46. lost: bad memories

497 50 41
                                    

"Autumn." panggil Ann saat ia melihat sosok pria tua itu sedang duduk dikursi pendek sambil memunggunginya dan terlihat sedang membersihkan sesuatu.

"oh Ann, sudah bangun ?, mau makan ?" tanya Autumn langsung meletakkan barang yang ia pegang, sebuah keliber tua dan kain kecil ia letakkan dimeja lalu menggeser semua itu.

Ann diam sejenak, "nggak, kamu lagi ngapain ?"

"hanya membersihkan senjata seperti biasa, ada apa Ann ?, ada yang sakit ?, mau kuganti perbanmu ?"

Ann menggeleng, ia menatap lagi senjata yang ada di belakang Autumn, saat melihat semua senjata itu, tentu Ann tau ini adalah senjata kesayangan pria tua ini, mungkin ia sedang merawatnya.

entah sudah berapa lama waktu berlalu, tapi Autumn masih menyimpan semua senjata tua itu, padahal sudah ada yang lebih bagus dan canggih dizaman sekarang.

"... ini laptop peninggalan papa aku, satu-satunya peninggalan orangtuaku yang bisa aku pegang, ..."

ah... benar, peninggalan adalah barang yang berharga, baru saja ia ingin mencibir pria tua itu, tapi tiba-tiba terlintas ucapan Nao tempo hari, sepertinya ia tidak perlu membuka suara lagi, tubuhnya masih terlalu lelah hanya untuk berdebat kecil.

"ada apa ?, mau bicara sesuatu, Ann ?" tanya Autumn pelan, tanpa sadar pria itu sudah menatapnya sejak tadi.

Ann menggeleng, lalu berjalan mendekat dan duduk di lantai disamping Autumn, ia bersandar pada tubuh hangat disamping itu sambil menutup matanya perlahan menikmati hawa nyaman dan aman yang keluar dari sosok itu, "jangan macam-macam, disini aja."

Autumn tertawa kecil, lalu beralih mengusap surai gelap disampingnya, ia mendekat dan mencium surai halus itu tapi tak lama senyumannya memudar saat ia mencium ada hawa dominan disana, hawa dominan yang terasa samar tapi jelas, tentu ia tau siapa ini.

sudah hampir 2 tahun ia tak melihat Ann, entah apa yang terjadi selama itu hingga tubuhnya berubah menjadi Omega, bahkan ada aura asing melekat sangat kuat bersamanya, tak bisa ia bayangkan apa saja yang sudah terjadi pada 'anak'nya ini.

"tenanglah, aku tidak akan kemana-mana." ucap Autumn pelan sambi mengusap lebih cepat hingga membuat Ann berdecak kesal karena rambutnya di acak-acak.

Autumn tertawa mendengar decakan itu, sepertinya kekesalan Ann sudah menjadi goal-nya sebelum berhenti mengusap rambut pemuda itu.

"baru kusisir brengsek."

"nggak papa, ntar diluar kena angin lagi-"

"nggak mau keluar." balas Ann cepat.

sontak ruangan itu hening, Autumn kembali menatap kedepan, mengambil kain lap dan senjatanya lalu mulai membersihkan lagi setiap sisi dan bagian-bagian kecilnya, ia berpura-pura tak mendengar ucapan barusan.

"nggak perlu keluar, disini saja, biar kugorok kepala siapapun yang berani mengganggumu." ucap Autumn dengan santainya sambil mengusap senjata ditangannya dengan kain.

Ann diam sejenak, ia baru sadar ternyata kata menggorok yang sering dan refleks ia ucapkan ternyata berasal dari pria tua ini, tiba-tiba ia kembali teringat dengan satu suara dihari itu.

"... yahh ilah ancemannya itu itu mulu, nggak ada yang lebih kreatif ato lebih serem gitu, sampe bosen ndengernya, iya nggak Akhtar ?, Ashter ?"

Akhtar... dan Ashter, seketika Ann teringat lagi dengan dua malaikat kecilnya, entah apa yang sedang mereka lakukan sekarang, ada rasa ingin tau yang dalam ketika mengingat nama kedua bayi kecil itu, atau lebih tepatnya ia rindu.

sudah hari kesekian Ann tak melihat dan mendengar suara mereka, sebagai 'ibu' tentu ia merindukan suara anak-anaknya, terbesit rasa menyesal sudah pergi meninggalkan kedua bayi kecil itu, tapi ia juga sangat enggan kembali sekarang, ia tidak mau bertemu sosok itu lagi.

My 2 little Stars (END)Where stories live. Discover now