Satu Minggu berlalu, di tanggal 13 Oktober 2023, kedua orang tua dipertemukan untuk menentukan tanggal pernikahan dan kami langsung mengurus surat-surat KUA dan booking sana sini untuk pernikahan.
Setelah semua beres, kedua pihak keluarga mempersiapkan khitbah dengan sangat matang sekali. Sepasang pengantin baru ikut serta mempersiapkan khutbah keponakannya dengan Gus Al dengan baik sekali.
Rara, yang duduk di samping Bilqis, ia merangkul bahu Bilqis yang saat ini sedang bahagia sekali.
"Kakak, nanti Iqis mau curhat boleh sama kakak," ucap Bilqis tiba-tiba membuat Rara kaget.
"Boleh, dengan senang hati mendengarkan curhat Iqis," jawab Rara penuh ceria.
"Tapi, kalian pasti belum beristirahat dengan nyaman satu Minggu ini karena mempersiapkan dari ta'aruf sampai dengan khitbah. Maafin Bilqis ya Kak," ucap Bilqis penuh sesal di balik cadarnya.
"Siapa bilang Iqis, menyusahkan kita Dek," jawab Gus Yusuf mengusap punggung tangan Bilqis.
"Tapi, tetap saja kalian gak kasih Iqis, keponakan. Kalau gak tidur bersama," ucap Bilqis cemberut di balik kain tipis cadar Bilqis.
"Dek, kami akan menghabiskan malam bersama setelah kamu sah jadi istri Gus Al," Jawab Gus Yusuf.
"Hmm, kenapa harus nunggu Iqis sih sah dulu? Kenapa gak sekarang?" Ucapan Bilqis tidak dilanjutkan karena melihat Ning Husna berjalan ke arah mereka bertiga.
Rara, pindah posisi duduknya ke sebelah Bilqis. Awal duduk Rara di sebelah Gus Yusuf, ia tidak enak berada di posisi Gus Yusuf dan Husna. Bilqis yang paham apa yang dirasakan Rara maka ia merangkul bahu Rara.
"Sabar, ya kamu pasti kuat," bisik Bilqis di telinga Rara.
"Rara, gak seharusnya ada di posisi seperti ini Iqis. Rara jadi pengganggu kebahagiaan mereka berdua," jawab Rara bisik pula.
Gus Yusuf menyadari apa yang dirasakan Rara, meskipun ia setatusnya istrinya, tapi tetap saja jaga jarak antara dirinya bersama Husna.
"Jangan berkata seperti itu Rara, kamu sekarang tanggung jawab Kak Yusuf jadi jangan pernah kamu berpikir menjadi penghalang di antara mereka," ucap Bilqis menenangkan Rara yang sudah berkaca-kaca.
"Gus, boleh Iqis mengajak Kak Rara keluar dulu," sambung Bilqis izin kepada Gus Al yang masih setia menemani Bilqis.
"Boleh, bagaimana kalau kita pergi ke sana?" Jawab Gus Al melihat taman yang sangat indah di halaman belakang rumah Paman Anton.
"Hmmm, boleh nanti Iqis izin sama Paman, Bibi, Kyai, dan Ummi yah," ucap Bilqis berlari tapi keburu Gus Al melotot.
"Jangan lari nanti kamu jatuh," peringatan Gus Al.
"He he maaf Gus Iqis lupa."
"Hah!"
Gus Al dibuat geleng-geleng kepala melihat calon istrinya yang begitu polos.
🍀🍀🍀🍀
Di sisi lain ada pasangan suami istri yang sedang istirahat di kamar mereka. Kebetulan kamar Husna sama Gus Yusuf berhadapan ke taman belakang rumah mereka.
Gus Al memandang wajah cantik Rara, tersenyum lepas bersama Bilqis dan Gus Al, bersama salah satu Ustadz tampan.
"Mas, lagi lihat siapa sih kok serius sekali?" Ucap Husna memandang wajah tampan Gus Yusuf.
