4. Latihan Pertama

4 2 0
                                    

Kini, Calista bersiap-siap untuk mendapatkan pelatihan dari Zeryon. Dia menatap gurunya itu dengan penuh semangat, sementara Zeryon berdiam diri seperti sedang memikirkan sesuatu. Zeryon menyuruh Calista untuk pemanasan dan meregangkan otot tubuhnya terlebih dahulu. Calista segera menyanggupi perintah Zeryon yang pertama.

"Otot yang kaku, akan membuatmu kesulitan bergerak lebih bebas. Panaskan dan lancarkan aliran darah dalam tubuhmu sebelum mengeluarkan kekuatan. Pelan-pelan ketika memulai pemanasan, bisa saja kau cedera, terkilir, dan menjadi kelelahan saat salah sedikit saja," kata Zeryon selagi Calista sedang meregangkan otot punggungnya.

Calista mengangguk paham. Ia menyimak dan sangat hati-hati dalam melakukan peregangan itu. Ia menatap beberapa murid lain yang juga sedang melakukan peregangan. Akan tetapi peregangan mereka terlihat lebih ekstrim. Zeryon menyuruh Calista untuk melakukan gerakan ringan, karena Calista merupakan murid baru di sana. Calista juga agak sedikit bingung karena melihat semua murid Zeryon adalah laki-laki. Ia berkata dalam hatinya sendiri.

"Kalau kau sudah selesai, silakan beristirahat sebentar dulu," ucap Zeryon.

Calista lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Tugasmu selanjutnya adalah berlari mengelilingi kediaman ini sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan putaran."

Perintah Zeryon tersebut membuat Calista tidak bergeming. Zeryon tersenyum dengan seringai. Pria berambut pirang itu tertawa kecil, dan menepuk pundak Calista. Ia berujar, "aku tidak bercanda, itulah yang harus kau lakukan sekarang."

"Kalau kau tidak sanggup, katakan saja sekarang. Menyerahlah! Kalau kamu memang ingin menjadi kesatria, lakukanlah," lanjut Zeryon lagi.

"Aku akan melanjutkannya!" Calista berucap dan mengejutkan Zeryon.

"Aku akan mulai berlari! Kak Zeryon percayalah padaku!"

Zeryon menatap Calista dengan penuh keheranan. "Kalau kau ingin menyerah, tidak apa-apa! Katakan saja!"

"Kalau yang lain bisa, aku juga harus bisa," balas Calista penuh semangat.

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan berikan beberapa informasi dulu sebelum kau berlari. Kekuatan kakimu, itu sangat besar. Namun, kekuatan itu akan cepat terkuras, karena kakimu menanggung beban dari seluruh tubuhmu. Dapatkan pelajaran dari informasi itu!"

Gadis yang penuh semangat itu berpikir sesaat, lalu mengangguk cepat.
Calista mulai berlari. Ia menyiapkan seluruh tenaganya agar bisa melakukan putaran sebanyak sembilan ratus sembilan puluh sembilan kali. Calista pada awalnya merasa tak sanggup berlari sebanyak itu. Apalagi, kediaman Zeryon yang cukup luas membuat jarak tempuh berlari Calista cukup panjang. Luas kediaman Zeryon berkisar empat ratus meter persegi. Jadi, Calista harus menempuh jarak sekitar delapan puluh meter setiap satu kali putaran.

Baru sekitar dua puluh lima putaran, Calista mulai kelelahan. Ia berpikir sesaat, lalu bergumam, "jika aku berlari dengan kecepatan tinggi, maka itu akan menguras banyak tenaga. Aku susah mengambil napas. Hah, aku harus pelan-pelan. Kurangi kecepatan!"

Calista berlari dengan kecepatan pelan. Ia terlihat santai dan dapat mengatur napasnya kembali. Zeryon terus memperhatikan gerakan Calista.

"Calista! Tambah kecepatannya! Ketika bertarung, seorang kesatria harus bisa berlari lebih dari ini. Tambah kecepatannya lagi!"

Calista terkejut. Ia menatap Zeryon dengan penuh kebingungan. Jika ia berlari dengan cepat, maka energinya akan habis. Ia tak dapat menyelesaikan semua putarannya jika menggunakan kecepatan tinggi. Ini membuatnya sedikit tertekan dan ingin berhenti saja. Namun, Zeryon tiba-tiba muncul di hadapannya. Calista cukup terkejut dengan kecepatan Zeryon yang langsung datang di hadapannya.

Kesatria DandelionWhere stories live. Discover now