3. Please, Maafkan Aku

823 81 29
                                    

Gak ada kata-kata wejangan gaes☺️🔫 enjoy~ selamat membaca~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak ada kata-kata wejangan gaes☺️🔫 enjoy~ selamat membaca~
.

.

.

.

.

"Aku mau ke cafetarina." Jaeyun berkata seraya berjalan meninggalkan meja kerjanya.

"Ayo barengan."

Jaeyun dan Heeseung pergi bersama menuju cafetarina kantor, ia mau pesan kopi dan beberapa camilan. Selain alkohol, Kopi adalah obat ampuh untuk menjernihkan pikirannya yang sudah menderu bagai badai topan, tapi ia sembunyikan dengan air muka yang kelewat tenang.

Siapapun tahu, apa kandungan di dalam kopi. Kopi mengandung kafein yang di percaya memang ampuh untuk menghilangkan setres jika di konsumsi tak berlebihan. Pilihan yang tepat jika ingin melarikan diri dari bayang-bayangan keributan isi kepalanya, ketimbang minuman alkohol yang akan membuatnya hilang kesadaran di saat ia akan berkerja.

"Tak ada kesibukan hari ini kak?" Jake membuka obrolan basa-basi, untuk menemani keduanya yang tengah menanti lift berhenti di lantai yang mereka inginkan.

"Tidak, makanya bisa mengunjungimu."

"Bagaimana pembukaan cabang barumu di Daegu? Lancar?"

"Iya, untungnya lancar."

"Syukurlah."

"Kalau kau? Ada kabar baik mengenai investor yang kau temui hari ini?"

"Ah! Iya, aku lupa cerita. Beruntung sekali aku hari ini! Tuan Yeonjun mau menjadi investorku! Hehee, aku senang sekaliii." Tak hanya nada bicara Jaeyun, raut wajahnya juga menunjukkan suasana hatinya hari ini.

Jika ada ungkapan yang cocok untuk menggambarkan Jaeyun, maka Heeseung akan berkata dengan lantang, bahwa Jaeyun seperti bunga matahari yang indah berseri dan dirinya adalah kumbang yang mencintai sang bunga.

Lift sudah berhenti di lantai satu, posisi cafetarina sedikit di ujung dengan pemandangan langsung suasana di luar dan berhiaskan tanaman-tanaman hijau menyejukkan mata.

Tinggal menu seadanya saja yaitu gimbab, roti isi cokelat, dan minumnya hanya soda dan air mineral ketika mereka melihat papan menu. Maklum karena sudah terlalu sore.

Jaeyun dan Heeseung memesan menu yang sama: gimbab dan air mineral. Lalu memilih bangku di dekat jendela yang menampilkan pemandangan halaman depan kantor dan ingar bingar jalanan Seoul.

Heeseung masih berkutat dengan pikirannya sendiri, ia kesusahan mencari topik pembicaraan. Lelaki sejati harus pandai menyusun rencana perbincangan, agar percakapan mengalir dan tak tersendat-sendat.

Padahal ia sudah memikirkan apa topik pembicaraannya nanti ketika sudah berhadapan dengan Jaeyun, namun sirna ketika sudah berhadapan. Tumben, tak biasanya ia begini. Apa karena penampilan Jaeyun yang semakin jelita karena memakai perhiasan? Kalung yang melingkar di leher Jaeyun, begitu cocok bersanding dengannya.

My Beloved Ahjussi | SUNGJAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang