06

634 43 3
                                    

Hay guys 👋

Gimana sama part kemarin?

Alangkah baiknya sebelum baca untuk vote dulu ya ....

Happy Reading ✨

••••

Tiga hari telah berlalu, tapi tidak ada bukti apapun yang mereka dapatkan dari kamera yang disimpan di dalam ruang XII IPA 1 di lantai tiga.

Mereka memutuskan untuk mengambil kamera itu kembali, tetapi karena hari yang sudah gelap dan menunjukkan pukul 20.00 WIB. Niat ke atas langsung ter-urung begitu saja, mengingat kejadian yang menimpa mereka tiga hari yang lalu.

“Gak ada sama sekali bukti, yang kita dapatkan di dalam ruangan itu.” Resya menunjuk kearah laptop yang menunjukkan kelas yang kosong dengan penerangan yang minim.

“Eh, guys! Lihat itu ...,” Devan menunjuk cepat kearah laptop milik Sagara. “Itu Audrey, kan?”

Semua langsung fokus saat melihat seorang gadis dengan rambut panjang hitam, masuk dan keluar kembali.

“Dia ngapain malam-malam kesana?” tanya Tiara.

“Wah, nyalinya besar juga,” puji Kenzie, karena siapapun pasti akan takut kalau malam-malam melangkah sendiri menuju lantai tiga.

Tiara memutar bola matanya. “Gak mungkin dia sendiri, pasti ada orang lain yang nungguin dia diluar.”

“Apa kita ke sana aja?” usul Rinjani.

Lima remaja itu memutar kepala kesamping, menatap wajah Rinjani.

“Oke-oke aja, sih” jawab Sagara setuju.

OK, no problem. But, I'm afraid that what happened yesterday will happen again,” timpal Resya setuju.

Indonesian, please. It could be that there are people here who don't understand English!” ucap Devan dengan kesal.

“Kita ngerti kok, kalian ngomong apa,” sahut Tiara.

“Kalau kita ngomong mulu, yang ada kita gak bakalan ketemu Audrey!” hardik kesal Kenzie.

“Ya udah, ayo kita kesana!” ajak Tiara.

Enam remaja itu mengangguk, lalu keluar dari kamar asrama milik Sagara. Berjalan dengan mengendap-endap seperti maling, karena takut kalau ada yang melihat mereka keluar bersama seperti ini.

Pasti ada beberapa murid yang curiga, karena akhir-akhir ini mereka semua selalu bersama, padahal sebelumnya Rinjani, Tiara, dan Kenzie tidak begitu akrab dengan tiga orang tersebut.

Berjalan penuh kehati-hatian, sampai akhirnya menghirup udara bebas diluar asrama.

Tiara tersenyum saat melihat cahaya bulan malam ini, cahaya rembulan yang ia suka karena selalu membawa ketenangan untuk dirinya.

Bukan hanya itu, tapi menurut Tiara saat ia merindukan keluarganya. Dia akan mengadu pada bulan, dan menitipkan rindu pada mereka semua.

“Bulan purnama atau purnacandra adalah salah satu fase bulan di mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau dari matahari. “Purnama” berasal dari bahasa Sanskerta: pūrṇimā (पूर्णिमा),” celetuk santai Kenzie.

Ya, selalu pemuda itu yang akan mengajak Tiara untuk berdebat. Seperti beberapa hari yang lalu, tiba-tiba dia bertanya tentang sejarah peradaban manusia. Alhasil, hampir semalaman Tiara mempelajari materi itu hanya untuk berdebat dengan Kenzie.

My School Mystery Where stories live. Discover now