7. I'm The Lucky One

561 73 16
                                    

Vote dan comment ygy

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Vote dan comment ygy. Kalo gak, palingan aku ngilang lagi🤤☺️


.

.

.
Sunghoon tanpa geli menghapus jejak keringat di dahi Jaeyun sambil terus tetap merengkuh tubuh kecil Jaeyun yang tenggelam di antara tubuh besarnya.

Lama mereka di posisi itu lalu tibalah staff pemeliharaan datang menyelamatkan mereka.

Ternyata posisi mereka belum sampai sempurna, sehingga box lift masih menyangkut di atas.

Cukup rumit ketika akan keluar mengingat ia harus menenangkan Jaeyun dan meyakinkan pria itu jika mereka aman dan harus segera keluar.

Sunghoon lebih dulu menyuruhnya keluar dari celah yang tercipta di antara pintu, barulah dirinya menyusul.

Wajah Jaeyun terlihat kacau dan sembab, tapi di mata Sunghoon itu malah lucu. Jadi terlihat seperti anak kecil di tambah rambutnya yang sedikit semraut. Kebetulan juga memang badan Jaeyun itu kecil, kecil sekali malah.

Sunghoon membantu memapah Jaeyun dan meminta tolong pada perawat untuk memeriksa, Sunghoon pun menjelaskan apa yang di derita Jaeyun.

Setelah konsul dan diberi obat untuk bantu menenangkan Jaeyun, Sunghoon  membeli sebotol air mineral dan roti di mesin otomatis yang disedikan di rumah sakit.

Langkahnya terhenti oleh tangan Jaeyun yang menahannya.

"Tolong, lupakan kejadian tadi. Cukup kau saja yang tahu." Jaeyun berucap lirih tapi masih bisa di dengar Sunghoon.

"Iya, aku janji. Jadi Paman tak usah khawatir."

Kembali kepada niatan awalnya untuk membeli sebotol air dan sebungkus roti, Jaeyun harus mengisi perut sebelum meminum obat.

Jaeyun menerima roti dari Sunghoon hanya saja tak ia makan hingga habis, ia sedang tak berselera dengan roti jadi langsung meminum obat, untung saja obat itu sama dengan miliknya di rumah. Obat penenang yang sengaja disediakan jika phobianya kumat.

"Paman punya phobia di ruang sempit?"

"Bukan, tapi dengan kegelapan. Aku punya pengelaman buruk dengan kegelapan di masaku kecil. Aku pernah melihat 'mereka' yang seharusnya tak bisa kulihat, tapi sialnya dia berdiri di depanku. Semenjak kejadian itu, aku selalu tidur dengan lampu menyala."

Sunghoon diam sambil mendengarkan dengan takzim. Ia tak menyangka Jaeyun mau membagi kisah dengannya.

Ada baiknya ia menahan tingkah gilanya, ini nyatanya Jaeyun melunak. Atau perasaannya saja?

Bunyi suara yang seharusnya jangan pernah berbunyi jika di khalayak ramai, justru datang tak di undang. Jaeyun kesal sekali.

Suara itu muncul dari perutnya yang keroncongan.

My Beloved Ahjussi | SUNGJAKENơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