Skandal

13 4 3
                                    

Di sana, seseorang berjalan dengan anggun. Banyak orang berkerumun di sekitarnya. Mereka juga memberikan jalan bagi orang itu.

Terlihat cantik dengan baju berwarna putih. Topeng dan pita yang senada. Terlihat mencolok dan mempesona. Semua begitu serasi.

"Sepertinya Aku sudah menemukannya."Alexa tersenyum sinis.

"Apa yang Kau rencanakan?"

"Mana Aku tau? Aku tidak pernah membuat rencana. Hanya bertindak ketika diperlukan."Alexa mengangkat bahu.

Alexa kemudian bangkit dari duduknya. Dan mendekati kerumunan itu. Sebenarnya dia sedikit enggan meninggalkan sofa empuk itu saat ini. Entah kenapa Alexa sedikit lelah hari ini. Dia merasa lemas.

"Hai."Alexa melambaikan tangannya kearah Irna. Dia tersenyum ramah.

"Oh, hai. Kamu terlihat cantik mengenakan itu."Irna juga tersenyum. Mereka terlihat seperti malaikat hitam dan putih ketika mereka berdekatan.

"Terimakasih. Kau juga terlihat cantik."

"Gimana kalo kita kenalan?"Alexa tersenyum, mencoba mengungkap identitas asli Irna tanpa dia terlihat sengaja melakukannya. Karena di pesta topeng sangat tidak etis kalau membuka identitas seseorang.

Tiba-tiba, seorang pria berbaju putih mendekat. Dia meraih dan menggandeng tangan Irna. Dia memakai baju dan topeng yang seiras dengan Irna. Alexa yakin kalau orang ini adalah Jack.

"Maaf. Tapi, Kau ini siapa ya?"dengan cepat dia merubah arah pembicaraan. Sepertinya dia menyadari niat Alexa.

"Dia kesayanganku. Kenapa?"Alexa merasa ada yang meraih dan memegang tangannya.

"Oh, ya sudah. Ayo. Kita keatas."kata Jack kepada Irna. Jack memperlakukan Irna dengan lembut. Tidak seperti dia memperlakukan Alexa dulu.

"Ayo, kita lanjut duduk di sana."tunjuk Nathan pada bangku tadi.

"Why? Bosen, ih. Nggak mau! Mau cari suasana lain."Alexa bergidik.

"Oh, yaudah kalo gitu.. Ke ruang pesta aja gimana? Disana kan banyak kue?"dia tahu Alexa suka mengemil.

"Oke."Alexa tersenyum.

Lalu mereka berjalan beriringan. Memasuki gedung pesta. Walaupun mereka tidak bergandengan, semua bisa saja salah paham mengira kalau mereka pasangan.

"Calon ipar kah?"

Tanpa Alexa sadari. Sebenarnya kakaknya mengawasinya sambil bercakap-cakap dengan pasangan pestanya. Jadi, mungkin tindakannya ini tersamarkan. Apa lagi dia memakai topeng.

。◕‿◕。

"Eh, halo! Kita ketemu lagi nih!"Irna datang mendekati Alexa.

"Bukannya tadi Kau berada di ruang dansa?"

"Iya. Tapi, Aku sudah pindah kesini. Lagi pula di sana sesi dansanya akan segera berakhir."dia mengangkat bahu.

"Oh.."

"Kamu tau nggak sih? Eh?!"ketika Irna berjalan lebih dekat kearah Alexa, dia tersandung gaunnya.

Tentu saja. Alexa yang bisa beladiri menghindar. Dia mengangkat gaunnya dan berputar kesamping. Alexa khawatir, jus yang sedang dibawa Irna tumpah mengenai bajunya.

Tapi, keseimbangan Irna hilang. Tangannnya tidak sengaja meraih topeng Alexa. Topengnya terlepas.

Pyar!

"Lain kali, berhati-hatilah."kata Alexa datar.

Gelas yang Irna pegang terlepas dari pegangannya. Kerja gelas itu pecah dan menimbulkan suara yang cukup keras. Perhatian semua orang tertuju pada mereka berdua.

Sebelum Irna terjatuh. Alexa segara meraih tangannya yang terulur kebelakang. Dia tidak peduli kalau saat ini topengnya telah lepas.

"Terimakasih."Irna kembali menyeimbangkan tubuhnya dan berusaha berdiri tegak.

"Tentu."

"Ka-Kamu? Alexa? Ternyata itu Kamu?"

"Ya. Ini memang Aku. Memangnya kenapa? Dan, lihatlah. Sekarang Kau telah melepas topengku."dia menunjuk wajahnya yang sekarang tidak terlindungi topeng.

"Ma-maafkan Aku. Aku... Tadi, tidak sengaja berbuat seperti itu."

"Sebenarnya.. Aku masih ingin berada di sini dan memasukkan beberapa kue. Tapi, berkatmu. Moodku sudah hilang. Aku sekarang hanya ingin pulang."Alexa berbalik dan beranjak pergi.

"Tu-tunggu! Jangan pergi! Kumohon.. Atau Aku akan merasa sangat bersalah."pintanya kepada Alexa. Dia memegang tangan Alexa.

"Maaf tapi Aku—"ketika Alexa melepaskan tangan Irna, ada orang lain yang memegang tangannya.

"Kalau dia bilang jangan pergi. Artinya, Kau tidak boleh pergi. Paham?"Jack menatap Alexa, dingin.

Merubah Takdir.Where stories live. Discover now