Part 52

236 23 0
                                    

Di kamar chika...

Di kamar chika

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamar Chika

Ara sedang membersihkan dirinya di kamar mandi chika sedangkan chika sedang rebahan di sofanya. Ara duluan membersihkan dirinya karena tadi ia mendapatkan telpon dari kak anya bahwa mereka harus mengadakan rapat dadakan karena ada kendala di salah satu hotel milik keluarga dirgantara.

Meeting akan dimulai dalam 45 menit dan ara sudah selesai mandi dan memakai baju. Ara menghampiri chika yang sedang rebahan di sofa, kemudian membawa tubuh chika untuk bersandar kepada ara. Posisinya sekarang seperti ara memberikan back hug kepada chika. Kepala ara sandarkan di bahu chika.

"Sayang maaf yah aku harus meeting online dulu", ucap ara merasa bersalah karena rencana awal mau menghabiskan waktu dengan chika malah harus ada meeting mendadak.

"Iya gak apa-apa kok sayang", ucap chika sambil mengelus pipi ara.

"Ya udah aku mau mandi dulu bau badan aku", ucap chika berusaha melepas pelukan ara.

"Kamu gak bau kok, aku suka aroma kamu", ucap ara yang tidak melepas pelukannya dan mencium leher serta menghirup aroma tubuh chika.

"Ih ara jangan di cium-cium aku bau", ucap chika masih berusaha melepas pelukan ara.

"Enggak kamu gak bau kamu wangi. Udah gini aja dulu sampai waktu meeting aku mulai", ucap ara semakin mengeratkan pelukannya.

"Ya udah iya", ucap chika mengalah toh ia juga senang bisa bermanja-manja dengan ara.

"Sayang aku pinjam komputer kamu yah nanti buat meeting, boleh gak?", tanya ara.

"Boleh sayang apa sich yang enggak buat kamu", ucap chika.

"Ih sekarang jago gombal yah", ucap ara sambil membalikkan tubuh chika menghadap nya dan mengangkat chika untuk duduk di pangkuannya.

Chika langsung mengecup bibir ara tanpa aba-aba membuat ara mematung karena kaget. 

"Hei sayang", ucap chika sambil menepuk pelan pipi ara.

"Hah iya ya... kenapa?", tanya ara sedikit gagap karena masih kaget dengan perlakuan chika yang tiba-tiba.

"Hahahaha kamu lucu banget kalau lagi salting gini pipinya merah kayak tomat bicaranya pun jadi gagap gini", ucap chika sambil memperhatikan gerak-gerik ara.

Ara yang malu dan masih berusaha menetralkan detak jantungnya pun membenamkan kepalanya ke dada chika, menyembunyikan wajah nya di dada chika dan memeluk nya. Chika pun tersenyum melihat kelakuan gemas ara ketika salting. Tiba-tiba telpon ara berbunyi.

"Halo", ucap ara setelah mengangkat telpon masih dengan posisi memeluk chika yang berada di pangkuannya.

"Ra meeting akan dimulai 10 menit lagi yah, kamu sudah boleh masuk ke link yang aku kirim", ucap kak anya.

"Oke kak sebentar lagi aku join meeting onlinenya", ucap ara.

Panggilan pun terputus, ara kemudian mendudukkan chika di sofa dan berjalan menuju komputer chika. Ara pun menyalakan komputer chika dan join online meetingnya. Meeting akan dimulai dalam 8 menit, untuk kamera dan mikrofon belum ara nyalakan. Ia menuju ke tempat chika dan memegang pipi chika untuk menghadapnya kemudian ara mengecup bibir chika dan sedikit melumat bibir chika dengan posisi ara berdiri dan sedikit menunduk untuk mencium chika.

"Nakal yah kamu bentar lagi mau meeting tuh", ucap chika setelah ara menghentikan ciuman mereka.

"Gak apa-apa dong nakalnya juga sama pacar sendiri", ucap ara kemudian menoel hidung chika.

 "Awas aja kalau sampai nakal dengan yang lain", ancam chika tetapi itu malah terlihat imut di mata ara.

"Iya sayangku, aku meeting dulu yah. Habis selesai meeting kita bisa spend time berdua", ucap ara sambil mengelus rambut chika.

"Iya sayang udah sana udah mulai tuh meetingnya", ucap chika karena mendengar suara kak anya yang membuka meeting hari ini.

Ara pun menuju ke komputer chika dan menyalakan kamera serta mikrofonnya. Kurang lebih hampir 2,5 jam akhirnya meeting pun berakhir. Ara juga sudah menemukan titik kesalahan dan solusi dalam kendala yang terjadi di salah satu hotel miliknya. Ara juga sempat mengecek email yang masuk, ada beberapa laporan yang harus ara cek untuk meeting akhir bulan ini. 

Total hampir 3 jam ara mengerjakan pekerjaannya mulai dari meeting hingga pengecekan kerjaannya. Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya ara sedikit merengganggakn ototnya kemudian menoleh ke ara sofa ternyata chika sedang tertidur di sofa dengan buku novel diatas dadanya.

Ara menghampiri chika kemudian mengambil buku yang berada di atas dada chika dan meletakkannya di meja belajar chika. Ara pun mengendong chika ara bridal style menuju ke tempat tidur chika dan membaringkannya dengan pelan. Ara pun ikut membaringkan dirinya di samping chika dan menyusul chika ke alam mimpi.


Skipp...

Skipp...

Skipp...


Setelah tidur 4 jam chika lebih dulu terbangun, ketika terbangun ia merasakan seperti ada sesuatu yang menimpa perut. Setelah dilihat ternyata itu tangan ara yang sedang memeluknya. Chika pun merubah posisinya menghadap ara dilihatnya wajah damai ara ketika tidur.

"Keren banget sich pacar aku, tenang banget sich kalau lagi tidur gini", ucap chika sambil memindakan anak rambut ara kemudian mengelus pipi ara.

"Kayak gini terus yah ra, jangan berubah, jangan tinggalin aku. Pokoknya apapun yang terjadi kita harus selalu bersama", ucap chika masih setia mengelus pipi ara.

"Iya sayang aku pasti akan selalu bersama kamu disamping kamu selamanya", ucap ara tanpa membuka matanya dan memegang tangan chika yang berada di pipinya.

"Eh udah bangun toh", ucap chika kaget.

"Pokoknya kamu gak usah khawatir aku pasti akan selalu disamping kamu, mencintai kamu, menjaga kamu walaupun nyawa aku taruhannya. Seperti awal aku meminta kamu untuk menjadi pacar aku, kan aku bilang bahwa aku akan berusaha untuk menjadi lebih baik, menjaga kamu, menyayangi, mencintai kamu dengan sepenuh hati ku, dan aku akan berusaha untuk tidak menyakiti kamu. Kalau bukan kamu sendiri yang meminta aku untuk menjauhi kamu, aku akan selalu disamping kamu", ucap ara sambil mengelus pipi chika.

Chika terharu mendengarnya tanpa sadar ia meneteskan airmata.

"Hey jangan nangis sayang", ucap ara menghapus airmata chika yang jatuh di pipinya.

"Makasih ara aku gak akan pernah menyuruh kamu untuk meninggalkan aku. Aku gak akan bisa kalau tidak sama kamu ara. I love you so much", ucap chika kemudian mengecup bibir ara.

"I love you more chika", ucap ara mengecup bibir chika kemudian membawa chika ke pelukannya.






To be continue...


Cinta dan PersahabatanWhere stories live. Discover now