Ada beberapa khayalan nakal berkeliaran di benak Andreas tatkala pertama kali bertemu dengan Vlora. Imajinasi itu berhubungan dengan sesuatu yang intim dan ketelanjangan mereka, tentu saja.
Rasanya manusiawi mengingat Andreas langsung tertarik pada keindahan kaki Vlora yang tersembunyi di balik celana panjangnya. Entah bagaimana ceritanya, tapi insting bicara dan ia yakin bahwa ada pesona yang Vlora sembunyikan.
Tak masalah tanpa rok pendek. Andreas percaya pada instingnya dan meyakini sesuatu. Yaitu, sesuatu yang disembunyikan selalu menjadi hal yang patut untuk didapatkan.
Persis dengan yang terjadi sekarang walau Vlora tak bisa dikatakan benar-benar menyembunyikannya. Sehelai gaun tidur bukanlah penghalang yang berarti.
Vlora menggeliat dengan teramat sensual. Layaknya penari yang mengikuti irama pemusik dan tubuhnya berombak dalam gelombang menggoda.
Itu adalah ketika untuk yang ke sekian kalinya mulut Andreas menyapa puting payudara Vlora dari luar. Basah dan hangat membungkus. Ia mengulum, mengisap, dan melumat. Berulang kali dan bergantian hingga rasa gelisah hadir mendera Vlora.
"Reas."
Andreas abaikan lirihan Vlora. Ia putuskan untuk menuruti hasratnya terlebih dahulu. Malam itu ia benar-benar ingin menikmati puting Vlora, entah mengapa.
Mungkin karena Andreas mendapati titik samar yang timbul dari balik gaun tidur Vlora adalah sesuatu yang seksi. Tak terlihat, tapi tampak. Ia menghadirkan kesan ada dan tiada yang menarik perhatian Andreas.
Alhasil inilah yang dilakukan oleh Andreas. Tak peduli sudah sebasah apa bahan satin tersebut, ia terus menggoda. Jilatan dan lumatannya menerpa Vlora tak putus-putus. Ia turuti desakan gairah dan ketika semua tak terbendung maka ia pun mengisap dengan sekuat tenaga.
Namun, itu bukanlah satu-satunya godaan yang Andreas lakukan. Tak hanya mulutnya yang menginvasi, melainkan jari-jari tangannya pun tak tinggal diam untuk melancarkan permainan yang nakal. Ia mengusap perlahan dan lantas memberikan cubitan-cubitan kecil yang sukses membuat Vlora menggigit bibir bawahnya.
Gelora memercik di sekujur tubuh Vlora. Ia gemetar dan kian merasa gelisah.
"Reas."
Suara Vlora kian memberat. Pengharapan tersirat nyata.
Andreas mengerjap dan tatapannya naik. Reaksi Vlora adalah bukti nyata bahwa godaannya berjalan dengan lancar. Hasilnya lebih dari berhasil untuk membuat Vlora mendamba.
Belum. Ini belum waktunya.
Keinginan Andreas belum bertemu dengan harapan Vlora. Masih ada hal-hal lainnya yang ingin dilakukan olehnya. Seperti penjelajahan pada kulit halus di sekitaran tulang selangka Vlora.
Andreas menabur kecupan-kecupan kecil di sana. Tanpa lupa memberikan kesan basah, ia terus meninggalkan jejak hangat di sepanjang kulit Vlora.
Terus. Lanjut tanpa henti.
Desahan Vlora terdengar memberat. Mata memejam dan jantungnya berdetak semakin kencang.
Andreas beringsut. Ia posisikan diri tepat di antara kedua kaki Vlora yang membuka dan lantas menindih.
Kali ini adalah daun telinga Vlora yang menjadi incarannya. Ia julurkan lidah dan jilatannya menyapa. Pun tak lupa memberikan gigitan-gigitan kecil yang sukses menerbitkan denyut tak berkesudahan di kewanitaan Vlora.
Rasanya sungguh amat menyiksa. Gairah itu tak ubah candu yang menuntut lebih.
Vlora kian mendamba. Kakinya naik dan mendarat di atas kaki Andreas. Disusul oleh tangannya yang lantas meremas rambut Andreas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY MARRIAGE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Andreas Cakrawinata nekat pulang ke Indonesia demi kabur dari pesta pertunangan...