20. moon or name

855 50 69
                                    

suasana langit yang gelap tiba-tiba memenuhi pandangan, ada hawa dingin dan suara angin kencang yang terdengar, dari kejauhan terlihat ada seseorang yang berjalan mendekat dengan senyuman yang terlihat samar.

sosok pria tua berbadan kekar yang tersenyum tulus saat menatap, ditangannya ada sepotong roti yang cukup besar, dan pria itu mengulurkan roti itu seakan memberi.

ada perasaan ingin menerima sepotong roti itu, saat hendak menerima ada tangan kecil yang terlihat, ternyata itu adalah tanganku, tangan seorang anak berusia 8 tahun.

"ada apa Ann ?, ini makanlah." ucap pria itu masih setia mengulurkan roti.

aku menatap roti itu sejenak lalu beralih pada sosok pria tua itu, tiba-tiba saja perutku berbunyi, aku benar-benar lapar, tanpa basa-basi aku mengambil roti yang diberikan pria itu.

tapi saat aku menyentuh roti itu, tiba-tiba sosok itu menghilang menyisakan sepotong roti yang tergeletak dibawah begitu saja.

"darling..."

"darling... ?!" panggil sebuah suara dengan nada yang cemas.

seketika Ann terbangun tersentak, pandangannya sudah menangkap wajah Alva yang tampak khawatir, buru-buru ia bangkit saat sadar ia ada dipangkuan pria itu, saat bangkit ternyata sudah ada sang Bunda, Xici, Alza dan Nao disekitarnya.

"kenapa ngeliatin aku ?" bingung Ann saat melihat semua mata tertuju padanya.

"darling, kamu mimpi apa ?, ada apa ?" tanya Alva cemas.

"kakak ipar kenapa teriak-teriak, Xici jadi takut." ucap Xici dengan wajah khawatir.

"h-hah ?, teriak ?, kok bisa ?" tanya Ann balik bingung.

"Ann sayang, kamu mimpi buruk ya ?" tanya sang Bunda juga dengan wajah cemas.

bukan hanya Alva dan sang Bunda, bahkan Xici dan Nao juga ikut ribut menanyakan keadaannya, ia yang baru terbangun tenta saja bingung harus menjawab apa.

"nggak papa beneran, baru juga bangun kenapa udah ditanya begini." keluh Ann sambil memijat kepalanya pusing.

"Bunda bikinin susu coklat mau sayang ?, biar lebih enakan ya." tawar sang Bunda masih dengan wajah cemas.

Ann hanya bisa mengangguk mengiyakan, ia juga bingung dengan apa yang terjadi saat ia tidur, padahal ia tak merasa bermimpi buruk, hanya saja ia bermimpi...

"darling, kamu beneran nggak papa ?" tanya Alva lagi memastikan, tapi bukannya menjawab Ann justru menatap kesal pada pria itu, apa apaan dengan panggilan itu.

"ngapain manggil gitu anj- jangan aneh-aneh." ketus Ann kesal.

"loh, kan tadi udah janji manggil pake darling." balas Alva dengan wajah cemberut, Ann yang melihat itu tentu saja merinding.

"ogah, udah ah aku mau mandi, baru juga bangun udah di adepin sama yang aneh aneh, sakit kepalaku." ketus Ann lagi langsung bangkit dan pergi dari ruang tamu menuju tangga utama.

Ann berjalan menuju kamar dengan langkah yang cukup lebar, ia hendak segera mandi karena merasa gerah, bahkan keringatnya juga mengalir deras dan membasahi bajunya.

setelah sampai di kamar, Ann langsung melepas bajunya dan berdiri dibawa AC berusaha mendinginkan tubuhnya.

"darling !" panggil Alva yang baru menyusul.

Ann yang baru menemukan ketenangan tentunya terusik dengan panggilan itu, "jangan manggil gitu anj- geli."

Alva langsung cemberut mendengar itu, "tadi kan udah janji manggil darling." ucapnya dengan wajah melas.

My 2 little Stars (END)Where stories live. Discover now