"Sepertinya aku benar-benar tak bisa berdiri lagi. Ini ..."
Andreas berpaling dan melihat Vlora yang berbaring di sebelahnya. Ia bicara dengan mata terpejam.
"... persis seperti yang kau janjikan tadi."
Tawa Andreas spontan meledak. Ia terbahak dan sepertinya baru menyadari bahwa seharian itu ia jadi lebih sering tertawa.
Andreas beringsut. Dengan bertopang pada satu siku, ia ciptakan kesempatan untuk bisa memandangi tubuh polos Vlora. Atas hingga bawah, itu adalah godaan yang memaksanya untuk meneguk ludah berulang kali.
Agaknya Andreas tak akan mampu menahan diri. Bahkan hanya dengan melihat rintik keringat di kulit halus Vlora saja ia tergoda untuk menyentuh kembali.
"Jangan menggodaku lagi, Reas," lanjut Vlora seraya menahan napas. Tidak, ia tidak akan lepas kendali lagi hanya karena usapan Andreas yang menyentuh putingnya. "Aku benar-benar tak ada tenaga lagi sekarang."
Tawa bertukar seringai. Andreas kian mendekat dan ujung hidungnya bermain-main di rambut Vlora, lalu berbisik.
"Kau butuh waktu berapa lama? Tiga puluh menit? Satu jam?"
Vlora meremang. "Kau tidak serius bukan?"
Andreas tak menjawab. Matanya memancarkan sorot nakal dan Vlora melirik jam dinding dengan wajah horor.
"Setelah tadi? Bahkan sekarang sudah lewat jam makan malam."
"Kau butuh makan dulu?" tanya Andreas dengan mulut yang menggoda telinga Vlora, melumat. "Aku bisa menunggu."
Vlora buru-buru menahan Andreas. Tangan naik dan mendarat di dada Andreas, ia tak ingin cumbuan di daun telinga dan dadanya berhasil membuatnya hilang kewarasan lagi.
"Kau seperti maniak seks yang puasa berabad-abad."
Kekehan geli berderai tepat di telinga Vlora. Andreas menarik diri dan kewaspadaan Vlora menjadi hal yang ditatapnya.
"Kau ingat bukan? Minggu lalu aku tak bisa menyentuhmu."
"Ah, kau benar."
Penyebabnya adalah siklus bulanan. Andreas harus menahan diri untuk beberapa hari dan sekarang ia tak akan menyia-nyiakan alasan yang dimiliki.
"Lagi pula semua orang tahu kegilaan setiap pria yang baru menikah. Kau harus tahu kalau rasanya menyiksa karena harus menahan diri."
"Pria yang baru menikah?"
Andreas menangkap geli di pertanyaan Vlora. Jadi ia kembali mendekat dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin.
"Bukankah begitu?"
Bola mata Vlora berputar, lalu ia memejam. "Sepertinya tidak. Kita sudah menikah sekitar empat bulan."
"Oh," lirih Andreas pura-pura terkesiap. Kecupan-kecupan yang melenakan Vlora terjeda sejenak, lalu berlanjut kembali. "Benarkah? Kupikir baru kemarin kita menikah."
Payudara Vlora berguncang karena tawa. "Sudahlah, Reas."
"Apa yang sudahlah? Ciuman atau gurauanku?"
"Semuanya. Ciuman dan gurauanmu."
"Ehm."
Alunan dehaman Andreas menyalakan sirine peringatan Vlora. Firasat tak asing membangkitkan antisipasi.
"Seandainya kau mengatakan itu dengan lebih serius ..."
Dehaman berganti ucapan penuh percaya diri. Kali ini Andreas benar-benar meraih tubuh Vlora. Ia melumat dan leher Vlora pun menimbulkan jejak kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MARRIAGE 🔞🔞🔞 "Fin"
RomanceWARNING!!! 21+!!! Judul: SEXY MARRIAGE Genre: Romantis Dewasa Erotis Suspense (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "SEXY" ********************************* "BLURB" Andreas Cakrawinata nekat pulang ke Indonesia demi kabur dari pesta pertunangan...