"Gak lihat siapa siapa kok," elak Gus Yusuf.
"Mas jangan bohong, Nana kenal baik Mas bagaimana," ucap Husna.
"Mas, lagi lihat Rara yah, dia sangat cantik kok, malah cocok bersama kamu Mas," sambung Husna lagi.
"Huuutttzzz, udah ya kamu istriku juga, kamu ibu dari anak kita. Mana Gus kecil," jawab Gus Yusuf.
"Mas, akan adil kan kepada, kami?" Ucap Husna menangis di pelukan suaminya.
"Mas, akan adil kepada kalian berdua," jawab Gus Yusuf tersenyum lembut.
"Mas, jangan pernah ceraikan kami yah, apapun keadaan ya," ucap Husna tersenyum."Tenang saja, Nana. Mas akan selalu bersamamu," jawab Gus Yusuf mencium kening Husna dengan lembut.
"Mas sayang Nana, kan?" Ucap Husna.
"Ya sayang Nana, selamanya," jawab Gus Yusuf dengan lembut.
"Mas, tapi mas juga sayang Rara kan?" Tanya Husna dengan nada cemburu.
"Iya, mas sayang Rara. Tapi, mas sayang kamu lebih. Rara hanya sepupu mas yang harus mas bantu." Jawab Gus Yusuf menenangkan istrinya.
"Mas, Nana, gak mau di bagi." Rengek Husna di pelukan Gus Yusuf.
"Haha... ya udah ya, jangan cemberut terus nanti cantiknya ilang. Iya mas hanya mencintai kamu saja. Oke kamu mau makan apa sayang?" Tanya Gus Yusuf mencoba menenangkan sang istri.
"Mas mau makan yang enak dan masak bareng mas," jawab Husna tersenyum lepas.
"Oke sayang, mari kita ke dapur. Biar kita masak bareng terus kita makan bareng. Iya," jawab Gus Yusuf menuntun Husna ke dapur.
Gus Yusuf dan Husna keluar dari kamar mereka. Mereka kemudian menuruni tangga dan berjalan menuju ke dapur.
"Eh, ada apa sih kok berdua keluar bareng?" Tanya Bilqis yang sedang berbincang dengan Rara di ruang tamu.
"Iya, kita mau ke dapur. Mau masak bareng. Kamu mau ikut gak Dek?" Tanya Gus Yusuf.
"Nggak Mas. Iqis lagi ngobrol sama Kak Rara. Nanti kalau udah selesai Iqis ke dapur ya," jawab Bilqis.
"Oke Dek, kalau begitu kita ke dapur dulu ya," ucap Gus Yusuf menuntun Husna ke dapur.
Bilqis tersenyum melihat perhatian Gus Yusuf kepada istrinya. Ia merasa bahagia melihat keharmonisan rumah tangga kakaknya itu.
"Kak Rara, kamu mau ngobrol apa sih sampai tertawa-tawa gitu?" Tanya Bilqis.
"Gak ngobrol apa-apa kok Iqis. Cuma lagi ngobrol tentang hal yang sepele saja," jawab Rara.
Bilqis memandang Rara dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Ia merasa ada sesuatu yang disimpan oleh Rara.
"Kak, kamu gak papa kan? Kok muka kamu kayak sedih gitu?" Tanya Bilqis.
"Gak papa kok Iqis. Cuma lagi sedih saja," jawab Rara.
"Tapi kenapa kamu sedih? Cerita sama Iqis dong," ucap Bilqis.
"Nanti ya Iqis. Setelah kita ngobrol bareng sama Kak Yusuf dan kakak Nana," jawab Rara.
"Oke deh, kalau begitu kita tunggu mereka ya," jawab Bilqis.

DU LIEST GERADE
Dihamili Anak Kyai
SonstigesBilqis seorang gadis remaja yang baru berumur 15 tahun yang dicintai oleh CEO muda sekaligus kakak iparnya.