II8II

66K 2.1K 3
                                    

Selamat Membaca

~0~

Violyn memasuki Mansion Marquez dengan mengendap-endap. Keadaan Mansion yang susah sepi dan gelap membuat Violyn dapat bernapas lega. Ia menaiki anak tangga satu persatu sambil melirik-lirik sekitar berharap tidak ada yang melihatnya. Apalagi Violyn sadar jika dia lupa mengganti bajunya dengan dress coklatnya. Ia masih menggunakan dress hitam ketat tanpa lengan dibalut jaket hitam itu.

Sesampainya di depan kamar Bella, Violyn membuka pintu perlahan-lahan. Setelah masuk Violyn menutup pintu itu sangat pelan agar tidak membangunkan Bella. Walau keadaan kamar tampak gelap, ia yakin jika Bella sudah tidur melihat Selimut yang terlihat menutupi sesuatu.

"Huft.. aman " Violyn menghela napas lega karena berhasil masuk dengan aman.

Violyn memasuki walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Ia menggunakan piyama hitam pendek dengan outernya.

Setelah selesai mengganti baju, Violyn langsung menuju kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya. Ternyata meneror orang juga butuh tenaga. Tidak lama setelah itu Violyn benar-benar terlelap.

Tiba-tiba pintu kamar Bella dibuka Oleh seseorang yang tak lain adalah Bella dan Juga Kevanno. Ternyata sedari tadi mereka melihat apa yang Violyn Lakukan. Mulai dari masuk ke Mansion hingga masuk ke kamar Bella.

"Kucing nakal itu sudah tidur?" Tanya kevanno.

Bella menggoyangkan tangannya ke kanan kiri memastikan Violyn sudah tertidur apa belum.
"Aman pa, Vio udah tidur. Bawa gih" suruh Bella pada Kevanno.

Kevanno menuju pinggir kasur tempat Violyn Tidur. Dengan sangat hati-hati ia mengangkat Violyn ke dalam gendongnya. Merasakan Violyn sedikit bergerak, Kevanno menghentikan langkahnya sebentar membiarkan Vio kembali terlelap.

Melihat itu Bella ikut merasa tegang, takut jika Violyn mengamuk. "Hah... cepetan pa, keburu bangun Vio nya"

Kevanno kembali melangkah Keluar dari kamar Bella menuju kamarnya. Bella membukakan pintu untuk Kevanno agar papanya itu segera masuk.

Kevanno meletakkan Violyn di kasur dengan hati-hati. Setelah itu ia menyuruh Violyn kembali ke kamarnya.

"Kamu boleh pergi" pinta Kevanno.

Bella mengangguk sambil tersenyum, "Siap papa"

Setelah kepergian Bella, Pria itu Ikut berbaring di samping Violyn. Menatap wajah cantik itu lekat. Alis tebal, bulu mata lentik, hidung mancung dan bagian yang membuat candu bagi Kevanno sejak pertama kali mencobanya, Bibir pink tebal yang terlihat Seksi di matanya.

Di sela-sela tidurnya Violyn sempat bergumam yang membuat Kevanno terkekeh-kekeh.

"Kevanno bajingan! Duda brengsek! "

"Bahkan kamu menyebut nama saya dalam tidurmu heem.. kucing nakal"

Kevanno menyeringai menatap Bibir Violyn yang mengumpati dirinya.

"Hanya mengecup tidak masalah kan?" Gumam Kevanno pelan.

Pria itu memajukan wajahnya dan,

CUP

Kevanno kebali merasakan bibir itu yang sangat candu baginya. Namun kecupan itu tak berhenti sampai disitu, Lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi ciuman panas yang membuat Violyn terusik.

Gadis itu mulai menggeliat tak nyaman merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirnya. Kelopak mata itu terbuka sempurna dan melotot begitu melihat siapa yang berada dihadapannya saat ini.

Spontan Violyn mendorong Kevanno dengan sekuat tenaga yang membuat Pria itu terjatuh ke lantai.

"Shit!.. " Umpat Kevanno yang dapat di dengar Violyn.

Sementara Violyn bingung sekaligus panik dengan situasi ini. Bukannya tadi ia di kamar Bella, kenapa sekarang bisa di kamar pria ini? Violyn memeluk tubuhnya menatap Kevanno was-was.

Kevanno kembali menaiki kasur yang membuat Violyn bergeser menjauh.

