28. Terungkap

21.4K 2.1K 745
                                    

"Berharap dengan manusia adalah sumber kekecewaan yang luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berharap dengan manusia adalah sumber kekecewaan yang luar biasa."

Clarissa Athanasia Raymond

°°°

👑👑👑

Arthur tidak bilang apa-apa mengenai ide yang dia jelaskan saat membahas masalah pembunuhan. Farez curiga ada sesuatu yang disembunyikan darinya. Pasalnya, bagaimana seseorang yang tengah terbaring di rumah sakit bisa mengetahui informasi tentang pembunuh itu?

"Biasa aja ngeliatnya, Rez," tegur Arthur ketika Farez terus menatapnya sejak tadi.

Laki-laki bermata elang itu tengah sakit dan mengalami cedera akibat berkelahi dengan pacarnya Athena (ketua OSIS SMA Galaksi). Sebenarnya dia tidak perlu menginap di rumah sakit, namun dia telah menyusun rencana sehingga mengharuskan dirinya untuk menetap di rumah sakit sementara waktu.

"Dapat informasi darimana?" tanya Farez menyelidik.

Arthur tersenyum miring. "Dari seseorang."

Farez masih menatapnya dengan seksama seolah sedang mengintimidasi laki-laki yang tengah berbaring di bangsal. Arthur yang merasa ditatap tidak peduli dengan reaksi Farez yang berusaha menyelidiki darimana sumber informasi yang dia dapat.

"Lo nggak perlu tau siapa orangnya. Yang penting rencana malam ini harus berjalan sesuai dengan apa yang gue bilang waktu itu."

"Apa lo yakin pembunuhnya datang malam ini?"

"Gue yakin," sahut Arthur.

Hening. Keduanya hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"Kenzo itu mau melindungi lo dari kasus ini. Dia sebenarnya sayang sama lo," ujar Arthur tiba-tiba.

"Hm? Sayang? Orang yang nggak peduli kalau gue dipukulin sama ayah, itu namanya sayang?"

Arthur menghela nafas kasar.  "Apa lo nggak sadar kenapa Kenzo yang statusnya AKP itu mau nyembunyiin satu bukti kasus pembunuhan itu? Dia udah melanggar sumpah jabatannya demi siapa? Demi lo, Rez."

"Dia percaya kalau lo... Bukan pembunuh."

Telinga Farez bergeming setelah mendengar penuturan dari sahabatnya. Dia tidak benci dengan Kenzo, hanya saja dia terkadang kesal dengan kakaknya karena selalu diam dan seolah tidak peduli ketika Kevin memukulinya. Karena itu dia merasa sendirian dan tidak mendapatkan dukungan dari keluarganya sendiri.

"Gue nggak benci sama dia," ucap Farez lirih.

Arthur memutar bola matanya malas. "Udahlah. Gue mau tidur, pusing banget."

"Tunggu!"

Arthur yang awalnya ingin menutup mata akhirnya menoleh. Dia menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?" tanyanya ketika melihat wajah Farez yang menunjukkan ekspresi khawatir.

My Alim BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang