8. Dia Siapa?

489 54 12
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

.

.

.

.
Hari bahagia bagi Jaeyun, namun juga hari yang melelahkan karena akhirnya produk skincare-nya bisa di luncurkan untuk di perjual belikan pada khalayak.

Jaeyun banyak mengundang para koleganya dan juga Jongseong, Heeseung untuk merayakan produk barunya ini.

"Wah~ Jaeyun selamat ya." Jongseong menghampiri teman manisnya itu, ia juga memberi pelukan maut pada Jaeyun.

"Ya! Ya! Kau mau membunuhku???"

"Itu,'kan namanya pelukan sayang, masa begitu saja kau tak mengerti."

"Sayang dari mananya? Kalau tak dilepas bisa remuk dadaku sepertinya."

Heeseung dari kejauhan melihat interaksi kedua sahabat itu penasaran, ia mengambil sampanye bergelas dengan tangkai tinggi lalu mendekati Jaeyun dan Jongseong.

"Kalian ngomongin apa sih? Aku ikutan dong." Heeseung muncul di antara mereka, lagaknya bukan main, tangan kirinya yang bebas dari gelas melingkar mengitari bahu Jaeyun. Di sesapnya minuman berakohol rendah itu, tapi matanya masih mengawasi Jongseong.

"Mau tahu saja." Balas Jaeyun.

Jaeyun mana sadar, jika di balik tatapan Jongseong dan Heeseung tersimpan sengatan membara.

Kilatan sengit tak terelakkan dan berkibar bendera persaingan antar mereka.

"Presdir, yang ini taruh dimana?" Tanya Sunoo yang datang dengan tangan membawa stok kue mangkuk yang berhiaskan krim cokelat.

Memecah belahkan kilatan persaingan yang kentara antara Heeseung dan Jongseong.

Sebenarnya bisa saja Sunoo menyuruh staff lain untuk membawakan kue tersebut, karena ia ada urusan lain. Tapi sengaja mengkambing hitamkan kue cantik itu sebagai akal-akalannya saja.

"Di sebelah sana taruhnya." Jari telunjuk Jaeyun sudah tepat menunjuk ke arah yang ia maksud.

"Dimananya Presdir? Atau Presdir ikut saya, tunjukin meja yang di maksud." Sunoo pura-pura tak mengerti demi melancarkan strategi yang sudah ia rencanakan sebelumnya.

"Hah...ya sudah ayo. Kalian tunggu sebentar ya." Jaeyun dan Sunoo pergi mendekat ke meja bundar yang sudah terususun kue mangkuk sebagian.

Sunoo menoleh ke belakang, melempar senyum mengejek pada Jongseong dan Heeseung yang menganga melihatnya. Ubun-ubun kepala mereka dibuat mendidih sekarang.

"Julukan rubah memang cocok untuk dia." Ujar Heeseung.

"Benar-benar licik." Sahut Jongseong, memperkuat karakter sosok Sunoo.

"Kau, bagaimana? Masih gigih mengejarnya lagi?"

Heeseung melihat Jongseong yang dengan santainya bertanya tanpa menunjukkan tanda-tanda ekspresi yang berarti padanya.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Mar 08 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

My Beloved Ahjussi | SUNGJAKEOnde histórias criam vida. Descubra agora