2. Permainan Di Mulai

879 105 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

.

.

Jaeyun menatap tak suka si bocah SMA dari spion tengah mobilnya. Ia heran, kenapa bisa-bisanya terdorong untuk bertindak tak beretika?

"Sialan! Kalau saja kau tak meminta maaf, aku benar-benar akan membawamu ke kantor polisi." Gumam Jaeyun yang sudah geram, sampai ke ubun-ubun. Kalau bisa di gambarkan, kepalanya sudah berasap sekarang. Kilatan matanya masih saja menajam tertuju pada sosok menjulang yang belum juga beranjak dari posisinya, berharap bisa keluar sinar laser dari matanya sendiri lalu tembus ke kepala Sunghoon.

Tapi ini dunia nyata, bukan dunia film. Sayang sekali.

Ketika rapat pun, fokusnya jadi terganggu karena masih memikirkan kejadian memalukan yang menimpanya di rumah sakit.

Haruskah ia memarahi Jongseong? Coba saja ia tak menjenguk teman curutnya itu, pasti tak akan ia bertemu bocah tengil bin biadab tadi yang sudah melecehkannya. Kalau sudah begini, semuanya berasa salah di matanya.

Harga dirinya berasa diinjak-injak.

Jaeyun menghela nafas gusar, segusar gusarnya. Jimin yang melihat sang presdir yang tampak terlihat tak seperti biasanya, menanyakan apakah semuanya baik-baik saja.

"Iya, aku baik-baik saja." Ucapannya yang terdengar berusaha meyakinkan Jimin, padahal sebaliknya.

Jaeyun mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya sebelum melanjutkan memimpin rapat, "baik. Karena kita sudah dapat bantuan pasokan dana, kita akan desak pihak pabrik untuk memproduksi lebih cepat produknya. Saya harap kita bisa secepatnya laksanakan launching produk baru ini. Mohon kerja samanya."

"Baik Presdir." Jawab mereka yang ada di ruangan rapat tersebut.

"Untuk BM yang saya kasih kepercayaan, tolong kontrol kerja anggotanya ya."

"Baik Presdir."

"Jadi bagaimana dari pihak dermatologi? Suratnya sudah ada?" Tanya Jaeyun pada wanita dengan kacamata bertengger di hidungnya, ia menyerahkan surat hasil formulasi produk dari pihak dermatologi pada Jaeyun.

"Okey, nanti periksa lagi perizinan semua produk kita ya agen Kim Sunoo."

"Siap Presdir~" Sunoo selaku ABM atau Area Business Management memberi senyum lima jari pada Jaeyun, yang di beri seyuman tak menggubris karena sudah biasa dengan aura ceria pemuda itu.

Rapat di siang itu akhirnya berjalan dengan lancar sesuai rencana, meski pikiran Jaeyun tengah terganggu. Karena dirinya masih di kantor, maka harus tetap profesional. Bagaimanapun dirinya atasan jadi mau tak mau mengesampingkan masalah pribadinya dulu.

My Beloved Ahjussi | SUNGJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang