20: Permainan Takdir dan Semesta

101 37 7
                                    

BANDUNG, 21 SEPTEMBER 1999

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BANDUNG, 21 SEPTEMBER 1999

Brukk!

Suara gaduh yang memecahkan di setiap sudut ruangan, membuat sang empu terbangun karena suara yang bergemurau nyaring di telinga, dengan sigap ia terbangun lalu segera beranjak dari ranjang, untuk menghampiri suara kegaduhan tersebut.

Regas melihat Ruby yang sedang terkulai lemas di lantai, wajah nya terlihat pucat, kedua tangannya memegang kepalanya seperti menahan nyeri. Regas yang melihat Ruby seperti itu, dengan sigap Regas pun menghampiri Ruby untuk menanyakan apa yang terjadi pada Ruby.

"Ruby, apa kau baik-baik saja?"

Ruby yang mendengar suara pemuda yang sedang bertanya pada nya, dengan sontak ia melihat ke arah depan, karena tersadar itu Regas, Ruby pun memilih untuk terdiam seolah terlihat baik-baik saja.

"Ah ini, aku baik-baik saja"

Regas yang mendengar nya hanya bisa berdecak, melihat Ruby yang berpura-pura seperti itu.

"Jika kau baik-baik saja, tidak mungkin kau terjatuh begitu keras membuat suara kegaduhan di rumah ini, dan lihat pecahan gelas berceceran di lantai" Ucap Regas menyeloteh, sembari menunjuk ke beberapa pecahan beling yang berserakan di lantai.

"Aku tadi hanya ingin meminta minum saja, maaf jika tidak izin terlebih dahulu, dan tadi kaki ku terpleset membuatku terjatuh, maaf jika membuat kegaduhan seperti ini"

"Dan soal kepalamu? mengapa memegang kepalamu dengan kedua tanganmu? nampak terlihat menahan nyeri"

Ruby yang mendengar itu segera menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa ia baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja Regas!, tidak bisakah untuk tidak selalu menanyakan pertanyaan yang sama?"

Ruby jengkel karena Regas yang sedari tadi menanyakan pertanyaan yang sama padanya, padahal Ruby sendiri sudah menjawab nya bahwa ia baik-baik saja.

"Aku hanya bertanya Ruby!"

"Waduh, masih pagi sudah berisik, kenapa ini Ruby, Regas?" Tanya Anita, karena merasa suara antara keduanya yang terdengar berdebat sejak tadi.

Regas dan Ruby yang menyadari kehadiran Anita, dengan sontak mereka terdiam membeku. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Itu bu, tadi Ruby berniat untuk mengambil satu gelas air putih, namun Ruby terjatuh"

"Lain kali hati-hati nak, dan kau Regas mengapa sangat cerewet sekali seperti perempuan"

"Regas hanya ingin menanyakan saja bu, apa yang terjadi, namun Ruby nya saja yang negative selalu memakai nada tinggi, dan juga pemarah"

Ruby yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Regas, berdecak kesal karena menyebutnya dengan sebutan Pemarah, nyatanya Ruby itu penyabar tidak seperti yang Regas bilang, itu menurut Ruby.

RegastaraWhere stories live. Discover now