chapter: 10

66 35 2
                                    

Happy reading

***

Minggu 22 Apri 2017
Los Angeles Amerika Serikat

Ruangan bernuansa purple masih terlihat gelap dan sunyi, si penghuni ruangan tersebut masih senantiasa memejamkan mata tanpa berniat membukanya, siapa lagi jika bukan Josselin, gadis berusia 22 tahun itu masih terlelap dalam tidurnya dengan dikelilingi boneka miliknya.

Tapi tidak berselang lama suara alarm berbunyi dan hal itu membuat Josselin membuka matanya perlahan, di raihnya jam weker berbentuk kelinci tersebut dan terlihat jam sudah menunjukkan pukul 06:00 AM yang menandakan jika pagi hari sudah datang.

Josselin meletakkan kembali jam weker tersebut dan merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku.

"Waktu terasa begitu cepat" gumam Josselin dengan suara khas bangun tidur.

Josselin beranjak dari ranjangnya dan menghampiri jendela. Dibuka nya tirai putih tersebut, memperlihatkan keadaan cuaca Los Angeles di pagi hari ini terlihat mendung dan berkabut.

"Seperti hari ini akan turun hujan, aku harus membawa mantel" ucap Josselin.

Dia membuka laci yang berada di dekat ranjangnya, dan mengambil mantel berwarna hitam dengan resleting di bagian depannya. Dia menyimpannya di atas kasur untuk mudah di lihat dan menghindari tertinggalnya mantel tersebut.

Mengingat hari ini adalah akhir pekan yang Josselin tunggu-tunggu dimana dia akan bertemu dengan keluarga Samuel, sedikit gugup tapi itu adalah hal wajar karena Josselin akan bertemu dengan orang penting di negara ini. Senyum manisnya tidak luntur menandakan dia tengah berbahagia.

Setelah selesai dengan acara mandi pagi Josselin segera bersiap untuk pergi ketempat kerjanya. Saat tengah sibuk berbenah tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tok-tok-tok

Josselin tersenyum, dia tau itu pasti Samuel yang mengetuk pintu, dengan cepat josselin berlari menuju pintu utama. Josselin membuka pintu tersebut dan menampakkan sosok pria gagah dengan kemeja putih tanpa jas hanya menggunakan jas saja tengah tersenyum padanya.

"Sam kau sudah datang?" Ucap Josselin seraya memeluk tubuh kekasihnya itu.

Samuel yang mendapat pelukan tersebut tentu saja membalasnya dengan sangat lembut, dan tak pernah absen Samuel selalu mengecup puncak kepala Josselin untuk menghantarkan rada cintanya kepada gadisnya.

"Aku datang untuk menjemput kekasihku" ucap Samuel.

"Kau selalu membuatku malu, ah ya apa kau mengingat sesuatu?" Tanya Josselin tiba-tiba.

"Sesuatu? Tidak, apa itu?"

"Kau selalu seperti itu melupakan hal penting yang sudah kau janjikan"

Samuel nampak berfikir sejenak dan tidak berselang lama otak nya langsung menangkap arah percakapan Josselin.

"Yang itu? Tentu saja sayang aku mengingatnya tidak mungkin aku melupakannya. Aku akan membawamu nanti jika kita sudah selesai dengan pekerjaan masing-masing, bagaimana?"

"Em aku akan menunggumu dan mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan orang tuamu"

"Kau berlebihan" timpal Samuel.

"Tidak, aku akan bertemu dengan orang penting jadi aku harus bersiap merubah diriku menjadi cantik"

"Kau sudah cantik sayang"

"Ck sudahlah kau selalu seperti itu"

Samuel yang mendengar hal itu tersenyum kecil. Lelaki jangkung tersebut masuk kedalam rumah Josselin dan mendudukkan dirinya di sofa yang hari kemarin ia duduki.

JOSSELIN [ON GOING]Where stories live. Discover now