"Jangan macam-macam om! " Desis Violyn menatap tajam Kevanno.

Kevanno justru tertawa melihat Violyn, Oh ayolah Violyn malah terlihat menggemaskan di matanya.

"Hanya satu macam, tidak masalah kan?" Balas Kevanno menyinggung senyum miring di wajahnya.

"Bajingan! Om brengsek!! Aku ini putri teman Om!" Maki Violyn geram.

"Kenapa mulut mu itu kasar sekali heem?" Kevanno mendekati Violyn perlahan.

Violyn yang terus bergser tidak sadar jika dirinya sudah diambang kasur. kalau saja Kevanno tidak menarik gadis itu ke dalam pelukannya, sudah dipastikan Violyn akan terjatuh.

"Hati-hati" Tegur Kevanno menatap lekat Violyn.

Violyn buru-buru melepaskan dirinya dari pelukan itu dan menjauh dari kevanno.

"Gak usah cari kesempatan dalam kesempitan !" Ketus Violyn menatap sinis Kevanno yang dibalas seyuman tipis oleh pria itu.

"Saya hanya menolong kamu loh, salah?" Balas Kevanno dengan wajah polo-polos minta di tampol.

Dalam hati Violyn berdecak kesal sekaligus marah, ingin rasanya ia menjambak rambut pria di depannya itu sekuat mungkin.

"Aku bisa laporin papi kalau Om coba ngelecehin aku!" Ancam Violyn yang di balas tertawaan Kevanno.

"Silahkan! saya tidak takut! Bukankah semakin bagus?" Tanya kevanno mendekatkan wajahnya pada Violyn.

Violyn memundurkan wajahnya kala wajah tampan itu semakin dekat. Kevanno terus memajukan wajahnya hingga tepat di telinga Violyn.

"Akan semakin bagus jika kamu mengadu, Maka Vian akan menyuruh saya untuk menikahimu atas dasar tanggung jawab" Bisik Kevanno dengan kekehan kecil khasnya.

Damn!

Sungguh Violyn tidak berpikir hingga kesana. Benar! jika ia mengadu pada papiya itu, mereka pasti akan dinikahkan. Oh shit! Violyn tidak mau itu terjadi. ia tidak mau menikah dengan pria di depannya sekarang.

"Sialan! Bastard! Fuck yo---"

CUP

Bibir Violyn lebih dulu di bungkam oleh kevanno dengan bibirnya. Kevanno mendorong Violyn untuk berbaring dan menindih gadis itu.

"Eem~le-lepas~Eeeeem~Ba-jingan!"

Erangan Violyn semakin membuat Kevanno bergairah. Pria itu mengunci tangan Violyn ke atas dan mulai mengabsen gigi Violyn satu persatu.

Sementara violyn terus memberontak agar Kevanno berhenti. Violyn tak menyangka Kevanno akan mendadak menciumnya seperti.Sungguh, Ia benar-benar hampir kehilangan oksigen karena pria itu.

Merasa Violyn kehabisan Napas, Kevanno melepaskan ciuman itu.

"Hah...hah..Om bajingan! Om Brengsek! hah..hah" Maki Violyn menatap tajam Kevanno dengan napas tersengal-sengal. Ia segera mengirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Itu hukuman buat kamu yang suka berbicara kasar di depan saya" Ucap Kevanno dengan suara rendahnya.

Setelah itu Kevanno menarik Violyn ke pelukannnya dan menenggelamkan wajah gadis itu di dada bidangnya.

"Tidurlah, ini sudah larut" Perintah Kevanno yang mau tidak mau violyn turuti. Padahal dalam hatinya Violyn sibuk mengumpati pria itu.

"Tidur kepala mu! gak sadar diri nih duda, gara-gara dia gue kebangun! gara-gara dia bibir gue ternodai untuk kedua kalinya. Dasar brengsek!! sialan! anjing! Bab-- Hoaam!" Batin Violyn kesal setengah mati lalu menguap. Lama kelamaan Violyn tertidur karena merasakan usapan lembut pada kepalanya.

Merasa deru napas Violyn yang mulai teratur, Kevanno meyakini bahwa gadisnya sudah tidur. ia pun berhenti mengusap kepala Violyn. dan Menatap lekat wajah cantik itu.

Cup

"Selamat tidur kucing nakal, semoga mimpi indah"

~0~

My Roomate is Duda √ [END] [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora