Part 19 - Ketagihan

1.2K 46 2
                                    

Masukan ke perpustakaan agar mendapat notifikasi kalau cerita ini update!
.
.
.
Follow IG, Wattpad, dan tik tok author agar tidak ketinggalan cerita terbaru lainnya.
.
.
.

Sore harinya setelah seharian istirahat di kamar, akhirnya kedua insan yang tengah berbulan madu itupun pergi jalan-jalan. Sebelumnya Evans mengajak Nara berbelanja baju-baju dan aksesoris couple.

Malam harinya mereka nongkrong-nongkrong sambil makan malam di malioboro. Evans juga menyewa jasa juru foto untuk mengabadikan momen indah itu kala dia dan Nara mengunjungi tempat-tempat yang biasa dikunjungi orang-orang saat berlibur ke Yogyakarta.

"Aku baru pertama kali ini tahu jalan sama cewek. Biarpun aku nakal, tapi aku belum pernah pacaran. Sekalinya punya pasangan malah langsung pasangan halal. Keren 'kan aku?" ujar Evans membanggakan dirinya, hal itu membuat Nara tertawa.

"Keren apanya, kamu dapat istri lewat jalur nyaris merampas kehormatan aja bangga." Nara mencibir Evans sambil tertawa.

"Kalau gak lewat jalur itu, aku gak bisa nikahin kamu. Emangnya kamu mau aku ajak nikah kalau tanpa insiden itu? Pasti kamu gak bakalan mau. Aku malah bersyukur waktu itu salah minum, karena jadinya dinikahkan sama kamu."

"Dasar, awas aja kalau kamu mabok-mabokan lagi."

"Enggak akan, ngapain juga aku mabok. Aku gak pernah minum-minum, Sayang. Waktu itu pertama kalinya aku dipaksa. Lagian sekarang ngapain aku mabok, minuman keras 'kan gak bagus buat kesehatan tubuh. Masih mending minum susu." Evans menatap Nara dengan tatapan mesumnya. Nara mengerti apa yang Evans maksud, karena selama ini pria itu tidak pernah meminum susu.

"Mesum!"

"Loh, gapapa dong, lagian udah ada ijin dari Negara dan punya label halal juga 'kan?" ujar Evans sambil menaik turunkan alisnya membuat Nara tidak bisa berkata-kata.

"Udah sih, mending kita pulang ke hotel, aku capek nih."

"Tapi malam hari ini aku minta tiga ronde, ya, Ra." Evans berbisik di telinga istrinya, mendengar hal itu Nara langsung melotot.

"Gak, aku capek, Vans."

"Hmm, ya udah deh, dua kali yah?" ujar Evans malah menawar.

"Enggak, Vans. Aku pengin langsung tidur, capek banget."

"Satu aja deh kalau gitu, boleh yah?"

"Vans ...."

"Hehe, iya deh, kita istirahat aja." Pada akhirnya Evans mengalah. Keduanya bergegas pulang ke hotel tempat keduanya menginap.

Evans benar-benar menepati janjinya, dia hanya tidur sambil memeluk Nara. Hingga akhirnya mereka bangun, dan Nara merasakan ada sesuatu yang keras menyentuh bagian bawahnya.

"Sayang, semalam kita 'kan udah istirahat sesuai keinginanmu. Pagi ini aku boleh melakukan itu yah? Aku sudah bersabar loh semalam." Evans dengan nafas berat memohon pada Nara.

Karena merasa tidak tega pada suaminya yang terlihat sudah sangat berhasrat, tentu saja Nara setuju.

"Iya, tapi kita mandi dulu."

Evans langsung bangkit dan menggendong Nara ala tuan putri, ia membawa Nara ke kamar mandi.

"Vans ...."

"Kita mandi bareng, Sayang."

.

.

.

(Part adegan dewasa dihapus, bisa baca lengkapnya di e-book, karya karsa, atau novel cetak)

.

.

.

