chapter: 13

54 26 10
                                    

Happy reading

***

Sinar matahari masuk dari sela-sela jendela untuk menyapa dua insan yang masih tertidur pulas dengan saling memeluk. Samuel dan Josselin masih tertidur dengan posisi saling berpelukan sedari malam tanpa berubah, kenyamanan yang sudah datang selalu bisa mengalahkan waktu.

Josselin mulai membuka matanya perlahan saat merasakan sinar hangat menyapa kelopak matanya. Saat sudah sepenuhnya membuka mata pandangan pertama yang dia lihat adalah lelaki yang dia cintai yang masih terlelap dalam tidurnya.

Josselin tersenyum memandangi ukiran indah tuhan yang sangat sempurna, tangan kecil Josselin menyentuh pipi mulus Samuel yang terasa sudah mulai tumbuh bulu-bulu kecil. Hidung mancung bak perosotan, bulu mata yang lebat dan lentik, bibir tipis yang memiliki warna pink alami, siapa yang bisa menolak ketampanan pria seperti Samuel yang memiliki pahatan wajah yang seperti pangeran.

"Sudah puas memandangiku?"

"Astaga!! Sam!" Ucap Josselin yang terkejut.

"Sudah puas hm?"

"Sam s-sedari kapan kau bangun" ucap Josselin dengan gugup.

"Yang pastinya aku bangun lebih dahulu daripada dirimu"

"Tapi kenapa kau tidak membuka mata dan berpura-pura tidur"

"Entahlah firasatku mengatakan untukku tetap menutup mata, dan ternyata maksud dari firasat itu adalah kau memujiku dalam diam mu" ucap Samuel dengan mengelus pipi Josselin.

Josselin yang mendengar hal itu merasakan pipinya memanas, ia yakin sekarang pipinya sudah berubah menjadi merah tomat yang tentunya membuat Samuel tertawa.

"A-apa yang kau katakan, lepaskanlah ini sudah siang"

"Apa kau gugup?" Goda Samuel.

"Gugup? Untuk apa aku gugup"

"Benarkah?"

Samuel bangun setengah dari tidurnya, Samuel menatap Josselin yang berada di bawah, dan seperdetik kemudian Samuel naik keatas tubuh kecil Willona.

"Yak! Sam apa yang kau lakukan?!"

"Why? Apa kau takut denganku hm?"

Josselin yang melihat wajah Samuel yang berada di atasnya merasa takut, dia menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya untuk menghindari sesuatu, ia takut Samuel akan berbuat macam-macam kepadanya. Dan tanpa disadari mata Josselin terlihat berair dan bibir yang bergetar.

"Astaga sayang apa kau menangis?" Ucap Samuel yang langsung turun dari tubuh Josselin.

Samuel mencoba untuk mendudukkan tubuh Josselin, terlihat pundak gadis itu bergetar dan itu membuat Samuel terkejut sekaligus terkekeh geli

"Hei sayang jangan menangis" ucap Samuel.

"K-kau membuatku takut" ucap Josselin yang menangis.

"Sayang maafkan aku, sungguh aku hanya bercanda tidak bermaksud lain"

"Kenapa kau harus naik keatas tubuhku yang kecil sedangkan tubuhmu besar dan kenapa kau memasang wajah yang mesum" Josselin masih menangis dengan air mata yang sangat deras.

JOSSELIN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang