🐻Eps.19🦊

685 57 2
                                    

                Y/n mengecek lembaran undangan yang sudah siap dia bagikan ke teman kantornya.

Setengah waktu istirahat kerja dia gunakan untuk mengambil undangan yang telah jadi. Tak sabar melihat hasil dari undangan yang di desain khusus olehnya sendiri.

Cantik sekali sesuai dengan ekspetasinya. Dia mengulum senyum, ingin cepat memberitahu orang lain mengenai hari pernikahannya.

"Apa ada yang terlewat?" tanya Jungkook, sebelum adiknya keluar dari mobil.

Y/n menggeleng. "Sudah semua oppa."

"Apa kau memberikan undangan untuk Haechan juga?"

Y/n mengangguk ragu. "Rasanya tidak mungkin aku tidak mengundang atasanku sendiri di hari pernikahan ku."

"Tapi konteks Haechan di sini bukan hanya sekadar atasanmu saja, jauh dari pada itu, kau dan dia pernah bersama. Apa kau baik-baik saja saat memberikannya? Atau sebaliknya, apa Haechan baik-baik saja saat menerimanya? Dan memangnya kau bisa memberikan undangan itu langsung ke Haechan?"

Y/n terkekeh pelan. "Aku dan dia sudah lama berlalu. Jadi pasti tidak apa-apa." Y/n membuka pintu mobil dia pamit ke kakaknya. "Oppa, aku lanjut bekerja dulu ya."

"Iya hati-hati. Kabari aku kalau kau sudah pulang, atau Renjun tidak jadi lembur. Supaya aku tahu harus menjemputmu atau tidak."

"Aku akan mengganggu oppa kencan dengan trainee baru dari agensi mu itu."

Y/n menjulurkan lidahnya sebelum menutup pintu mobil.

Matanya menelusur mencari Hanni yang sudah bertukar pesan dengannya untuk menunggunya di depan kantor.

"Mana kopi pesananku?" Y/n menagih minuman titipannya ke Hanni.

Hanni tidak langsung memberikannya. Tangan wanita itu mengadah. "Aku minta undangan pernikahan mu dulu."

Y/n berdecak tapi dia tetap memberikan yang temannya itu minta.

Hanni memekik, respon yang sangat ekspresif padahal bukan dia yang menikah. "Cantik sekali. Seleramu memang yang terbaik. Mulai dari memilih pasangan hingga menyiapkan pernikahan mu sendiri."

Y/n tertawa pelan. Dia menyesap kopi yang sudah dibelikan Hanni. "Ayo kita ke cafeteria. Teman-teman dari divisi kita masih di sana 'kan?"

Hanni mengangguk. "Aku meminta mereka menunggu mu," ujar wanita bertubuh mungil itu, "akhirnya primadona kantor kita menikah juga. Aku pasti merindukanmu setelah kau tidak bekerja di sini lagi."

Y/n menepuk puncak kepala Hanni yang kini tengah memeluk lengannya. "Aku masih berada di Korea, kalau kau rindu dengan ku, kita bisa bertemu."

"Apa kau tidak ingin membujuk Renjun agar tetap bekerja di sini?"

Y/n meringis mendengar permintaan Hanni. Sampai detik ini saja dia bersyukur karena Renjun tidak memaksanya untuk keluar dari tempat kerja setelah Renjun tahu Y/n satu kantor dengan Haechan.

"Wah, sekretaris Jeon apa yang kau bawa untuk kami?" sambut teman divisinya yang menunggu kedatangan Y/n.

Dengan senyum sumringah Y/n mengeluarkan beberapa lembar undangan yang dia siapkan untuk teman-teman divisinya.

Sorakan yang menyiaratkan selamat tertuju padanya. Doa pun dipanjatkan agar semuanya berjalan dengan lancar sampai acara tiba.

Hanni dan Y/n membagikan undangan tersebut. Di tangan Hanni tersisa satu undangan.

"Y/n, sajang-nim tidak ada di sini," Hanni menunjuk undangan yang terdapat nama Haechan di tangannya, "mau aku yang berikan ke sajang-nim atau kau saja."

Obsessed » Haechan X You X Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang