CHAPTER 4

905 78 20
                                    

Namjoon memberi salam ke PD Nim. 

"Namjoon-ah... saya bicara sebagai orang tua bukan atasan."

Namjoon mengangguk, Bang Shinyuk menyodorkan file.

Tangannya bergetar selesai membaca rekap medis Jungkook, lemas airmatanya mengalir tidak bisa di tahan.

"Ke... Ke... Napa baru sekarang?"

"Kamu pasti mengenal siapa Jeon Jungkook."

Bahu Namjoon melorot.

Sekilas bagaimana maknaenya itu cepat lelah dan terkadang dilihatnya mimisan. Namun yang paling draktis adalah penurunan berat badan.

"Perusahaan akan merapatkan selanjutnya kalian."

"Tidak perlu rapat, sudah ada jawaban. Disband!"

Beberapa dari mereka terkejut dengan jawaban Namjoon.

"Tidak semudah itu Kim Namjoon-Ssi."

 "Yang membuat ribet itu kalian yang hanya memikirkan profit! Keputusannya Disband, sebab kami adalah kami. Awal bertujuh sampai akhir bertujuh!" tegasnya.

.

.

.

Seokjin mencoba menghubungi Jungkook, tiba-tiba ia teringat ucapan Taehyung. Ia  juga mengingat ketika percakapannya dengan Yoongi tentang hubungannya dengan Kem.

Jungkook menghubunginya namun ketika dihubungi lagi ponselnya mati. Tampak terluka matanya ketika dirinya bercanda.

FLASBCAK ON

Seokjin masuk ke ruang latihan agensi, ia melihat sosok anak kecil yang duduk di ujung ruangan, di hampirinya lalu...

"Hai namaku Kim Seokjin."

Anak didepannya mendongak dengan malu-malu menyambut tangannya .

"Nama saya Jeon Jungkook."

Seokjin sempat seperkian detik terpana melihat matanya, mata anak rusa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seokjin sempat seperkian detik terpana melihat matanya, mata anak rusa. Tiba-tiba ingin melindungi dan menjaganya.

FLASBACK END.

Masih duduk di kamar Jungkook, memperhatikan kamarnya yang bersih dan terdapat beberapa koper.

Seokjin mengeryitkan dahinya, "Dia mau kemana?" gumamnya.

Diperiksa telepon genggamnya karena ada notif dari group. Mengapa detak jantungnya berdegup kencang?

Tidak ada balasan baik chat maupun teleponnya.

"Seokjinie... Appa dan Eomma ke Seoul hari ini kami ke rumah keluarga Namjoon."

Isi pesan dari Eommanya membuatnya heran, tidak seperti biasanya orangtuanya memberi kabar jika datang ke rumah Namjoon.

Ketika ia akan keluar dari kamar Jungkook, ia menendang sesuatu.

"Apa ini?"

Membaca label yang tertera, Tn. Jeon Jungkook lalu, tangannya bergetar.

Ia tidak buta, jenis obat itu dan untuk pasien apa. Dadanya sakit, sembari memegang obat yang ditemukan ia keluar menuju garasi.

Wajah kesakitan bersamaan mata terakhir yang terluka membayang di pelupuk matanya.

Rasa sesal, dan bersalah dengan janjinya sendiri membuatnya limbung..

"Jin hyung!"

Yoongi menopang tubuh limbung Seokjin, Hoseok, Taehyung dan Jimin yang berada di ruang tengah berlari  mendengar teriakan Yoongi.

"Ada apa?" tanya Namjoon yang baru datang.

"Jin hyung kamu...," Namjoon melihat botol yang ada ditangan Seokjin.

"Di... ma... na?" tanyanya terbata.

"Rumah orangtuaku."

"Aku kesana...," Seokjin akan berdiri namun ia limbung kembali.

"Jin hyung..."

"Namjoon-ah ada apa?" tanya Hoseok khawatir melihat keduanya yang meneteskan air mata.

Yoongi berinisiatif mengambil botol dari tangan Seokjin, Jimin, Taehyung dan Hoseok mengikuti Yoongi .

Taehyung terduduk lemas di lantai, "Tuhan.... aku cabut ucapanku...," teriaknya menyesal dan penuh penyesalan.

"Feelingmu kuat sekali eomma," batin Hoseok.

"Tuhan... tolong jangan bercanda? Tolong Tuhaaaaan," teriak Jimin.

Yoongi masuk ke kamarnya dan terdengar tangisan darinya.

.

.

.

 Jangan lupa vomentnya terimakasih 🥰🤗

💜💜💜💜💜

CINTA BODOHWhere stories live. Discover now