Pengganggu

17 5 1
                                    

Wajar bukan? Kalau didalam sebuah novel ada antagonis yang ditujukan untuk mengganggu si tokoh utama? Di sinilah orang itu (di antagonis) benar-benar menjalankan perannya.

"Oh.. Jadi disini Gue— Eh! Lupa.. Jadi Aku harus ngelawan Irna? Oke. Nggak masalah."

Alexa.. Maksudnya.. Lisa, harus terbiasa menggunakan kata 'Aku' bukan 'Gue' karena biasanya Alexa yang asli seperti itu. Baginya, Alexa terlalu sopan kepada orang yang selama ini telah menghinanya.

Dari kejauhan, Alexa hanya melihat dan memperhatikan. Bagaimana si-Irna ini bertingkah di sekolah. Dan tentu saja saat ini belum waktunya baginya untuk mengambil tindakan.

"Ih.. Enggak kok.. Aku juga percaya kalo kalian pasti bisa.."

"Kamu baik banget deh. Aku jadi semangat kalo disemangatin sama kamu.."siswa yang sekelas dengan Irna itu terlihat ramah sekali.

Padahal Alexa tahu siswa itulah yang nanti akan menjadi bawahan di Irna. Dan tentu saja dia akan menjadi salah satu tokoh antagonis di sini. Tapi, sejauh ini Alexa tetap diam mengamati.

"Murahan.."Alexa melanjutkan makannya.

Alexa mengamati itu semua ketika dia sedang berada di kantin. Menyantap semangkuk bakso. Favoritnya. Walaupun biasanya dia lebih memilih mi ayam. Sayangnya mi ayam itu sudah habis ketika dia baru sampai di kantin.

"Hai Jack!"Irna melambaikan tangannya kearah Khai(mantan tunangan Alexa).

Saat Irna melakukannya, yang lain merasa dia sangat ramah dan imut. Tentu saja Alexa menganggap itu menjengkelkan dan membosankan.

"Oh, Irna? Kenapa Kamu disini?"Jack menoleh dan tersenyum ke arahnya.

"Hayo... Coba tebak Aku ngapain disini?"Irna meletakkan kedua tangannya dibelakang dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Sambil berkedip manis.

"Eum..."Jack melihat sekitar.

"Hihi.."Irna menutup mulutnya menggunakan salah satu tangannya.

"Aha! Pasti Kamu mau belajar?"Jack akhirnya menebak ketika matanya melihat kata perpustakaan di depan salah satu ruangan.

"Tet, tot."Irna mengarahkan telunjuknya ke depan wajah Jack dan menggerakkan telunjuknya ke kiri, ke kanan.

"Mmm.. Tuh! Aku mau ngelakuin penelitian."

"Oh.. Irna-ku emang paling rajin."Khai mengacak rambutnya.

"Mmph.."Irna menggeleng manja.

Banyak siswa yang melihat hal itu. Dan mereka semua merasa kalau Jack dan Irna adalah pasangan yang serasi. Mereka juga terlihat senang melihat itu.

Tanpa disadari, tiba-tiba Jack melirik Alexa dan tersenyum sinis. Alexa yang saat itu sedang menonton mereka berdua dari kejauhan pun juga melihatnya. Dan mereka bertatap mata sebentar. Sebelum akhirnya Alexa mengalihkan pandangannya malas.

"Cih! Ngganggu nafsu makanku amat."

"Eits! Mau kemana, Nona?"

Alexa yang saat itu akan bangkit dari tempat duduknya merasakan ada yang mengatakan bahunya.

"Kok Lo ngikutin Gue sih?!"Alexa berbisik kesal.

"Kenapa Aku nggak boleh ngikutin Lo? Makanya, jadi orang jangan cantik-cantik.."

"Iya, deh.. Si-paling ngikutin..."

"Lepas nggak?"

Alexa menunjuk tangan yang sekarang sedang berada di bahunya. Suaranya terdengar sedikit memaksa.

"Kalo enggak?"

"NAT..."Alexa hampir berteriak. Dia lupa kalau di sekitarnya sedang banyak siswi yang berkerumun. Dengan segera, Alexa mengambil satu tarikan napas dan menghembuskan dengan kasar.

Ketika Alexa ingin melepaskan genggaman tangannya dari bahunya. Tangan itu semakin mencengkram bahunya. Walaupun dia tidak merasa kesakitan, Alexa merasa sangat risih.

"Plisss.. Jangan ganggu hidup Gue!"

"Gue gak ngganggu Lo, Lex.. Gue cuman merhatiin Lo aja.."

"Sama aja! Gue nggak butuh perhatian Lo! Perhatiin aja tuh, sono! Irna yang sok caper tuh..!"Alexa merasa kesabarannya semakin lama semakin terkikis habis jika terus berada di dekatnya. Jadi dia memutuskan untuk segera pergi bagaimanapun caranya.

Merubah Takdir.Where stories live. Discover now