Kira-kira sampai dua ronde mereka melakukannya di sana, setelah itu barulah mereka selesai mandi dan sarapan.

"Sayang, hari ini rencananya kamu mau jalan ke mana?" tanya Evans

"Ke candi yuk!"

"Ayo!"

Nara sangat senang karena meskipun Evans jauh lebih muda darinya, tapi pria itu tidak seegois itu. Pada kenyataannya Evans banyak mengalah pada permintaan-permintaan Nara yang bertentangan dengan keinginan Evans.

"Kamu gak ada rencana mau pergi ke mana gitu? Biar gantian, masa perginya ke tempat yang aku pengin doang terus."

"Keinginan aku 'kan cuma pergi bulan madu sama kamu dan melakukan malam pertama kita. Dan semua itu sudah terwujud. Jadi aku gak masalah mau pergi ke mana juga, asal bareng sama kamu."

"Bener loh yah? Jangan ngedumel kalau tempat-tempat yang mau aku kunjungi gak sesuai sama keinginanmu."

"Iya, Sayang, aku gak akan ngedumel."

"Makasih yah, aku gak nyangka kamu orangnya bisa ngalah juga. Aku kira menikah sama bocil harus makan hati terus. Karena aku kira kamu egois dan tidak mau mengalah." Nara tersenyum menatap Evans.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi suami yang baik buat kamu."

"Nanti kita makan di angkringan yah?" pinta Nara.

"Oke, Sayang, siap."

Hari ini juga Nara dan Evans menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Mereka benar-benar seperti pasangan muda yang dimabuk asmara. Mereka memakai baju dan topi pasangan, tidak lupa juga keduanya banyak mengambil foto diberbagai tempat yang mereka kunjungi.

"Vans, kamu gak capek?"

"Enggak. Asal sama kamu, aku senang bisa jalan-jalan gini."

"Kita kapan pulang ke rumahnya emang?" tanya Nara

"Kamu maunya kapan?"

"Ih, aku nanya sama kamu malah kamu balik tanya."

"Kalau kamu masih betah di sini, aku bisa urus supaya kita bisa tinggal lebih lama di sini. Soalnya aku juga senang di sini, karena kita bisa bebas ke luar dan bermesraan. Kalau di rumah, pasti kamu gak mau di ajak main dan mesra-mesraan di luar." Evans mengungkapkan perasaannya.

"Kita pulang sesuai rencana awal kamu aja. Hey, saat itu kamu 'kan masih sekolah, dan kamu muridku. Gimana sih."

"Berarti kalau sekarang udah boleh dong? Aku 'kan udah lulus."

"Hmm, gimana yah, lihat nanti aja deh."

"Kamu mah gitu, nyebelin." Evans merajuk seperti anak kecil.

"Ngambeknya kaya anak kecil, ih. Oh iya, lupa. Kamu 'kan masih bocil." Nara sengaja menggoda suaminya agar lebih merajuk, entah kenapa senang sekali menggoda Evans yang merajuk.

"Awas aja, aku bales kamu entar. Jangan harap kamu bisa tidur malam nanti."

Mendengar ancaman dari Evans yang Nara ketahui ke mana arahnya, hal itu membuatnya ketar-ketir.

"Dih, dendaman. Aku 'kan cuma bercanda, Vans."

"Biarin."

Saat mereka sedang bercanda di tempat parkir karena mereka bergegas kembali ke hotel untuk mandi dulu sebelum makan malam di angkringan. Tiba-tiba saja seorang pria menghampiri keduanya.

"Nara," panggil pria itu.

"Farhan ...." Nara kaget melihat orang yang ia kenal ada di sana.

Sedangkan Evans mengamati wajah pria yang ternyata saling mengenal dengan istrinya itu. Wajahnya terlihat familiar, Evans merasa pernah melihatnya di suatu tempat sebelum hari ini. Tapi Evans lupa pernah bertemu di mana dengan pria itu.

Suamiku Murid NakalkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang