32. Coach For Infinite E-sport!

815 46 11
                                    

Hallo!

Leci kembali Lagi😆

•••••

Happy Reading!

Sekitar jam empat sore, Lazu tiba di Gaming House, Infinite E-sport.

Saat masuk ke dalam tempat yang sudah amat familiar tersebut, Lazu mengernyitkan dahinya, kala menatap Yoga. “lo belum berangkat?”

“Belum, empat hari lagi baru berangkat, karena semua urusan gue udah kelar, jadi gue sempatin ke sini, buat ngeliat persiapan kalian.”

“Bagus, kebetulan banget hari ini gue mau ngenalin seseorang.”

“Siapa?” bukannya menjawab, Lazuardi malah tersenyum misterius.

“Tunggu aja, sebentar lagi sampai.”

Benar saja, beberapa saat setelah itu, seseorang lelaki bertubuh tinggi jangkung dengan mengenakan hoodie hitam—dengan kepala tertutup tudung dan mengendong tas hitam di punggungnya, berjalan masuk ke dalam  ruang tersebut.

“ini GH Infinite E-sport?”

“Iya, di sini tempatnya.”

Lazu mendekati lelaki tersebut, lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan lelaki tersebut. “Gue Lazuardi, atau INF Biru.”

Lelaki tersebut menyambut tangan Lazu, dia menatap ke seluruh anggota tim yang berada di sana, bermaksud memperkenalkan dirinya pada semua orang, “gue  Jonathan, atau LuckyBoy mantan Coach tim PROTECTOR, yang pernah masuk MDL dua musim yang lalu lewat jalur Open Qualifer, tapi kena degradasi season lalu. Jadi…season ini gue Free.”

Tidak hanya Yoga si mantan kapten, anggota tim lainnya juga menatap sangsi ke arah pelatih baru yang Lazuardi bawa.

Yoga langsung menarik Lazu untuk sedikit lebih jauh dari sana.

“Lo ngajak gue ke sini, terus bicara,  kesannya kayak ngak sopan, gue enggak enak sama bang Jon.”

“Lo kenapa ngajak dia? Kayak kenapa sih, milih dia?”

“Jaman sekarang nyari Coach mudah, tapi nyari yang punya pengalaman, berkompeten, dan GRATIS, enggak akan lo temukan lagi selain dia.”

“Hah, gratis?”

Lazu mengangguk, menepuk bahu Yoga, kemudian meninggalkan lelaki itu di sana dan menghampiri Jonathan. “lo tinggal di sini, kan?”

Jonathan mengangguk,  “Kamar buat gue, di mana?”

“Gio, tolong lo anterin bang Jonathan ke kamar yang biasa kosong.”

Gio menuruti titah Lazu, dan mengajak Jonathan untuk ikut serta bersamanya. “Oke, ayok Bang, ikut gue.” Jonathan mengekori Gio, untuk menuju kamarnya.

“Enggak mungkin gratis gitu aja, kan?” Yoga sepertinya masih tidak tenang.

“Hah, jadi itu…dia beneran gratis, Zu?”

“Ck! nggak lah, realistis aja. Gak mungkin gratis gitu aja, paling nggak ada kesepakatan khusus," sahut Raka, yang tiba-tiba sok tau.

“Dari tim, dia Cuma minta tempat tinggal berupa sebuah kamar aja, dia enggak minta digaji dan enggak perlu nanggung biaya makan ataupun biaya kebutuhan hidupnya.”

Yoga masih saja tidak percaya.
Tentu saja, paling tidak di dalam hidup ini ada yang namanya simbiosis mutualisme, tidak mungkin sekali kalau Jonathan tidak mengiginkan apa-apa, sedangkan dia membantu  mereka. “kesepakatan apa yang lo buat sama dia?”

Teman PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang