Tahun menemani masa akhir putih abu abu sampai semester 4 dia kuliah.
Laki laki yang tau kebiasaannya,marahnya,rumahnya,bahkan laki laki pertama yang dia kenalkan kepada keluarganya.

"Saya bilang sudah tidak ada hal yang harus di bahas"
Perempuan yang dulunya begitu lembut ketika dengan pria itu kini berubah sangat dingin

"Tapi aku gatau apa yang bikin kamu benci sama aku,aku frustasi ,kita udah janji kalau hubungan ini harus berakhir baik ,kenapa kamu selesaikan secara satu pihak "
Meski dengan nada yang masih rendah karena mereka berada di pusat keramaian.

"Sudah jelas dan sudah selesai,berhenti mengganggu saya "

Tanpa kata tanpa menunggu aba aba,,perempuan itu melangkah pergi tanpa menoleh sedikitpun kepada laki laki yang kembali tertunduk lelah.

Perempuan itu mempercepat langkah kakinya,mencoba mencari pintu keluar dengan cepat,,pipi dan matanya sudah mulai terasa panas.

Lengan nya di tarik dengan kasar dan menuntunnya ke arah tempat lain.
Dia hapal ini perlakuan siapa,setidaknya air mata itu tidak jadi turun,digantikan emosi yang lain.

"Bisa pelan ga?gue bunuh lu disini "

"Lu tau,tanpa gue lu ga bisa jadi orang sabar,,jadi berterimkasih lah pada adikmu yang tampan ini " kini mereka berjalan beriringan dengan lengan pria yang sudah bertengger di bahu perempuan itu,meski penuh penolakan tapi tenaga pria muda itu jauh lebih kuat tentunya.
"Kenapa sih ga cari sendiri ,kenapa harus aku yang nyari,Aldo kan ada ?"

"Lu tau  gue belanja sama Aldo apa yang terjadi "

"Kamu yang salah bikin Aldo marah"

"Emang ga ada yang percaya sama gue gimanapun gue jelasin "
Bukannya kasian,perempuan itu membuang napas lagi dan lagi,bukan soal dia tidak percaya ucapan adik bungsunya,Zio,laki laki yang beberapa saat lalu menarik lengannya,karena dirinya yang hampir tertabrak mobil,begitu jauh dan tidak sadarnya perempuan itu sudah berjalan cepat meninggalkan laki laki yang sudah ia kubur dalam dalam perasaan nya.

"Tapi duitnya ada kan,,gue ga di kasih duit,,sebenarnya gue menderita tapi gue bisa apa "

"Kamu beli apa?kata mamah tanya kamu aja aku cuma di kasih uang nya soalnya mamah gatau kamu ga kasih tau juga "

"Sebenanya gue udah di beliin,tapi gue emang mau ganti sepatu sama baju baru,,masa maba tampilannya jelek"

"Siapa yang beliin?"
Perempuan itu tau kebiasaan adik bungsunya,,dia tidak bisa membeli sesuatu apalagi urusan sekolah di tambah dia sedang tidak di berikan uang jajan.

"Gue punya pacar,tapi kakak jangan kasih tau mamah "
Laki laki itu berbicara sambil menatap serius ke perempuan di sampingnya
Tanda dia lagi serius.

"Tapi gaboleh kamu suruh anak orang belanjain kamu,,kamu laki laki,"

"Hari ini gue tuh janjian disini, karena kan lu disuruh mamah,pasti ada duit kan,,nah nanti ganti duitnya,,soalnya mau gue kenalin ke kakak sebagai bukti gue punya pacar "
Perempuan itu menatap si bungsu jengah,kadang dia kasian karena Zio belum boleh pegang uang tapi lebih baik tidak usah di beri uang.

Zio menjawab sambungan telpon dari seseorang.

"Oke tunggu aja disitu"
Bahkan perempuan itu bisa melihat wajah adik nya berseri,defenisi hubungan baru di mulai.

Zio menggandeng tangan kakaknya menuju restoran cepat saji.
Disana sudah ada 2 wanita yang duduk berhadapan,

"Udah lama ya nunggunya ?"
Perempuan itu cukup heran dengan nada adik bungsunya,sangat berbeda dengan tahun minggu hari bahkan beberapa menit yang lalu.
Tapi dia menjaga harga diri si bungsu dengan ikut menyapa dua perempuan yang memang terlihat masih muda baru lulus sekolah tingkat atas.

"Kita juga baru datang,"perempuan berkulit sangat putih menjawab dengan malu malu.

"Oh iya,,sha ini kakak aku "

Perempuan berkulit amat sangat putih
Itu berdiri dan mengulurkan tangan kearah kakak perempuan Zio..

"Halo kak ,aku marsha"

"Aku Gita,kakaknya Zio,,kamu pacarnya Zio?",,
Ya,,Gita,kakak Perempuan Zio dan anak Pertama di keluarga Zio,pengatur keungan Zio.

Mendengar ucapan itu,,marsha ,,gadis berkulit amat sangat putih terlihat malu malu kambing.
Mereka menghabiskan waktu dengan berbelanja kebutuhan Zio,dan juga bukan Gita namanya kalau ga ikut belanja untuk dirinya.

***
Nikmati saja yah :)
Tbc....

KisahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora