04

729 42 8
                                    

Hallo guys 👋

Gimana sama kabar kalian?

Alangkah baiknya sebelum baca untuk vote dulu ya ....

Happy Reading ✨

••••

"Aku lihat mereka, aku lihat apa yang mereka lakukan di kelas ini. Murid-murid dengan seragam sama kayak kita, tapi muka yang asing," jawab Rinjani.

Bulu kuduk mereka berdiri seketika, masing-masing mulai merinding dengan atmosfer kelas yang tiba-tiba dingin.

Tiara lantas memukul lengan sahabatnya itu, "kamu ini jangan aneh-aneh, deh. Masa ada hantu pagi-pagi gini." Gadis itu mencoba mencairkan suasana agar mereka tidak semakin takut.

Rinjani tidak menanggapi perkataan Tiara, gadis itu justru melangkah masuk kedalam dengan menghadap kearah papan tulis.

"Heh, gadis penakut. Bilang saja kalau kamu takut, kan. Kita-kita ini gak takut, lagian udah tau kelas ini ada hantunya masih aja sok-sokan berani!" ledek Kenzie pada Tiara dengan tersenyum remeh.

Tiara menatap sinis lelaki yang berdiri dihadapannya itu, gadis itu langsung melangkah masuk kedalam mengikuti Rinjani.

Rinjani hanya terdiam menatap papan tulis putih bersih dihadapannya ini, bukan hanya diam tapi Tiara juga.

Kedua gadis itu menatap satu-persatu huruf yang mulai ditulis oleh seseorang, mungkin mereka tidak melihat siapa yang menulis itu tapi Rinjani tau orang yang sedang menulis di papan tulis tersebut.

Kelas yang tidak pantas disebut kelas lagi. Mereka datang dan membuat kotor kelas kesayangan kami.

Sebuah tulisan yang membuat mereka mengernyit bingung. Namun, ada rasa ketakutan didalam diri mereka juga.

"Siapa yang nulis itu, Rinjani?" tanya Tiara.

Rinjani menoleh kearah mereka sekilas, lalu kembali menatap ke papan tulis. "Aku gak tau dia siapa, tapi dia kayaknya anak IPA. Muka dia juga cantik, gak kayak waktu itu aku lihat dia jalan disamping kamu," jawab Rinjani.

Tiara membelalakkan matanya, jadi gadis yang berdiri dihadapan mereka semua adalah gadis yang waktu itu ingin berjalan bersamanya menuju ruang kepala sekolah.

"Tapi, maksud dia tulis itu apa? Kenapa pintu ruangan ini juga terbuka? Bukannya harus dikunci?" pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan oleh Sagara.

"Disitu dia bilang mereka datang, itu artinya sebelum kita disini, ada yang udah masuk kelas ini. Tapi, siapa?" tanya Resya.

"Sabar, dia tulis lagi," ucap Devan.

Mereka kembali fokus menatap satu persatu kalimat yang ditulis oleh gadis itu.

Asrama. Kamar 24 lantai tiga.

"Kenapa ke asrama lagi? Kita, kan mau cari tau di lantai tiga?" tanya Kenzie dengan kesal.

"Heh, kuda nil! Kamu ini kenapa? Takut?" Tiara disampingnya menaikkan sebelah alisnya dengan tersenyum mengejek.

Kenzie menatap tubuh pendek itu, "aku gak takut, justru kamu yang takut!" balas lelaki itu.

My School Mystery Where stories live. Discover now