33. Result.

465 31 3
                                    

Hallo!

Leci kembali Lagi😆

Ketik 1
kalau kamu senang leci Update!

•••••

Happy Reading!

Alaska berjalan dengan gontai. Pandangannya menunduk ke bawah. Tangan kanannya memegang sebuah berkas yang membuatnya kehilangan semangat, semenjak keluar dari ruangan Dokter yang menangani anaknya.

Saat masuk ke dalam ruangan rawat Arunika, Istri dan semua anaknya menatap pada dirinya.

Alaska mencoba tersenyum, senyum paling palsu yang pernah dia keluarkan seumur hidupnya.

"Gimana Pi? Amankan? Nika udah bilang, Nika enggak kenapa-napa...." Arunika menatap Alaska dengan membalas senyum.

Alaska tidak mampu menjawab Arunika. Dia hanya meletakkan amplop yang berisi surat hasil uji laboratorium.

Tanpa banyak kata, Auriga langsung mengambil dan membuka surat tersebut.
Auriga membaca surah itu dengan serius, tanpa suara dan tak berekspresi apa-apa.

Setelah selesai membaca surat hasil pemeriksaan tersebut, Auriga menatap lurus adiknya, dengan mata sedikit berkaca-kaca.

"Gimana hasilnya Bang?" Bila masih penasaran akan hasil tersebut.

"Nika ngidap tumor...." Saat Auriga menunduk, air matanya jatuh.

Raga yang tidak percaya, langsung mengambil surat keterangan di atas meja dan langsung membacanya.

"Udah, jangan khawatir dan jangan takut, kita berdo'a saja semoga Arunika cepat sembuh. Selain itu, penyakit Arunika dikategorikan jinak dan presentase sembuhnya masih sangat besar...Papi akan cari rumah rumah sakit terbaik dengan dokter paling hebat. Arunika bakalan sembuh."

Bila menatap Arunika dengan menangis, kalaupun penyakit Arunika masih bisa disembuhkan tetap saja dia khawatir. Arunika pernah mengalami sakit, dan mereka tidak mengetahuinya...
"Nika kenapa enggak pernah ngomong kalau sakit? Kenapa Nika enggak pernah ngasih tahu Mami?"

"Mami, Nika enggak sakit, Nika masih bisa nahan sendiri, Nika enggak mau kalian repot dan khawatir... liat sekarang, kalian malah natap Nika kayak gini. Ini yang Nika enggak mau. Nika enggak mau dilihat sebagai seorang penyakitan."

"Bagian mana?" tanya Bila.

"Nika enggak kenapa-napa Mami...enggak sakit."

"Bagian mana, Arunika?!"

"Payudara sebelah kanan," jawab Arunika pelan, yang justru membuat tangisan Bila semakin kencang.
Alaska mendekati Bila lalu memeluknya, untuk menenangkan istrinya itu.

"Udah sayang, kamu yang sabar...Nika bakalan segera sembuh, ini cuma sakit biasa. Enggak akan ada hal buruk yang terjadi. Aku bakalan cari Dokter terbaik untuk nanganin anak kita."

Raga dan Auriga, juga berdiri di samping Arunika, dengan tatapan sedih-tatapan yang tidak Arunika sukai, karena justru membuatnya merasa buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang